Hallow!!
Kembali lagi dengan saya...Happy reading all 🤍
***
Aneh sekali, tubuh Rui rasanya ringan dengan penampilannya yang terasa begitu segar, nafasnya tak terasa tercekat, jantungnya terasa normal, matanya tidak buram dan rambutnya masih hitam pekat.
Pangeran berambut agak panjang itu menyusuri jalan setapak yang ia lihat, pemandangan putih dengan rerumputan lembut sebagai pijakan, suasana di sana terlihat putih karena lebatnya kabut. Suara kicauan dan beberapa hewan sempat terdengar, namun matanya tak mampu melihat sosoknya yang tertutup kabut.
Sudah hampir Rui berjalan entah apa tujuannya di tempat aneh itu, sampai kakinya yang tak berbalut sandal atau sepatu itu menendang benda melingkar hingga membuat benda itu terlempar agak jauh, Rui meringis saat kakinya terasa terluka, namun setelah dilihat, tak ada luka seperti biasanya, biasanya kalau dirinya terluka barang sedikitpun, luka kecil itu akan menjalar menjadi luka besar.
Di saat sudah sampai ke arah benda yang menggelinding itu, Rui meraihnya, melihat sebuah mahkota perak yang dihiasi bunga dan permata, di bagian kanannya terdapat ukiran berwana emas yang terukir cantik, ukiran itu membentuk simbol naga, dengan tulisan 'Monvil' di sana.
Rui menaikkan sebelah alisnya, dengan rasa penasaran, Rui meletakkan mahkota itu di kepalanya, seketika dengan tiba-tiba sebuah cermin antik besar berwarna emas yang besarnya hampir setubuh Rui muncul dihadapannya, kabut putih itu pergi berganti dengan asap hitam, rumput lembut yang ia pijak berubah menjadi genangan air berwana biru mengotori kaki putih nan mulusnya.
Rui mengelus pantulan wajahnya di cermin itu, entah kenapa air matanya tiba-tiba jatuh dengan perasaan gundah yang ia rasakan, nafasnya terasa tercekat kembali.
"Cucuku hebat juga, kau memang seorang monvil." mendengar ucapan seseorang yang tak ia kenali Rui refleks berbalik badan, menatap seorang pria tua dengan manik mata kuning bak ular, lehernya memiliki sisik seperti ular.
"A-nda siapa?"
"Aku kakek mu, Rui, Michael asgard eterna,"
"K-kakek?" beo Rui dengan perasaan was-was.
Keanehan tiba-tiba terjadi lagi, posisi mereka berdua tak bergerak sedikitpun, namun keduanya seperti di teleportasikan menuju suatu tempat, dimana di sana terlihat begitu sederhana, Rui terkesima melihat bangunan kerajaan yang jauh lebih besar dari kerajaannya, walau diselimuti oleh lumut, namun kesan mewah dan bangsawan masih sangat terlihat.
Rui di tuntun masuk, memasuki lorong kerajaan itu hingga tibalah dia di ruangan yang betul-betul membingungkan, ruangan kosong berkarpet merah, kursi singgasana di sana, dengan dua pilar yang menjulang tinggi keatas, ada lubang yang seharusnya terpasang sebuah permata kristal di sana.
For the FIRE of San'dluna
For the ICE of legternaDi sisi kiri, tempat permata kristal yang terdapat tulisan san'dluna berbentuk api dengan simbol burung Phoenix, sementara di pilar kanan tempat permata kristal yang terdapat tulisan legterna berbentuk kepingan es dengan simbol naga es.
"Aku tau cucuku seorang monvil, seorang dewa ke 1002," tutur sang kakek dengan seorang yang datang dan berdiri di sebelahnya.
"Apa maksudnya kakek!?"
Kakeknya menghampiri Rui, mengusak rambut cucunya itu dengan lembut, "dengar, kau pikir dengan apa seseorang bisa menjadi seorang dewa?" jawab sang kakek.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Drama Chapter : 2 KINGDOM [SEGERA TERBIT]
Fantasy[⚠️BELUM DI REVISI⚠️] 2 kerajaan yang tak pernah mengerti, tak ingin berdamai, padahal kalau mereka bersama, pengaruh negara eutemia pasti akan lebih tak terkalahkan