9.Ultah 3

149 21 2
                                    


Zayyan menebak kalau Lexu ini pasti orang yang berada.
Di lihat dari style nya serta semua barang ber merk yang Lexu pakai, semua nya mahal.pasti stok lembaran kertas ber digit nya unlimited..
Anak orang kaya

Jika ada beberapa murid disini yang pergi pulang sekolah membawa Moge dan beberapa lagi mobil.
Itu sudah pasti Sing sahabat nya...
Dan Lexu salah satunya.

Seperti siang diHari sabtu cerah ini,
Sudah terparkir Xpander berwarna silver di depan gerbang sekolah.
Lexu yang biasa bawa motor besar ,kali ini mobil lah yang di kendarainya.

Menurut dabin karena akan menjenguk Sing kerumahnya,Lexu ber inisiatif membawa mobil.

"Cepet.... Naek.... " Teriak Lexu dari arah belakang kemudi,
Terlihat kepalanya menyembul dari kaca jendela mobil.

Boim yang sudah lebih dulu duduk didepan,di sebelah Lexu.
dan Zayyan menyusul duduk di barisan tengah.

"Dabin kamu di belakang,aku mau deket zayyan"
Seru Wain yang sedikit memerintah dabin. Tapi dabin menolak,
Dan berdebat lah kedua sahabat itu perkara posisi duduk.
Terlalu sering begitu,berselisih hal yang tidak penting.
zayyan sampai menutup ke dua telinga nya,tak tahan dengan saling argumen mereka yang tidak jelas habisnya.

"Ya sudah... Kalian kutinggal" Suara Lexu tegas dengan penekanan
"Zay... Tutup pintu nya"

"Eh.... Enggak dong, ikutlah.. "
Sungut dabin yang akhirnya mengalah,
Masuk ke dalam, ke bangku paling belakang.
Wain tersenyum senang merasa dia menang.

Duduk dibarisan tengah Wain langsung merangkul zayyan.
Kentara sekali kalo Wain gemash dengan mahluk berpostur sedikit mungil di sebelah nya itu.

Setiap kali melihat wajah Zayyan dengan mata nya yang bulat almond, tersenyum..
Seperti ada kebahagiaan dan rasa Damai yang ikut menyertai nya.
Pantas saja Sing seakan begitu ingin melindungi anak ini,karena Wain merasakan hal yang sama.

Mobil pun bergerak pelan,membelah keramaian jalan ibu kota.
Beberapa lampu merah sedikit macet karena siang.
Untung nya tidak harus lama memanjang di antrian barisan kendaraan.

"Cekrekkkk... " Flash cahaya kamera ponsel dari arah belakang terlihat jelas.
"Lihat aja Wain... Entar kukasih sing, biar kena tonjok"
Dabin terkekeh memperlihatkan hasil fotonya yang tampak jelas Wain merangkul Zayyan dari belakang.

"Heeeeeeeh... " Wain tampak panik,beringsut dari duduknya berusaha merebut ponsel yang dipegang dabin.

"Hapus enggak... ! "Teriak wain"aku yang bakalan nonjok,kalo itu enggak dihapus"

Dabin hanya menjebikkan bibir nya,semakin mengolok olok .berujung mereka kembali ribut di dalam mobil...
Wain berdiri menghadap kebelakang,berusaha meraih apapun agar ponsel itu bisa ditangannya.
Tapi dabin pintar berkelit.

Zayyan cuma menghela nafas panjang, mesti sabar tingkat dewa dewi punya temen model an dua orang ini.

"Kalian akan ku turunkan.... "Lexu kembali ber seru lantang,suara kerasnya bahkan membuat zayyan Bergidik.
" Jadi berhentilah berlaku seperti anak kecil"

Ajaib nya ke dua bocah besar itu langsung diam,kembali duduk manis. Meski Wain sempat mengepalkan satu tangan nya ke belakang,namun suasana mobil kembali hening.

Zayyan pun tertawa geli.
Lexu sungguh luar biasa,Zayyan kagum dengan teman sing satu ini.
Dibalik sikapnya yang sedikit kaku dia punya jiwa Leader yang di segani.
Pantas saja dia terpilih jadi wakil ketua OSIS sekolah.

Padahal yang memegang peranan dalam organisasi terpenting di sekolah itu hanya boleh kakak kelas dari tingkat XII dan XIII.

Entah pertimbangan apa sehingga guru meloloskan pencalonan Lexu saat pemilihan.

Relationship Brothers(Zaysing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang