20.Rumit

181 27 6
                                    

Liburan yang terlewat satu Minggu

"Terimakasih......"

"Selamat menikmati"

"Selamat datang"

Beberapa kalimat pendek itu terus berulang di ucapkan setiap kali pelanggan datang dan pergi ke Toko kuenya.
Zayyan dengan senang hati melakukan nya sebagai bentuk pelayanan dirinya kepada semua pengunjung di toko milik ibunya ini.

Sudah genap satu Minggu ini Zayyan menghabiskan hari libur sekolah nya dengan ikut menjaga di toko.
Satu pegawai ibunya yang double skill membuat kue juga sekaligus terjun langsung melayani pembeli kadang kewalahan di saat toko sedang ramai.

Ibu nya belum sanggup jika harus menambah satu pegawai lagi.
Karena pasti akan ada pengeluaran yang lebih dari seharusnya.

"Nak..... pulanglah,kamu pasti Capek"seru Bu Tia dari meja kasir,sejak pagi Zayyan di toko membantu nya dengan ramainya pengunjung anaknya itu pasti sangat lelah.

"Sekalian toko tutup buk"

Ibu nya mengangguk, untung nya hari sudah menjelang petang.
Jam di tangan nya sudah menunjukkan pukul 04.15 Wib, sebentar lagi toko tutup.

"Apa kau tidak punya kegiatan lain selama liburan ini,hmmmmm?"tanya buk Tia

"Kau bisa pergi dengan teman-teman mu"

Bu Tia merasa bangga anaknya mau mengisi kegiatan liburan dengan membantu nya.tapi ia juga ingin anaknya menikmati waktu libur nya.
Karena harus nya anak remaja seusianya sedang asyik menikmati
Waktu bersenang-senang,bukan sibuk mencari uang.

Tapi anak lelaki nya ini hanya merespon dengan tersenyum kecil.
Baginya liburan di manapun sama saja membutuhkan dana, sedang kan ia sendiri sedang giat menabung untuk biaya kuliahnya nanti.

Impian dan cita-cita nya tinggi,tapi berat jika semua harus dibebankan pada ibunya.

"Lebih asyik jadi pelayan di toko ibu, dapet jajan dan kue gratis"

Ibunya tertawa renyah mendengar celoteh anak semata wayangnya.
Zayyan selalu membawa suasana ceria untuk nya kapanpun dan di manapun.
Bu Tia begitu bahagia memiliki Zayyan dalam hidup nya.

"Ibu tidak usah khawatir.....aku lebih senang begini dari pada waktu ku habis percuma"jawab Zayyan kali ini terkesan bijak

"Lagipula setiap pembeli yang ramai datang aku jadi semangat, mungkin suatu saat nanti aku bisa belajar dari usaha ibu dan membuka bisnis ku sendiri "

Ibunya mengelus tangan Zayyan yang duduk disebelah nya
"Iya.....ibu doakan semoga semua keinginan dan impian mu tercapai"

Zayyan meng aminn kan setiap doa ibunya, satu-satunya wanita yang menjadi penopang dalam setiap segi kehidupan nya.

Suara ponsel berdering nyaring dari laci meja mengalihkan perhatian Zayyan.
Di bukanya laci bagian bawah tempat ia meletakkan ponsel nya, seseorang menelpon nya.

LEO

L: Hai Zayyan.....apa aku mengganggumu?

Zayyan menggeleng sejenak,

Z: Tidak.... kebetulan tokoku sebentar lagi tutup.

L: Oh....baguslah.aku akan kesana menjemput mu.bersiaplah...

Z: Kita mau kemana?

L: Aku akan memberitahunya nanti,bersiaplah aku sudah di jalan.

Ponsel dimatikan sepihak dari seberang sebelum Zayyan sempat menjawab.
Ia termenung sejenak,ia belum mengatakan setuju dengan ajakan Leo.

' Ini pemaksaan '



































Relationship Brothers(Zaysing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang