Abigail mengeluh kesakitan, rasa sesak dia rasakan setiap kali Violetta menarik tali korsetnya. Di zaman ini, setiap wanita harus menggunakan pakaian berlapis, dan juga korset yang kencang.
"Ibu, ini sudah sangat kencang!" Violetta yang mendengar itu langsung menali tali korset itu, lalu menyiapkan luaran yang harus dipakai Abigail.
"Luar biasa, kamu sangat manis!" Violetta mengelus pipi Abigail dengan gemas.
Mendengar pujian tersebut jelas Abigail tersenyum, dia melihat pantulan bayangannya di kaca dan langsung setuju dengan pujian Ibunya itu, ternyata pakaian zaman dulu tidak buruk juga.
"Ody!" Abigail yang mendengar nama itu dipanggil Violetta langsung menoleh, mengharapkan sosok yang dia rindukan, tapi nihil bukan Ody yang dia kira yang muncul, Ody yang dipanggil Violetta adalah seorang pria.
"Adikmu sudah siap, kalian bisa berangkat ke kediaman Tuan Barrington."
"Baik, aku akan menunggu di kereta kuda..." melihat Ody tersenyum berhasil membuat Abigail merinding, entah dari mana pikiran ini muncul, tapi yang jelas senyuman Ody kakak Abigail sangat mirip dengan senyuman Ody kucing milik Abigail.
"Jangan-jangan Ody adalah reinkarnasi Ody tadi?" pikir Abigail.
"Kenapa malah melamun, sudah waktunya kamu berangkat! Ini tas mu, oh ya ibu juga menemukan lilin ini di laci meja belajarmu..." Violetta menyondorkan tas dan juga lilin itu pada Abigail lalu menemani Abigail keluar dari kamar mengantarnya keluar dari rumah mereka dan melepas kedua anaknya yang akan mulai bekerja.
Tak lama, Abigail dan Ody pun berangkat, selama perjalanan Abigail dan Ody hanya diam, saling melirik tapi juga canggung. Hal itu membuat Ody tidak nyaman, dan memberanikan diri untuk bertanya.
"Ada apa denganmu? Biasanya kamu banyak berbicara?"
Abigail tersenyum kikuk, pria itu tidak tahu saja kalau Abigail yang ada di depannya ini memang bukan Abigail yang dia kenal.
"Maaf, mungkin ini terdengar aneh, apa namamu benar Ody," Abigail berdeham, "Kak?"
Pertanyaan Abigail jelas membuat Ody bingung, "Ya benar, itu terdengar aneh. Dan namaku memang Ody, Odyssey Roswell."
"Wow, namamu benar-benar bagus, Odyssey sang Pahlawan Yunani." Ody yang mendengar itu mengangguk setuju, karena memang itulah makna nama miliknya.
"Jujur saja kamu terlihat aneh hari ini, tapi aku tidak masalah dengan itu, mungkin kamu sedang gugup saja." Abigail mengangguk setuju.
"Bagaimana ya, ini hari yang sangat penting bagiku, menjadi pelayan pribadi serta teman bagi calon ratu Sakaris merupakan tanggung jawab yang besar!" Abigail memulai peran barunya, bersikap layaknya Abigail yang dia baca.
Odyssey tertawa kecil, "Ya, baiklah..."
🥀🥀🥀
Akhirnya Abigail dan Odyssey sampai di kediaman Tuan Barrington. Dengan perlahan mereka berdua masuk ke rumah besar itu bersamaan dengan para pelayan baru Odette.
Abigail tidak tau harus melakukan apa, karena di ceritanya tidak ada asal mula pertemuan Abigail dengan Odette, hanya menceritakan kisah Odette dan Benedict, dan Abigail hanyalah karakter sampingan yang muncul beberapa kali.
Setelah sampai di kamarnya, Abigail harus membuat rencana, dan harus mencari tau bagaimana bisa dia masuk ke dalam cerita fiksi ini, serta caranya dia kembali ke dunianya.
Sejauh ini lilin yang ibu berikan membuatnya cukup penasaran, bentuknya memang berbeda dengan lilin yang dia punya dulu, tapi Abigail memiliki firasat kalau lilin ini memiliki hubungan dengan bagaimana dia bisa berakhir di sini.
Setelah lama diam, akhirnya Tuan Barrington dan Odette muncul, semua orang yang datang langsung memberi salam, begitu juga Abigail.
Tuan Barrington menyambut para pelayan baru itu dengan ramah, dia juga berterima kasih karena telah bersedia melayani putri kesayangannya Odette kepada para pelayan termasuk juga Abigail.
Setelahnya, semua orang di perbolehkan untuk pergi ke kamar mereka masing-masing, kecuali Abigail. Tuan Barrington dengan khusus mengajak Abigail berbicara.
"Sebelum menjadi pelayan pribadi putriku, aku ingin memberikan beberapa tes kecil untukmu..." Tuan Barrington memberikan sebuah catatan pada Abigail."Aku ingin tahu seberapa besar pengetahuamu mengenai laporan dan juga surat menyurat, jika sudah selesai kamu bisa menemuiku di ruang kerjaku..."
Abigail menerima catatan-catatan tersebut, dia menunduk hormat, mengatakan dengan senang hati dia akan mengerjakannya dengan baik dan tepat waktu.
"Ini mah easy, pekerjaan ini sudah menjadi kebiasaanku dulu..." pikir Abigail dalam hati.
"Kalau begitu kamu bisa undur diri, selamat beristirahat Nona Roswell..."
"Terima kasih, Lord Barrington..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Abigail the Maid
FantasiaBelum pernah terbayangkan tiba-tiba saja bangun di dunia novel online yang aku baca. Bahkan aku terbangun sebagai tokoh sampingan. Entah bagaimana caranya aku bisa terbangun di dunia ini, aku hanya berharap semuanya hanyalah mimpi. Yang mungkin meru...