17. Surprise Attack #!!

214 18 0
                                    

!! Terdapat adegan kekerasan dan juga pelecehan,jika pembaca sensitif dengan isu tersebut tidak perlu dilanjutkan membaca, dan mohon jangan ditiru !!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

!! Terdapat adegan kekerasan dan juga pelecehan,
jika pembaca sensitif dengan isu tersebut tidak perlu
dilanjutkan membaca, dan mohon jangan ditiru !!

Perkataan Byron barusan berhasil membuat Abigail tidak bisa tidur, karena di dalam pikiran gadis itu sedang terjadi pergelutan antara kenangan Abigail di dunia lamanya. Kali ini Abigail jadi rindu dengan kegiatannya yang dulu, bukan cuman itu yang Abigail rindukan, dia juga merindukan kucing Mujaer kesayangannya, Ody.

Abigail menghelas nafas panjang untuk kesekian kalinya, rasanya Abigail ingin berteriak sekencang-kencangnya agar dewa di dunia ini bisa mengembalikan jiwanya ke tubuh asalnya. Tapi sepertinya itu hanya angan-angannya saja.

Tapi setelahnya Abigail jadi ingat sesuatu, dia ingat pesan dari mimpinya tadi siang, di mana dia harus bahagia terlebih dahulu agar bisa kembali. "Jika aku harus bahagia di sini, bukankah aku bisa saja malah tidak ingin kembali?" batin Abigail.

Abigail mengubah posisi tidurnya menghadap kasur Byron, terlihat Byron sudah tertidur pulas dengan posisi memunggunginya. "Ternyata dia sudah tidur nyenyak."

Perlahan Abigail bangun dari tidurnya, lalu menghampiri Byron. Saat dia melihat Byron yang sedang tidur itu, Abigail di buat kaget dengan apa yang di lakukan pria itu, "Bagaimana bisa dia masih menggunakan topengnya?"

Karena kasihan Abigail dengan perlahan menarik tali topeng Byron, saat akan mengambil topeng itu dari wajahnya, Byron tiba-tiba saja mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang. Abigail tentu saja terkejut, tapi karena pria itu tidak bangun, Abigail langsung mengambil topeng itu.

Setelah topengnya lepas, Abigail malah tertegun diam sambil menatap wajah Byron, "Tanpa sadar aku juga malah merindukan dia –akh bukan, lebih tepatnya kegiatan yang kita lakukan bersama di kantor."

Abigail duduk di pinggir kasur, "Aku akui, aku masih marah dengannya karena telah memecatku, tapi sepertinya aku harus melupakannya saja, siapa tahu aku akan tinggal di dunia ini selamanya..." entah kenapa perasaan pasrah mulai muncul di benak Abigail.

"Bisa saja aku memang tiada di dunia ku dan malah ke dunia ini kan? Astaga, aku mati setelah di pecat? Sungguh kematian yang konyol." Abigail beranjak dari kasur Byron, lalu kembali ke kasurnya mencoba untuk tidur.

Mendengar decitan dari kasur Abigail, dengan perlahan Byron membuka matanya, dia menoleh ke arah Abigail menatap gadis itu tanpa berkedip. "Jadi selama ini, kamu memang Abigail yang sama?" gumam Byron.

"Aku tidak tahu seberapa besar kesedihan dan amarah yang kamu pendam selama ini karena diriku yang lain itu, tapi jika kamu benar-benar tiada karena dia, tidak itu mengerikan." Byron menghempas jauh pikiran tentang kematian Abigail.

"Aku harus yakin kalau kamu bisa kembali, maka setidaknya aku harus berusaha membuatmu nyaman dan aman di sini..." batin Byron.

🪔

Abigail the MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang