Sulit di Mengerti

191 20 12
                                    

Kejadian kemarin membuat aku teramat malu untuk bertemu Rony hingga pagi buta aku sudah berangkat ke kampus. Bersyukur kamarnya masih tertutup rapat dan aku leluasa untuk menyiapkan sarapan untuk aku dan Rony yang ku simpan di atas meja. Saat semua telah kupersiapkan termasuk tas kuliah miliknya, aku memberi pesan pada bude agar membangunkan Rony pukul 08.00 karena dia ada jadwal kuliah satu jam setelahnya.

Kini aku sudah berada di ruangan kerjaku dengan kondisi yang tak terlalu sepi karena ada beberapa dosen yang sengaja memilih kuliah pagi. Dikarenakan jadwal kelasku sekitar jam 10an maka aku memutuskan untuk bertemu Novia di Coffe more setengah jam lagi.

Sambil menunggu pesan dari Novia, aku membuka file laporan dan tugas mahasiswa yang sengaja di kirim melalui email dan seketika fokus ku membuat aku lupa waktu hingga telpon dari Novia memaksaku untuk segera menuju tempat yang sudah dijanjikan. Beruntung jarak antara kampus dan tempat itu tak terlalu jauh hingga tak memerlukan waktu yang cukup lama untuk sampai disana.

"Lo udah lama?" tanyaku yang langsung mengenali wanita dengan stelan kantoran. Dia tertawa girang melihat kehadiranku kemudian berdiri memelukku.

"Gue kangen banget sama lo"

"Lebay banget, kayak kemarin gak ketemu" sahutku yang hanya di sambut kekehannya.

"Lo gak ngantor hari ini?" timpalku lagi melihat dia yang menghirup aroma Coffe yang ada di hadapannya kemudian menyeruput pelan.

"Gue dinas luar hari ini, jam 10an baru nemenin bos ketemu client"

"Ohh..btw ni matcha buat gue?"

"Iyalah..gue orderin spesial buat sahabat gue yang saat ini udah gak jomblo lagi"

"Mulaiiii...." 

"Kan lo yang janji sama gue buat cerita"

"Pantes aja feeling gue udah gak enak banget pas lo ngajakin ketemu sepagi ini"

Dia tertawa puas "lo tau kan kalau gue gak suka di gantung"

"Bahasa lo Nov,Nov"

"Ya udah, cerita sekarang ya Sal. Gue sampe gak bisa tidur gegara penasaran sama cowok yang bela belain jemput lo tadi malam padahal hujan lagi deras derasnya loh. Seefort itu dia sama lo"

Aku menghela napas setelah meminum separuh minuman di cangkir putih itu. 

"Sebenarnya dia cuma pacar settingan"

"Apa???"

"Suara lo kayak gledek tadi malam Nov" ujarku agak kesal karena volume suara Novia yang teramat lantang. Beruntungnya cafe ini masih terbilang sepi pengunjung karena masih terlalu pagi untuk sekedar nongkrong.

"Sorry..sorry! Gue terlalu kaget"

"Kenapa Sal?" tanyanya lagi

"Apanya?"

"Kenapa lo bela belain bikin settingan begitu?"

"Gue mau Dimas berhenti deketin gue dan harapan gue dengan begitu dia mulai membuka hati sama cewek yang udah di jodohin sama orangtuanya. Lo tau sendiri kan kalau cewek itu sebenarnya udah lama suka sama Dimas tapi tak mendapat respon baik"

"Tapi kan Dimas nya suka sama lo?"

"Makanya gue gak mau buat dia berharap lebih dari persahabatan dan gue juga gak mau merusak hubungan baik kita yang udah cukup lama terjalin hanya karena aku terus terusan menolak pernyataan cintanya. Jadi aku hanya bisa berpura pura memiliki pacar agar dia bisa memaklumi alasanku tak menerima pernyataan cinta darinya"

"Lo gak Kesian sama dia Sal?"

"Justru gue gak tega sama dia makanya gue ngelakuin ini agar perasaan bersalah gue gak semakin besar. Gue Berharap dia bisa menemukan perempuan yang lebih baik dari gue dan lebih segala galanya dari gue. Kalau dia masih mengharapkan gue, kapan dia bisa melihat wanita lain?"

tentang RonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang