"Kata anak anak kampus, dia juga pinter banget loh kak Sal. Cuma rada cool aja jadi susah banget buat di deketin" timpal Nabila.
"Loh..kamu mau deketin dia Nab?" tanyaku tercengang.
Dia menggeleng cepat"Aku naksir teman nya kak" jawab Nabila dengan wajah polos.
"Lohh..yang mana Nab?" aku mengamati teman Rony satu persatu dengan teliti. Disekeliling Rony didominasi oleh mahasiswa perempuan dan hanya ada beberapa teman pria. Mataku menyipit kala menangkap sosok pria tinggi berkulit putih dengan kaos hitam dan celana jeans.
"Yang bule itu ya?" tebakku asal dengan menunjuk pada salah satu pria tinggi yang berwajah tampan seperti blasteran Eropa.
Melihat senyum tersipu Nabila sudah menjawab semua pertanyaanku. Pria dengan rambut agak blonde itulah yang sering di ceritakan Novia. Kakak Nabila itu memang sering berbagi cerita pada ku mengenai pria yang sejak beberapa tahun lalu menjadi sumber energi bagi Nabila. Pria asal Bali yang seangkatan tapi berbeda jurusan dengan Nabila. Kalau tidak salah namanya Paul, mahasiswa semester lima jurusan teknik.
"Selera lo sama kayak Novia""ujar ku terang terangan pada wanita cantik dengan kulit seputih kapas.
"loh..emangnya Kak Novia juga suka sama Paul?"Pertanyaan tiba tiba Nabila membuat aku menepuk jidat.
"Bukan sama Paul tapi Novia juga suka sama tipe cowok blasteran yang mirip Paul gitu"aku memberi kan penjelasan secara perlahan pada adik Novia yang memang teramat polos.
Pantas saja abi dan umi nya memintaku sering memantau pergaulan Nabila selama di kampus karena mereka khawatir jika Nabila dapat circle yang dapat mempengaruhinya ke arah negatif. Bahkan Novia terbilang sangat overprotektif pada adik bungsunya itu sampai sampai mengajakku berteman dengan cowok demenan Nabila.
"Ohh..kirain"
"Jadi kak Sal bisa sama temannya Paul. Yang pake jaket jeans itu loh"ujar nya lagi sambil menunjuk kearah Rony yang terlihat sibuk bercanda dengan Paul.
"eehhh..gak Nab. Masak kak Sal sama dia?"
"Kenapa gak bisa kak?"
"Kan dia lebih muda dari aku"
"Lohhh.. Emang kalau beda usia gak bisa pacaran ya kak?"
"Ya...boleh boleh aja sih Nab. Tapi kak Sal gak naksir dia" aku menekankan kalimat itu karena khawatir Nabila salah paham dalam mengartikannya.
"Padahal kayak nya cocok deh kak Sal sama dia"
"Nab..Nab..kayak tau tau aja kamu" dia hanya tertawa kecil melihat aku yang tampak mulai frustrasi menghadapi tingkahnya.
- TIME SKIP-
Tibalah saatnya pengumuman kandidat calon presiden mahasiswa periode baru. Dan Kebetulan aku di pilih menjadi salah satu juri agung dalam menyeleksi bakal calon sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Ada 15 pasangan calon yang masuk dalam liat dan hanya 5 Paslon yang dapat berkompetisi dengan melakukan demo penyampaian visimisi dan dapat di pilih oleh semua penghuni kampus. Dan ada nama Rony yang tertulis di antara banyak nama yang tertulis di map depan.
"Lo ngapain disini?"bisikku saat Rony tak sengaja berdiri di sebelah ku. Kami saat ini sama sama sedang berdesakan melihat papan pengumuman yang ditempel oleh panitia.
" gue cuma penasaran, ternyata temen gue beneran masukin nama gue"dari nada bicara nya, dia pun tampak tak menyangka bahwa namanya muncul disana.
"Bilang aja kalo lo yang nyalonin sendiri" ejekku pelan agar tak terdengar oleh orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
tentang Rony
Romancekisah antara dua insan yang berbeda usia, kepercayaan dan memiliki ikatan persaudaraan. akankah ada rasa tersembunyi antara keduanya atau hanya sebatas rasa ingin saling melindungi dan bergantung satu sama lain. *yang berminat, silahkan di baca saja...