Need U - 12

384 23 0
                                    

 "Aku mencintaimu." Ucap Namjoon pelan dgn suara bergetar.

Jin tertegun, ia tidak mungkin salah dengar karena Namjoon mengucapkannya tepat di samping telinga Jin. Jadi tidak mungkin salah kan? Atau ia berhalusinasi karena terlalu rindu? 

Ia menatap Namjoon bingung, "Joon?"

"Ma-maaf hyung. Aku lancang mengatakannya setelah tahu kau menyukai orang lain. Tapi seperti katamu, aku tidak ingin menyesal karena hanya memendamnya. Aku mencintaimu, sungguh. Tapi perasaanku biar jadi urusanku. Kau tidak harus melakukan apapun tentang ini. Mianhae, sungguh aku minta maaf."

Jin menangis dalam pelukan Namjoon. Merasa semesta mempermainkannya. 

Apa-apaan tadi itu? Namjoon mencintainya? Jadi perasaanya sebenarnya berbalas? Hanya mereka berdua terlalu pengecut dan takut?

"Hyung, kumonon jangan menangis. Anggap saja yang tadi itu hanya angin lalu. Tolong jangan memikirkannya hyung." Panik Namjoon yg merasakan bahu Jin mulai bergetar karena menangis. 

"Joonie?" 

"Maaf hyung." 

"Namjoonie." 

"Kumohon jangan menangis hyung, maafkan aku."

"Alpha." 

Namjoon tertegun, ini pertama kalianya Jin memanggilnya alpha saat tidak sedang bercanda. Panggilan itu memberikan efek yang berbeda baginya. 

"Hyung." 

Jin justru semakin menangis sembari mengeratkan pelukan mereka. Membuat Namjoon merasa semakin bersalah.

"Maaf hyung. Maaf telah lancang. Tolong berhenti menangis ya?" 

Jin menggeleng, "Bodoh sekali."Ucap Jin sembari memukul dada Namjoon. 

"Iya aku bodoh sekali. Harusnya aku tidak menga-" 

"Aku juga mencintaimu, alpha." 

Tubuh Namjoon menegang seketika.

"Bodoh sekali aku justru mengira kau menyukai orang lain." Lanjut Jin menyandarkan dahinya di bahu Namjoon. 

"Selama ini aku takut kalau perasaanku akan membuat hubungan kita memjadi aneh. Jadi aku tidak berani mengatakannya. Apalagi aku berpikir kau menyukai omega lain, bukan aku yang banyak kurangnya ini." Jelas Jin.

"Ketakutanmu valid karena aku pun merasakannya, hyung. Tapi, jangan berkata seperti itu lagi. Kau omega terbaik yang pernah aku kenal, aku sudah sering mengatakannya kan?"

Jin semakin meluruhkan diri ke Namjoon dan disambut alpha itu dengan rengkuhan tangan yang dieratkan.

"Hm, karena kau hanya kenal dekat dengan aku dan Jimin. Aku juga sudah sering mengatakannya."

Namjoon mengurai pelukan mereka, namun tidak sepenuhnya melepaskan.

"Aku serius. Aku tidak tahu kapan tepatnya aku mulai menyukaimu. Selama ini aku selalu menyangkal perasaanku. Aku selalu mensugesti, kalau perasaanku itu sebatas rasa kagum. Tapi semakin lama aku sadar, ini bukan kagum semata, hyung." Jelas Namjoon dgn jujur.

"Aku juga kagum pada Jimin dalam beberapa hal, tapi rasanya berbeda. Jimin atau omega lain tidak pernah membuatku merasa berdebar dan salah tingkah saat berdekatan dgnnya. Tidak pernah membuatku khawatir hingga ingin memastikan sendiri kalau dia baik-baik saja. Aku dan alphaku tidak pernah merasa seantusias ini kecuali saat bersamamu. Aku tidak pernah merasa sepatah hati tadi karena mengira kau menyukai orang lain." Lanjutnya. 

"Joon." Jin kembali menangis, tapi kali ini tangis bahagia.

"Aku menyukaimu hyung, sungguh. Cinta sekali sampai rasanya hatiku hancur saat kau menolak menjadi omegaku kala itu." 

Need UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang