“lu kenapa sih Ul?”tanyaku melihat wajah Paul yang terbengong dengan mulut terbuka lebar.
“lahhh...lo waras kan Sal?
“yaelah Ul, gue masih dalam keadaan sehat dan mental yang sehat juga. Kenapa lu jadi nanyain kewarasan gue?”
“masalahnya lo ngomong nginep di Hotel berduaan sama Rony kayak sesuatu yang biasa aja. Gak takut di terkam lo sama buaya itu?”
“hahahaha....”aku tertawa terpingkal pingkal menanggapi Paul yang teramat serius dengan ucapanku barusan.
“gue sleding juga lo, gue kayak gitu karena care sama lo.”tukas Paul yang tampak tersinggung
“iyah Ul, gue Cuma bercanda kok. Gitu aja lo udah ngambek
“terus ngapain lo ngetawain gue?’
“gue ngakak ngeliat muka lo yang terlalu suci”aku menggulum senyum
“gini loh Ul, lo lupa kalau gue dan Rony itu sepupu?”
“inget banget gue, masalahnya kalian bukan sepupu biasa”
“paan sih lo?’
“lo jangan lupa kalau Rony demen banget sama lo”
“ishhh....”
“udah, lo tenang aja. Gue bisa membentengi diri kecuali kalau khilaf”
Setelah melewati beberapa obrolan ngalur ngidul bersama sahabat Rony yang saat ini juga sudah berstatus sebagai sahabatku. Rony muncul dengan wajah datarnya“bisa gak lo jangan deket deket sama bini gue?”dia menggeser tubuh Paul hingga saat ini dia berada di tengah antara aku dan Paul.
“apa sikh lo?”Paul merengut sambil mengeser tubuhnya sedikit menjauhi posisi ku.
“Ca, udah kelar kan?”tanya Rony yang kusambut dengan anggukan
“kita langsung ke hotel aja ya?”ungkapnya lagi.
“mulut Ron”sanggahku cepat agar tak menimbulkan kesalahpahaman seperti yang sempat terjadi pada Paul.
“Ul, sonoan dikit lah “
“astaga Ron, gue udah mentok ampe ujung kursi masih aja lo suruh geser”Paul menunjukkan ujung kursi yang tinggal beberapa centi lagi. Rony mendengus kesal kemudian kembali memandang ke arahku menunggu persetujuan dari ajakannya tadi.
“lo gak jadi mojok bareng Tiara?”tanya Paul yang tak di tanggapi serius oleh Rony justru terlihat mengalihkan topik dari Paul.
“wahhhhhh... liat Sal, dia pura pura gak bersalah padahal sejak tadi ngobrol sama ciwi ciwi idola kampus”
Aku melirik sekilas pada Rony, yang menjadi objek malah terlihat gelisah.
“lo kenapa sih Ron?”
“engg..engakk”jawab Rony gelagapan
Aku menatap curiga pada lelaki dengan stelan jaket bomber warna krem dengan di padukan dengan kaus puith polos dan celana jeans warna gelap serta dengan sepatu model sneaker sebagai alas kaki.
Aku duduk menghadapnya kemudian menatap intens pada sepasang mata elang yang seolah menghindari kontak mata.“lo gak lagi bikin salah kan?”“ya gakk lah”
“jangan jangan dia janjian sama tu cewek seksoy” Rony memandang tajam pada Paul yang sengaja mengodanya.
“beneran?”tanyaku pada pria yang berstatus sepupu tapi terus terusan melabeli dirinya sebagai pacarku.
“jangan dengerin ucapan Paul, mulutnya berbisa”
“emang gue ulerr”cibir Paul
“terus kalian ngobrolin apa?”tanyaku pada pria yang saat ini mengenakan topi Baseball.
“mampus lo, di interogasi bini”tawa Paul mengema
“ntar aku jelasin tapi kita berangkat sekarang ya, disini ada kompor meleduk”sindir Rony dengan sepintas melihat ke arah sababat karibnya
“iyahh Ron, paham gue”ledek Paul
“ikut ikutan aja lo”
“ya udah Ca, ambil jaket sama tasnya dulu gih”Rony mendorong pelan tubuhku untuk memasukki kamar tempatku menghabiskan waktu selama beberapa waktu disini.
Akupun menurut patuh dan dengan sedikit memoles wajahku, aku menyambar hoddie milik Rony yang memang sengaja diberikan padaku. Di antara semua pakaian yang kukenakan lebih di dominasi kepunyaan Rony terutama hoddie, jaket, kaos dan kemeja. Bahkan kami memang terbiasa untuk saling bertukar pakaian karena menurutku style Rony memang keren keren.
“loh,, Paul?”aku keluar dari kamar dengan celana jeans dengan potongan high waist premium skyni yang di mix and match dengan hoodie bewarna hitam.
“pulang duluan dianya”Rony menjawab tapi dengan tatap mata yang teralihkan
Aku hendak mengikat rambutku yang terjurai panjang “jangan diiket Ca”aku melirik sekilas padanya
“kenapa?”
“gue suka kalo lagi motoran rambut lo mengenai muka gue”
“dihhh aneh banget lo”
“lo wangi banget, bikin gue pengen.....”
“wangi gue bikin lo apa?”tanyaku menanyakan kelanjutan kalimat dari Rony
“pengen nyosor”ada tawa di balik kata kata yang di ucapkan oleh Rony.
-BERSAMBUNG .... -
Semoga suka ya genks ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
tentang Rony
Romancekisah antara dua insan yang berbeda usia, kepercayaan dan memiliki ikatan persaudaraan. akankah ada rasa tersembunyi antara keduanya atau hanya sebatas rasa ingin saling melindungi dan bergantung satu sama lain. *yang berminat, silahkan di baca saja...