Godaan

390 35 11
                                    

Akhirnya kegiatan outcampus yang di laksanakan di Bandung telah selesai. 

"Ca..kita langsung pulang ke Jogja aja ya?"

"Lu gila gila aja Ron, barang barang belum di kemas"

"Gue udah pesan tiket buat kita berdua"

Aku melihat dua lembar tiket pesawat yang di pegang oleh Rony dengan tujuan ke Jogja.

"Kapan lo pesan?"

"Udah Ca, malam ini kita nginep dulu soalnya kalau mau pulang ke Jakarta dah ke buru malam"

"Nginep dimana?"

"Di hotel aja deh"aku menyergitkan dahi tak percaya dia dengan mudah nya mengucapkan kalimat itu.

"Sekamar?"

"Ngirit Ca jadi gue pesen satu kamar aja buat berdua"

"Enteng banget ngomong nya Ron" aku mendengus sebal.

"Ntar lo grepe grepe gue lagi"

"Kayak gak pernah tidur seranjang aja" aku buru buru menutup mulutnya karena khawatir mahasiswa atau dosen yang juga sedang bersiap untuk pulang mendengar ucapan konyol Rony. Terlebih saat ini, kami berada di depan Camp untuk packing  barang barang pribadi yang di bawa. Spontan aku melihat Paul yang kini berjalan mendekat kearah kami dengan tas ransel milik nya.

"Aelah Ron, Ron...gue cariiin kemana mana tau tau nya lo mojok disini" ucap Paul kemudian meletakkan tas yang tampak penuh di kursi depan Camp.

"Ngapain lo nyari gue?" ucap nya tampak kurang senang dengan kehadiran Paul.

"Ya lu mikir lah Ronik, lo gak bantu gue beres beres sama sekali tiba tiba ngilang gak ngabarin gue"

"Gue bantu in Caca, kesian bawaannya banyak"

Aku hanya menyimak pembicaraan dua pria yang disebut sebut sebagai pilar kampus karena dianggap mempunyai pesona luar biasa.

"Lo jadi pulang malam ini, Sal?"

Aku mengangguk sambil menyusuri barang barang yang entah mengapa terlihat lebih banyak dibanding saat aku sebelum berangkat.

"Bareng ni bocah?" tanya Paul sembari menunjuk sahabat karibnya, Rony. Pria yang di maksud hanya cengar cengir.

"Sebenarnya pengen bareng lo aja?"ujarku berniat mengoda sepupu lelakiku.

"jangannn gitu lah Ca. Masak lo tega ninggalin pacar lo yang tampan ini. Ntar gue di embat cewek lain loh"dia beranjak mendekat kearahku dengan nada setengah merengek.

"Dihh..najisss Ron" umpat Paul

Aku tertawa kecil"maka nya bantu in gue nyusun ini"

"Buseettt..banyak amat bawa an lo" ujar Paul tatkala melihat tumpukan barang yang di susun dalam beberapa bagian.

"Bukan punya gue aja kalik, ini kan demi kemaslahatan bersama. Sebenernya gue juga ogah, cuma kesian anak anak"

"Lu sih gak pake KB" cetus Paul ikut nimbrung membantuku dan Rony.

"Lahhh..ngapa jadi gua?" Rony mendelik tajam ke arah sahabat bule nya.

"Barusan si Salma bilang demi anak anak. Berarti kan anak lo. Kan lo bapaknya"

"Enakkkk aja lo, Salma belum gue apa apain. Gimana cara bikin anak nya" entah memang polos atau sengaja mengoda Paul, ucapan Rony justru membuat pipiku merah padam.

"Tuh Sal, dengerin. Rony ngode lo"

"Bangkeee lo" aku melempar gulungan tali pada pria jangkung berwajah blasteran Eropa.

tentang RonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang