26.Rahasia

167 21 8
                                    

Sejak awal cerita ini genre bromance ya..

Tapi tergantung kalian yang baca

boleh menilai tergantung deskripsi

Masing-masing.

Untuk bab ini tahan nafas dulu karena

Sedikit ekstrim.























































Sejak pagi Zayyan sudah sibuk di rumah.menyapu lanjut mengepel lantai yang memang selalu bersih mengkilap karena ibu nya yang tidak pernah membiarkan ada noda sekecil apapun menempel.

Selesai dengan itu Zayyan melanjutkan kegiatan nya di dapur.di sini ia agak sedikit bingung apa yang bisa di masak ,jika menyeduh mie instant atau sekedar omlet telur mudah bagi nya"

"Masak saja yang kamu bisa,ibu akan tetap memakannya"

Jawab ibu saat Zayyan bertanya ingin makan apa hari ini.
Bu Tia sakit sudah dua hari ini, mungkin tubuhnya yang mulai memasuki pra 40 tahun.sendi nya mulai mengalami bermacam keluhan ditambah kegiatan nya di Toko dari gelap menjelang petang, tubuhnya mungkin butuh istirahat sejenak.

"Ibu nggak apa-apa"

Selalu begitu ibunya selalu bilang bahwa semuanya baik-baik saja, padahal Zayyan sudah panik kesurupan melihat ibunya di malam menjelang, tubuhnya tersungkur ditanah jatuh saat turun dari motornya.

"Cuma Rhematik minum obat juga sehat"

Ya Zayyan akan selalu meng iyakan ibunya tidak ingin ia khawatir.
Cinta ibu padanya tidak perlu di ragukan dan baktinya pada Ibunya akan ia buktikan dengan semua pengabdian nya sebagai anak yang mandiri yang mengikuti semua nasehat wanita tercinta nya ini.

" Kenapa belum siap,kau bilang punya janji sore ini? "
Tanya ibunya yang sedang menyeruput teh hangat buatan Zayyan di teras depan.

" Aku akan telepon Sing nanti, lebih baik aku jaga ibu saja "
Tentu saja bagi Zayyan ibu lebih penting dari segalanya

Tapi ibunya malah senyum-senyum jika Sing bilang Senyum nya seperti candu mungkin itu diturunkan dari ibunya karena Zayyan yang selalu suka melihat manisnya sebaris lengkungan itu dari wajah ibu.

" Pergilah ibu sudah sehat,lihat ini "
Tukas ibu yang meluruskan ke dua kakinya, karena semalam sempat kesulitan berjalan.

"Nanti jatuh lagi siapa yang mau menolong? "

Ibu menarik punggung tangan Zayyan, mengelus nya lembut.

"Anak ibu yang paling bisa ibu harapkan kamu sudah besar.ibu juga semakin tua,ibu senang Zayyan jagain ibu terus tapi ibu Nggak mau kalau gara-gara ibu kamu jadi menghabiskan waktu di rumah saja.sesekali bermainlah bersama teman-teman mu, pergilah "
Ucapan ibunya sungguh menyakinkan, Zayyan juga ingin pergi tapi ada keraguan yang sedikit mengganjal.
Bukan hanya karena ibunya yang sakit tapi entah mengapa hari ini seperti menjadi berbeda untuk nya.

Tapi ibu yang baik hati ini tak henti nya menyuruh Zayyan pergi

" Ah baiklah ibu lebih suka aku pergi ya " celetuk Zayyan dengan tampang merajuknya tapi dalam hatinya tentu senang ibunya begitu pengertian.



























" Padahal aku sangat berharap kau tidak jadi pergi saat semalam kau bilang mama sakit"
Ucap Sing pada Zayyan yang masih setia berdiri di sebelahnya padahal flash kamera sejak dari tadi menangkap tubuh sing dengan beberapa pose foto bersama beberapa gadis.

Relationship Brothers(Zaysing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang