38.Endless Love

174 20 4
                                    

Di sela seperti tiga malam

Ketika aku mengadah

Meminta doa yang di ijabah.

Bahwa satu takdir kita

Aku dan kamu tak akan pernah bisa

Melangkah dalam satu jalan

Meski kita sama tujuan

Tapi Rumah kita berbeda.

Maka di satu ratapan ku meminta

Meski dimensi ini kita terpisah

Tapi cinta ini yang ada abadi

Di dalam ruang dan waktu.





















Pada baris anak tangga yang berdebu juga pada bagian kaca yang berulang kali di bersihkan kembali partikel halus dari jalanan melayang menempel lagi di bagian yang sama,musim panas kali ini cukup panjang.
Semua terasa gersang hingga sedikit saja angin datang selalu membawa semua debu halus yang bertebaran ke segala arah.

Sing sudah berulangkali menyapu bagian teras dan anak tangga ,bahkan kaca besar depan yang  tampak dari dalam sebuah ruang duduk berupa cafe sudah ia bersihkan dengar kanebo untuk yang ke tiga kalinya.

" Tinggalkan saja,ini sudah malam kau bisa lanjutkan lagi besok sing "

Itu ucapan hyunsik sejak beberapa menit yang lalu setelah akhir nya pemilik cafe itu pulang duluan.
Sing merasa beruntung saat Gyumin menawarkan dirinya untuk bekerja sebagai waiter di cafe milik kakaknya.

Ia butuh banyak biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari nya yang cukup besar.sing tidak bisa lagi terus-menerus memakai uang tabungan karena kelamaan akan habis,setidaknya bekerja di sini ia punya penghasilan untuk dirinya  sendiri.

Setelah semua isi ruangan besar itu di bereskan sing bergegas mengambil travel pouch milik nya dan segera mengunci semua pintu tempat itu.ia yang paling terakhir pulang karena begitu cafe tutup ia terlebih dulu membersihkan dan merapikan semuanya agar besok ia tidak kesulitan lagi.

Melompat menuruni anak tangga yang hanya berjumlah dua baris Sing melanjutkan langkah nya menyusuri trotoar jalan yang mulai sepi.tentu saja ini sudah jam 9 malam,di kota yang cukup besar tapi aktivitas nya tak lebih seperti keadaan desa.
Sing sengaja lebih memilih berjalan ketimbang membawa motor besar nya,jarak yang cukup jauh tidak menyulitkan karena setelah hampir satu bulan ia bekerja kini sudah mulai terbiasa.

Saat pagi ia akan ikut Dabin dan ketika pulang malam ia lebih memilih berjalan menikmati suasana sunyi dengan langit yang terkadang banyak titik cahaya bintang atau pantulan bulan jika musim cerah seperti saat ini.

Sebuah wajah terlihat bercahaya terkena sorot lampu jalan tersenyum ke arahnya ,ia berdiri di situ menyongsong Sing yang cepat ber lari ke arahnya.

" Kenapa kau disini Zayyan, ini sudah malam ?" Tanya sing khawatir

" Aku habis berbelanja keperluan besok" sahut Zayyan sembari mengangkat kantong besar ditangan nya " sekalian ingin menjemput mu,apa tidak boleh ?"

Sing sangat senang tentu saja,menarik tangan lelaki mungil itu dan menggandeng nya.melanjukan langkan yang sempat terhenti, mereka berjalan beriringan di atas trotoar.keadaan sekitar tak terlalu ramai, hanya bising oleh kendaraan yang lewat.

" Terima kasih mau menjemput ku,tapi kau besok harus membantu ibu mu kau pasti capek ya kan "

Sing melirik kesamping pada Zayyan yang menggeleng pelan " tidak tenang saja,apa kau sudah makan ?"

Relationship Brothers(Zaysing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang