21. Menepati Janji (Bonus)

9 2 0
                                    

(Part yang di tulis miring adalah POV dari Sisilia)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Part yang di tulis miring adalah
POV dari Sisilia)




🍀🍀🍀





Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang. Dikarenakan besok mereka sudah harus masuk sekolah, jadi ketiga sahabat itu memutuskan untuk segera pulang agar bisa beristirahat di rumah.

Saat ini, Sisilia, Bintang, dan Flora sudah berada di stasiun. Duduk di kursi tunggu. Menunggu kereta yang akan membawa mereka pulang datang.

"Sepertinya kakakmu sekarang begitu protektif kepadamu," ujar Bintang. Ditujukan untuk Sisi.

"Hm. Aku juga tidak tau kenapa dia tiba-tiba berubah. Mungkin dia merasa kasihan melihat perlakuan yang kuterima di rumah."

"Tapi aku senang, akhirnya bisa melihat ada yang memperhatikanmu di rumah itu." Sisi tersenyum mendengar ucapan Bintang.

Bintang Pradipta adalah orang yang tau hampir semua hal yang di alami Sisilia. Laki-laki itu sudah banyak menyaksikan bagaimana Sisi yang sering ditinggalkan sendirian. Oleh sebab itu, sewaktu mengetahui kakak laki-laki Sisilia yang mulai perhatian dan menjaga gadis itu, menciptakan rasa tenang di hati Bintang.

"Memang terdengar cukup melegakan. Tapi aku masih berharap orang tuaku juga bisa bersikap begitu kepadaku," terang Sisi.

Bintang menggenggam tangan sahabatnya. Sembari berupaya menyalurkan kehangatan lewat senyuman terbaiknya. "Suatu saat nanti, mereka akan begitu. Menyadari betapa baiknya dirimu dan mulai menyayangimu dengan sepenuh hati."

Kau tau, Bintang?
Senyummu itu menenangkan.

Senyuman Bintang selalu berhasil menentramkan jiwa Sisilia. Bak dihipnotis, gadis itu terpaku kepada lengkungan bibir laki-laki di sebelahnya. Ditambah dengan pemandangan kedua lesung pipi Bintang, yang membuat paras menawannya itu terlihat semakin manis. Cukup lama Sisilia memandangi wajah damai dengan tatapan teduh seorang Bintang Pradipta.

"Teman-teman," teriak Flora. Gadis itu berlari seraya memamerkan deretan giginya. Senyumnya begitu merekah. Ia baru kembali dari toilet sambil membawa beberapa camilan di kantong plastik yang terayun di tangannya. Pantas saja dia begitu lama, rupanya pergi ke toilet sembari membeli makanan.

Teriakan Flora menyadarkan Sisilia. Gadis berbandana putih itu mengerjapkan mata berkali-kali. Mengalihkan pandangannya dari wajah Bintang.

'Kenapa aku menatapnya seperti itu?' batin Sisi.

"Tadaa! Aku punya banyak camilan." Flora menunjukkan 2 kantong plastik di masing-masing tangan kanan dan kirinya. Menggoyangkannya tepat di hadapan Bintang dan Sisi.

"Kau beli sebanyak itu?" Bintang tercengang. Perkara dua kantong plastik makanan ringan.

"Dia kan memang suka sekali camilan," sahut Sisi.

Semesta dan Sisinya [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang