Sex (?)

249 20 1
                                    

"Mau mabuk lagi gak, Jen?" tanya Haechan, kini keduanya duduk selonjoran di ruang televisi.

"Izin dulu sama Daddy lu, Chan." peringatnya.

"Daddy! Daddy, ayo main PS! Atau, gak Haechan kasih restu nih!" seru Haechan tiba-tiba membuat Jeno spontan menatapnya tajam penuh kesal.

"Kau berubah pikiran, Seo Donghyuck?"

Haechan menyengir, menatap Johnny yang masih berada di lantai 2, tepat di atas tangga.

"Ayolah, Dad! Kami ingin minum wiski. Bukankah Daddy bilang no wiski, no Daddy. So, let's join with us."

Johnny menggelengkan kepalanya, ia sudah terbiasa dengan tingkah laku dari putranya yang benar-benar jiplakan antara dirinya dan mendiang istrinya.

"Oke, just one bottle not more."

"Thank you, Daddy!"

Akhirnya, Johnny menemani Jeno dan Haechan bermain PS. Sesekali ia juga ikut bermain PS bersama keduanya, sambil mencuri-curi pandang pada Jeno. Hatinya tidak salah, ia benar-benar jatuh cinta pada sahabat dari putranya itu.

Di mata Johnny, Jeno terlihat begitu cantik dan indah, persis seperti Taeyong saat muda dulu. Matanya terkunci pada bibir ranum pemuda Taurus itu yang begitu menggoda.

"Hyuck, calon Mommy mu sosok yang sangat cantik, indah dan manis." gumam Johnny terdengar berbisik di telinganya Haechan.

Haechan menatap Johnny dengan ekspresi bingung. Terlihat jelas sekali kalau sang Daddy sedang kasmaran, entah dengan siapa. Dan seperti apa sosok yang sudah berhasil membuat Daddy-nya kembali jatuh cinta sejak terakhir kali sang Mommy tiada.

"Aku, aku merestuimu, Daddy. Maka, cepat ikat sumber kebahagiaanmu itu."

| | |

Lagi, Johnny mendapati dua anak dibawah umur itu dalam posisi mabuk. Dengan susah payah ia membawa Haechan terlebih dahulu ke kamarnya untuk istirahat. Lalu, setelah itu ia membawa Jeno ke kamar tamu.

Seperti kemarin, Johnny mengambil kesempatan untuk memandangi sosok yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Keputusannya sudah bulat, Jeno akan menjadi Mommy baru untuk Haechan. Sesulit apapun rintangannya nanti.

Berbeda dengan malam sebelumnya, bukan bibir Jeno menjadi tujuan utamanya. Setelah melakukan kissing panas dengan waktu singkat. Johnny beralih dengan mengecup area sekitar tengkuk Jeno, meninggalkan beberapa ruam kemerahan di sana.

Dengan hati-hati, tangannya mengangkat perlahan kaos yang dikenakan Jeno. Johnny bisa melihat pentil Jeno yang berwarna merah muda.

"Beautiful." gumamnya.

Ibu jarinya mengusap lembut tonjolan kemerahan itu. Lalu, mencubitnya dengan pelan agar tidak mengganggu tidur nyenyak Jeno. Ia dekatkan bibirnya pada dada Jeno. Mengulurkan lidahnya, menjilat basah area yang sepertinya cukup sensitif untuk Jeno.

"Eunghh ...."

Mendengar keluhan kecil pemuda Taurus itu, Johnny menghentikan aksinya bermain lebih jauh. Kali ini, cukup sampai di sini. Ia akan menahan nafsunya untuk malam ini.

"Good night, sweet baby."

| | |

Jeno terbangun dengan kepala yang begitu pusing akibat pengaruh alkohol yang ia tenggak kemarin malam.

Mengabaikan rasa pusingnya, ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Sebuah cermin memantulkan bayangan wajahnya yang tetap tampan walau baru bangun tidur. Namun, matanya seketika menyipit ketika melihat ada ruam kemerahan di sekitar tengkuk bahkan dadanya.

"Sepertinya, aku di gigit nyamuk."

Bonus weekend, hehe
Btw, lupa bilang. Cerita ini akan banyak time skip nya ya.

Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang