Kangen

165 18 9
                                    

Pada kegiatan Fun Camp yang di prakarsai Universitas tempatku bekerja saat ini di ikuti sekitar 72 peserta yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Teknik Elektro, Informatika, Statistik dan Teknologi Industri. Lokasi kegiatan berada di salah satu Kecamatan di ujung kota Bandung yang dilaksanakan selama 2 pekan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap, serta keterampilan dan aplikasi program ilmu bagi mahasiswa yang berada di semester 6. 

kegiatan ini diharapkan dapat membentuk pribadi yang lebih aktif, kreatif, dan inovatif ketika melaksanakan program kerja. Mereka juga mendapatkan pengalaman dan ilmu baru tentang bagaimana cara menyelesaikan masalah atau problem solving, time management, serta responsibility dan menanamkan pentingnya mental kebangsaan, softskill, serta solidaritas.

Tak terasa terhitung 11 hari sudah aku berada jauh dari rumah, sama sekali aku mendapat kabar dari Rony. Aku telah berkali kali mencoba menghubunginya baik melalui pesan suara, teks maupun panggilan telpon. Hampir semua usahaku tak membuahkan hasil. Aku pernah bertanya pada Bude tentang Rony, dari penuturannya kuketahui bahwa pria itu sering pulang larut malam dan berangkat pagi sekali. Aku berusaha positive thinking bahwa ia saat ini sibuk karena sedang menghadapi UAS dan segera di semester tiga dengan seabrek kegiatan dia sebagai president mahasiswa terpilih periode ini.

"Hey" muncul sosok pria dengan behel di sebelahku yang saat ini berada di kursi panjang dekat taman.

"Lo gak ikutan outbound?"

Salah satu yang menarik dari kegiatan Fun Camp ini yaitu adanya outbound untuk memupuk jiwa  kepemimpinan, melatih kerjasama, dan juga melatih softskill para pengurus baru. Rangkaian kegiatan disusun semenarik mungkin agar Fun Camp tidak monoton. 

Saat ini aku hanya mengawasi mahasiswa yang sedang beraktivitas fisik di sekitar taman yang cukup luas dan asri. Pada kegiatan ini, aku bukan satu satunya dosen pendamping tapi masih ada beberapa dosen lain yang di dominasi oleh laki laki. Karena tubuhku agak kurang fit sehingga para dosen lain meminta aku hanya mendokumentasikan dan menjadi observer kegiatan.

"Gue lagi gak enak badan Ul, lo kenapa gak ikutan?"

"Gue diminta pak Nuca buat nganterin nona cantik periksa ke dokter"

"Becanda lo gak lucu"

"Hahahaha""

Aku mencoba abai dan lanjut mengisi lembar observer dengan teliti. 

"Kayaknya pak Nuca naksir lo deh"aku mendengus kesal.

"Sal..gue boleh nanya gak?" tanya Paul Lagu

"Kalau cuma mau jailin gue, mending gak usah nanya deh"

"Galak amat"

"Bodo amat"

"Lo kan udah lama sahabatan sama kakaknya Nabila, jadi udah pasti lo tau banyak tentang dia. Apa yang dia suka dan gak suka"

"Jangan berbelit belit deh Ul, to the point aja"

"Maksud gue gini" Paul menarik napas pelan kemudian di beberapa detik berikutnya di hembuskan kembali.

"Gue sebenarnya udah nembak Nabila, tapi dia belum bisa jawab atau balas perasaan gue"

"Kenapa?" aku menatap wajah pria itu dengan seksama. 

"Dia bisa nerima gue asal kakaknya ngasih ijin dan kalau gak di ijinin dia bilang lebih baik gak pacaran kalau harus backstreet."

"Terus?"

"Gue udah sering kali ketemu sama Novia cuma dia gak ngasi ijin buat macarin adek nya sampai dia punya pacar"

"Terus masalahnya apa Ul?"

tentang RonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang