Need U - 7

317 27 8
                                    

"Lagi? Bukannya kemarin kita sudah rapat untuk mereschedule jadwalku?" Tanya Jin pada manajernya yang menginfokan kalau setelah pemotretan ini mereka akan ke agensi untuk rapat dengan direksi.

"Namjoon menemui mereka dini hari tadi, kita melakukan rapat dadakan terkait aktivitasmu. Intinya dia minta perombakan ulang." Jawab manajernya. 

"Namjoon, dini hari tadi?" 

Itu artinya Namjoon langsung ke agensi setelah dari rumahnya. Berarti alpha itu tidak beristirahat. Namjoon baru kembali dari rumahnya sekitar jam 2 pagi, lalu harus sampai ke barak militer sebelum jam 7 pagi. Aish, Jin jadi khawatir kan.

~~~•••~~~ 

"Kami masih mematangkan skema baru, dengan membagi aktivitasmu yang kita rencanakan sebelumnya jadi 3 bagian." Jelas CEO-nya.

"Mempertahankan 1/3 yang penting, mengubah 1/3 menjadi aktivitas beresiko rendah, dan menghapus 1/3 lainnya." Lanjutnya. 

"Eoh? Dibanding menghapus kenapa tidak mengubahnya juga menjadi aktivitas yang beresiko rendah?" Tanya Jin. 

Ia pikir menghapus 1/3 jadwal yg sudah direncanakan itu terlalu berlebihan.

"Ini permintaan dari RM-ssi. Awalnya dia meminta pengurangan separuh aktivitasmu. Kami memberi penawaran skema bagi 3 ini sebagai alternatifnya." 

Huh, Jin tdk bisa banyak protes jika begini. 

"Jika Jin-ssi setuju dgn skema ini, kita akan menyortir bersama. Lalu melaporkan hasilnya ke RM-ssi. Mulai sekarang agensi harus mendapat persetujuannya jg terkait aktivitasmu." 

"Huh? Kenapa begitu?" 

"Tentu saja karena dia alphamu, Jinnie." Jawab manajer Jin membuatnya membenarkan duduk karena salah tingkah. 

Jadi Namjoon itu... Alphanya ya?

"Oh ya, aku akan mengirimkan kontak manajer pribadi Namjoon padamu. Kau bisa menghubunginya jika butuh sesuatu terkait Namjoon saat dia sulit dihubungi karna sedang wamil." Lanjut manajernya. 

Jin mengangguk, itu ide yang bagus. Meminimalkan kesalahpahaman seperti kemarin.

"Ingat ya Jin, kau harus lebih hati-hati. Selagi kita mencari cara untuk memberitahu penggemar, kehamilanmu harus dirahasiakan." Ucap sang manajer. 

"Jujur ini pertama kalinya kami menangani artis yang hamil. Mohon kerja sama dan bantuannya, Jin-ssi." Kata CEOnya sebagai penutup rapat ini.


~~~•••~~~ 


Satu bulan berlalu, sejauh ini Jin masih bisa mengendalikan hormon kehamilannya. Yah, kecuali saat-saat dia terlalu merindukan Nanjoon dan alpha itu sedang tidak bisa menghampirinya. Ia hanya bisa meminta manajer Namjoon unutk mengambil pakaian Namjoon yang sudah di scenting jika begitu.

Menjalani kehamilan tanpa alpha itu berat bagi omega. Karena secara natural, omega harus selalu dekat dan merasakan presensi dari alphanya agar merasa tenang. Tapi karena kondisi mereka, Namjoon tdk bisa selalu berdekatan dengan Jin.

Sebagai gantinya, Namjoon menyuruh Jin tinggal di rumahnya, juga menggunakan pakaian Namjoon agar omeganya bisa merasakan presensi alphanya, setidaknya dari feromon yang tertinggal di sana.

Waktu comeback Jin juga semakin dekat. Persiapan sudah berjalan 80%, tinggal rekaman lagu terakhir dan wawancara untuk beberapa platform musik. Targetnya, pekan ini semua sudah rampung. Jadi Jin punya waktu sepekan untuk istirahat sebelum sibuk untuk promosi albumnya

Awalnya producer lagu meminta mereka datang ke Amerika untuk rekaman. Tapi dokter Jin tidak memberi izin naik pesawat dengan kondisi hamil muda begini. 

Apalagi Namjoon, alpha itu bahkan menyuruhnya membatalkan kerja sama jika producer itu tidak bisa ke Korea atau tidak mau rekaman via online.

Untung saja setelah negosiasi, tanpa menyebutkan alasan sebenarnya, producer itu mau datang ke Korea. Ini hari kedua rekaman dan sejauh ini semua berjalan lancar. 

"Good job Jin. I like that, your adlibs here sounds perfect." 

"Thank you!" Seru Jin dr bilik rekaman.

"Ok, done! Come here bro." 

"You did amazing, it's a honour to work with megastar like you." Puji producer itu setelah Jin keluar dari bilik rekaman. 

"Hahaha thank you, thank you. We finish?" 

"Yeah, it's done." Jin menghela napas lega. Akhirnya ia bisa istirahat.

Ia tak sabar untuk bergulung di nest yang ia buat di kamar Namjoon, dengan barang-barang sang alpha. Pasti nyaman sekali. 

"Should we have some drink tonight? To celebrate your new album." Tawaran seperti ini tdk asing bagi Jin. 

Masalahnya ia tdk bisa minum alkohol sekarang.

"Drink? Ah, sorry sorry. I can't drink." Jawab Jin dgn bahasa Inggris seadanya. 

"Oh? I think you guys always drink to celebrate an achivement." 

Jin memutar otak untuk mencari alasan. "That's true, but now I can't. I have so many schedule to do, so I can't get drunk."

"I will...mess up. My manajer will scold me. So, no alcohol please." lanjut Jin mencoba meyakinkan.

Producer itu tertawa melihat Jin yg berusaha menjelaskan disertai gestur tubuh. 

"Ah I get it. How about having dinner? Maybe you can take us to try some Korean food."

"Korean food? Oh, ok ok. We can go to my favorite restaurant and try my favorite food there. It's so delicious." 

"Sound good." Jawab producer itu. 

Mereka berpamitan setelahnya. Jin mengantar mereka sampai lift sebelum kembali ke studionya.

"We can go to my favorite restaurant and try my favorite food. It's so delicious." Cibir Namjoon begitu Jin memasuki studio. 

"Kapan datang? Apa kau libur hari ini?" Tanya Jin pada leadernya. 

"Let's try my favorite food, it's so delicious." Ulang Namjoon dengan nada ibuat-buat.

"Yaah! Berhenti mengejek bahasa inggrisku." 

"Aku tdk mengejek bahasa inggrismu." 

"Lalu apa, kau cemburu?" Ucap Jin mendekati Namjoon yang duduk di kursi gamingnya. 

Namjoon menarik Jin dalam pelukannya. "Hm, tentu saja aku cemburu."

Jawaban itu membuat Jin berdebar. Tapi dia haruss bisa mengendalikan diri. 

"Aigo, kita bukan sepasang kekasih, berhenti cemburu dan bersikap posesif." 

Namjoon mengeratkan pelukan mereka. 

"Kau omegaku." Jawabnya diikuti kecupan di puncak kepala Jin. 

Tolong bagaimana Jin bisa bertahan kalau begini?

Ia tidak ingin terjebak pada perasaan sepihak. Takut kalau hanya dirinya yang merasa debaran ini. Takut jika dia jatuh dan berharap sendirian. Bagaimana pun hubungan mereka tidak jelas. 

Jin tidak tahu perlakuan manis Namjoon ini sebatas tanggung jawab atau memang atas dasar rasa suka.

Jin tidak siap jika harus kecewa. Tapi di lain sisi, ia membutuhkannya. Ia butuh perhatian Namjoon. Ia ingin memiliki Namjoon sepenuhnya.

Jin menghela napas pelan, masih dalam pelukan Namjoon. Setidaknya untuk sekarang, ia akan menikmati saat-saat seperti ini.

Merasa dijaga dan dicintai. Walau tak tahu akhirnya bagaimana, biar waktu yang menjawab akhir dari hubungan mereka. 

"Aku libur hari ini. Hyung sudah tidak ada jadwal, 'kan? Ayo pulang, miss you so bad hyung. Ingin cuddle seharian."

Need UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang