Bunda : kak..besok Rony take off ke Jakarta buat ngampus.
Salma : loh..bukannya Rony mau kuliah di Bandung?
Bunda : ternyata beasiswanya di Universitas Jakarta kak.
Salma : kok bisa dia dapat beasiswa?
Bunda : dia kan emang pinter kak, cuma rada ngeyel dikit (tertawa renyah)
Salma : semoga gak di kampus kakak ya Bun..males banget kalau ketemu dia mulu. Mana dia mau nebeng dulu sampai ketemu rumah yang cocok buat dia.
Bunda : huss..gak boleh ngomong gitu nduk..kesian sama tante Yati udah jauh jauh hari ngobrol ke bunda dan ayah agar ngijinin Rony buat tinggal di rumah kamu.
Salma : gak apa apa sih Bun..Rony kan sepupu kakak cuma dia kan paling iseng bun, ntar kalau sekampus sama dia, kakak males punya mahasiswa modelan kayak dia.
Bunda : Kan tante yati dan om aron emang pengen nya rony bisa sekampus sama kamu biar bisa di awasin tiap hari. Kamu tau kan, kalau dia udah nunggak beberapa tahun karena hobby balap dan ngeband bareng temab tongkrongannya. Jadi sekarang harus benar benar fokus pada kuliahnya.
Salma : iya bun, harusnya sekarang dia udah semester 5 kayak Seyra.
Bunda : makanya kakak bantu awasin dan support dia agar bisa menyelesaikan kuliahnya tepat waktu.
Salma : inshallah bunda tapi kakak gak janji.
Bunda : ya udah kak..Bunda sama ayah mau ikut nganter Rony ke bandara ya. Ntar jangan lupa jemput dia. Nanti nyasar tu anak lanang kesayangan bunda.
Salma : iyaa deh si paling kesayangan..
Bunda : hahaha..kakak tetap anak wedok kesayangan bunda dan ayah juga.
Salma : emang si Seyra gak kesayangan?
Bunda : yo wes to ndukk..semua nya kesayangan bunda tanpa terkecuali.
Obrolan jarak jauh antara ibu dan anak perempuannya yang jauh di rantaupun diakhiri dengan candaan dan tawa bahagia. Saat ini Salma tiba tiba dengan sosok laki laki yang di ceritakan oleh bunda pada via telpon. Lelaki yang bernama Rony itu merupakan sepupu terdekatnya yang selisih usia 4 tahun darinya. Dia merupakan anak bungsu dari tante yati dan om aron. Usianya hampir sama dengan usia Seyra, adik perempuanku yang saat ini sedang berkuliah di Surabaya.
Waktu kecil, kami sering bermain bersama. Sosoknya yang ngeselin tapi super cengeng. Sehingga selalu meminta perlindungan dariku saat di usilin oleh teman temannya.
"Hey..lo Salma kan?" aku menatap sosok pria dengan kacamata hitam di hadapanku.
"Rony?" ujarku menebak pria dengan tubuh yang lebih tinggi dariku itu. Ia mengangguk seraya tersenyum dengan lesung pipi disebelah kiri.
"Lo gak di anter om aron atau tante yati?"
"Emang gue bocil?" dia bersungut kesal sambil merapikan tatanan rambutnya yang tampak lebih rapi di banding dulu. Aku yakin bahwa hal ini dilakukan dengan rasa terpaksa karena menjadi salah satu syarat sebagai Maba (Mahasiswa Baru).
"Kan biasanya lo manja banget"aku mengodanya dengan mengerakkan alis.
"Hey..gue sekarang udah bisa ngehamilin anak orang loh" spontan aku menepuk mulutnya dengan sedikit keras.
"Awww...sakit"
"Siapa suruh tu mulut ngomong asal ngejeplak"aku semakin gemas dengan tingkahnya yang ternyata tidak berubah. Meskipun dia meringis memegang bibir yang menjadi korban dari ulahku, tak ada rasa bersalah atau penyesalan malah jika saat ini kami bukan berada di ruang publik maka akan kupastikan dia akan mendapat lebih dari itu sama seperti tiap kali jika kami berantem di masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
tentang Rony
Romancekisah antara dua insan yang berbeda usia, kepercayaan dan memiliki ikatan persaudaraan. akankah ada rasa tersembunyi antara keduanya atau hanya sebatas rasa ingin saling melindungi dan bergantung satu sama lain. *yang berminat, silahkan di baca saja...