Don't Worry

153 19 1
                                    

Tidak terasa, waktu berjalan begitu cepat. Di bulan Maret ini, pernikahannya dengan Johnny sudah berjalan 3 bulan dan kandungannya sudah memasuki 24 Minggu. Jeno berhasil melewati masa kehamilan muda dengan lancar berkat orangtuanya serta Johnny.

Setelah menikah, walau Jeno sudah tinggal serumah dengan Johnny. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah orangtuanya. Karena setelah pulang sekolah, Jeno pulang ke rumah orangtuanya selama Johnny bekerja. Suaminya tidak mengizinkannya di rumah sendirian walaupun ada pelayan dan satpam di sana. Menurutnya, Jeno lebih terjaga kalau bersama keluarganya.

Selain itu, di rumah orangtuanya juga Jeno bisa berbicara dengan Haechan. Kehamilan sahabatnya sudah memasuki 19 Minggu. Walau perut keduanya sudah mulai terlihat, mereka berdua tetap aktif sekolah. Mengenai Renjun, Jeno memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Renjun seminggu setelah ia tahu dirinya hamil.

Sama seperti hari biasanya, saat ini Jeno sedang di rumah orangtuanya menunggu suaminya pulang kerja. Di ruang keluarga ini, ia bersama Haechan, Taeyong dan Yumi. Mark dan Jaehyun juga masih belum pulang kerja.

"Kenapa perut Haechan lebih besar daripada perut aku? Baby aku baik-baik aja kan, Mom?" tanya Jeno, suaranya terdengar sendu.

"Itu karena aku sering ngemil dan jarang olahraga gak sih? Kamu kan ngemil juga ngemilnya buah, masih lancar olahraga juga kan?" Bukan Taeyong, melainkan Haechan yang menjawabnya.

Jeno memang masih suka olahraga, sama seperti sebelum ia hamil. Tapi, olahraganya juga dibimbing sama profesional yang memang khusus buat orang-orang hamil. Awalnya, Johnny melarang Jeno buat olahraga. Tapi, setelah melihat sendiri bagaimana dirinya olahraga. Johnny memberikan izin, bahkan suaminya itu sering menemaninya.

"Mommy, baby J pasti malu ya kalau punya Mommy cowok. Makanya baby J sembunyi." Baby J, sebutan yang Johnny dan Jeno gunakan untuk memanggil anaknya.

"Sayang, kamu bicara apa? Mana mungkin baby J malu punya Mommy sehebat kamu? Yang dikatakan Haechan itu benar. Selama masa kehamilan kan kamu hidupnya terlalu sehat. Mommy malah kasihan sama kamu karena jarang nyentuh coklat semenjak hamil. Beda sama Haechan, selama hamil nafsu makannya tinggi. Disaat kamu cuma makan buah, sayuran, dan daging. Haechan juga banyak ngemilnya. Lihat, dia sekarang lagi makan donat tuh."

Bibir Jeno mengerucut, "Jeno nyiksa baby J gak sih, Mom?"

"Emangnya kamu ngapain baby J sampai mikir kamu nyiksa dia? Bukannya baby J sendiri yang gak suka ngemil? Baby Jung suka ngemil, makanya aku banyak ngemil. Buang jauh-jauh pikiran negatif kamu itu, Jeno." seru Haechan yang seketika kesal karena Jeno kembali ke pikiran negatifnya.

"Dengar? Haechan sampai kesal sama kamu tuh. Mommy juga gak suka kalau kamu negatif thinking gini. Sayang dengar, tumbuh kembang setiap anak itu berbeda. Memangnya kenapa kalau perut Haechan lebih timbul dibandingkan kamu? Yang penting kan baby J sehat sampai sekarang. Dokter juga bilang kamu sehat. Itu udah lebih dari cukup." Nasihat dari Taeyong tentu saja Jeno dengar. Namun sama sekali tidak mengurangi kekhawatirannya.

"Om Jo kapan pulang ya, Mom? Jeno mau pulang." Jeno memilih mengalihkan topik karena tidak mau lagi disudutkan.

"Tuh, Daddy pulang." seru Haechan, matanya menemukan Johnny masuk ke rumah Jung dengan pakaian yang sudah tidak rapih. Dasinya entah kemana, 2 kancing kemejanya dibagian atas terbuka, dan jas juga tidak dikancing.

Jeno berlari kecil ke Johnny, meminta sebuah pelukan hangat. Hubungan pernikahannya dengan Johnny benar-benar berjalan harmonis dengan Jeno yang semakin manja selama masa kehamilan, dan Johnny juga dengan senang hati memanjakan suami kecilnya.

"Baby, saya masih kotor. Gak baik buat kesehatan kamu." Johnny berusaha memberi pengertian agar Jeno tidak memeluknya disaat ia masih memakai pakaian kantornya.

Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang