Hallow!
Kembali lagi dengakuh ESciut!!!Happy reading all 🤍
***
Hari mulai beralih dari sore ke malam, matahari perlahan terbenam, memperlihatkan matahari tenggelam yang begitu memanjakan mata.
Sore itu mereka berlima terduduk di balkon kamar Sho, merasakan semilir angin yang berhembus pelan, ditambah dengan suara dedaunan bergoyang menambah ketenangan.
Sesekali manik mata Sho menatap sendu kearah adiknya Rui, ada perasaan sedih, khawatir dan amarah yang berkecamuk tersirat di dalam hati juga pikirannya.
Saat itu Rui duduk dengan posisi menyandar di punggung tegap Crish yang sedang membaca buku tanpa merasa keberatan sama sekali, Rui akhir-akhir ini hobi sekali memakan apel merah.
Sho jadi bingung, apa dia jujur saja pada Rui mengenai fakta itu? Namun Sho sangat takut membuat adiknya itu sedih dan ketakutan, kepala Sho jadi berputar, merasakan pusing.
Langit semakin menggelap, menghitam, Kai memperhatikan betapa gelapnya langit yang hanya dihiasi bulan sabit.
"Ayo ke lapangan, aku ingin melihat bintang." Ajak Eugene tersenyum sumringah, menatap keempat adiknya dengan tatapan ceria.
"AYO! Aku juga mau!!" seru Rui juga tersenyum lebar, memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Kalian duluan saja."
"Tidak, kami jalan dengan mu," cegah Sho menggeleng cepat.
"Tidak, aku memaksa!"
Sho dan yang lain hanya membuang nafas pasrah lalu memangguk, menuruti ucapan Rui.
Semuanya satu persatu berdiri, melompat dari atas balkon, merubah wujud menjadi sebuah siluet, kecuali Rui anak itu turun tangga lalu berjalan santai menuju lapangan.
"Haa~ nasip ku menyedihkan sekali." ujar Rui pilu.
***
Eugene menyalakan dua lilin di sana, meletakkan di atas baru kecil yang ia temukan, saat itu keempatnya merebahkan diri sembari menunggu kedatangan Rui.
Merebahkan diri di hamparan rerumputan hijau dan lembut, di bawah langit berhamburan bintang indah yang mulai terlihat, langit hitam itu memunculkan aurora berwarna ungu, biru dan hijau indah.
Apa aku beritahu saja pada yang lain tentang hal menyangkut kematian itu? Ayah...
Sho terus bergelut dengan batinnya, mencoba meyakinkan diri apakah keputusannya benar tidak, di saat mulutnya menghembuskan nafas gusar, ia menatap ketiga saudaranya dengan niat ragu-ragu.
"Hei, aku ingin membicarakan sesuatu,"
Semuanya reflek memiringkan wajah, menatap Sho yang tertidur paling pojok diantara mereka.
"Rui-"
"AKU DATANG!!" teriak seseorang dari kejauhan, berlarian dengan tangan sebelah yang melambai, senyuman ceria tercetak jelas di wajah tampannya.
Sho langsung bungkam, jantungnya berdegup kencang, keringat dingin bercucuran, hampir saja Rui mendengar ucapannya.
Sho tidak tau, dibalik senyuman manis dan sifatnya yang ceria, Rui selalu menari di atas teater dunia eutemia sebagai orang yang pandai berperan dan berakting, orang yang selalu bersembunyi ketika menangis dan menguatkan diri kalau kematian bukanlah hal yang mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Drama Chapter : 2 KINGDOM [SEGERA TERBIT]
Fantasy[⚠️BELUM DI REVISI⚠️] 2 kerajaan yang tak pernah mengerti, tak ingin berdamai, padahal kalau mereka bersama, pengaruh negara eutemia pasti akan lebih tak terkalahkan