***Udah Ul, lo pulang aja. Kesian teman teman lo yang lain udah nungguin lo" ujarku mengalihkan pernyataan Rony. Meskipun Paul masih terlihat penasaran dari perkataan adik dari Kak Rossy dan Romy, dia akhirnya mengikuti arahanku.
Selang beberapa saat,motor Rony membela jalanan Bandung dengan kecepatan sedang. meskipun begitu aku sama sekali tidak protes. Mulanya dia masih berniat menanyakan Beberapa hal padaku, setelah kuyakinkan bahwa aku akan menjawab semua tanya nya saat di tempat makan karena saat ini aku cukup lapar.
"Mau tambah?" tanya Rony saat melihat sepiring nasi goreng telah ludes. Aku mengeleng dan mengatakan bahwa sudah cukup kenyang. Dia tersenyum kemudian beranjak membayar makanan pada pedagang nasi goreng itu.
"Kata nya mau ke pusda, mumpung masih jam segini, kayak nya masih buka deh"
"Besok aja lah"
"Bukannya tadi lo bilang maunya malam ini"
"Itu tadi, sekarang gue maunya sama lo dulu"
"Jangan bilang kalau Pusda itu cuma akal akalan lo aja ya?"
"Gue cuma pengen sama lo aja"dia merebahkan kepala nya di pundakku.
" lo jadi nginap di camp Paul?"
"Iyahhh.."
"Lo bawa baju ganti gak?"
"Gue gak bawa apa apa Ca, kelar UAS gue langsung ke sini tapi sempat ngabarin bude kalau malam ini gue gak pulang jadi minta tolong bude buat nyalain lampu dan jagain rumah kita."
"Pantes aja Paul bilang lo gila"
"Jangan marah Ca, gue bahkan belum makan sama sekali dari Jakarta demi nemuin lo Ca"
"Gue gak bakal mau nemuin lo kalau gue tau lo kayak gitu"dia mengangkat kepalanya.
" jangan gitu lah Ca, lo tau seberapa frustasi nya gue saat tau kalau lo ikut kegiatan ini selama dua minggu"
"Kan gue berkali kali ngehubungi lo tapi apa yang gue dapat?lo mengabaikannya?"
"Gue sebel sama lo karena gak pamit sama gue"
"Gue udah ngetok pintu kamar lo berkali kali"
"Gue waktu itu bener bentar kecapean karena pulang nya menjelang subuh"
"Lo kemana aja sih akhir akhir ini?"
Dia terdiam bahkan menghindari kontak mata.
"Ron, bude cerita ke gue kalau lo akhir akhir ini berangkatnya pagi terus pulangnya larut malam. Lo bahkan jarang makan di rumah karena tiap kali bude siapin makanan, sama sekali gak lo sentuh.Gak mungkin kan kalo lo kuliah sampe selarut itu?dan yang pasti gak mungkin karena kegiatan kampus?"
Dia masih tak bersuara tapi kali ini netranya menatap dalam padaku.
"Lo punya pacar?" tanyaku lagi karena terlalu penasaran dengan siapa dan dimana dia menghabiskan waktu hingga tak bisa menghubungiku ataupun membalas semua pesanku. Bukan sehari dua hari tapi telah lebih dari sepekan, dia seperti hilang di telan bumi.
Aku hanya mendengar selentingan kabar dari bude dan Paul. Beberapa waktu lalu, pria bule itu berkata bahwa Rony saat ini tengah dekat sama salah satu mahasiswa kedokteran bernama Flora. Namun Paul belum tau hubungan mereka apa pacaran atau hanya sekedar teman saja yang jelas perempuan itu menyukai Rony sudah sejak masa awal perkuliahan.
"Pacar apaan?" elaknya tak terima dengan dugaanku. Saat ini aku seperti seorang istri yang menginterogasi suami yang jarang pulang ke rumah.
"Mana gue tau, cegil lo kan banyak. Masak iya gak ada yang bikin lo tertarik?" tanyaku
KAMU SEDANG MEMBACA
tentang Rony
Romancekisah antara dua insan yang berbeda usia, kepercayaan dan memiliki ikatan persaudaraan. akankah ada rasa tersembunyi antara keduanya atau hanya sebatas rasa ingin saling melindungi dan bergantung satu sama lain. *yang berminat, silahkan di baca saja...