Bab 8

147 41 0
                                        

HARGAI KARYA PENULIS DENGAN MEMBERIKAN VOTE DAN KOMEN KALIAN. SATU VOTE DAN KOMEN SANGAT BERARTI BUAT LARA.

*

*

*

*

-•☆✿☆•-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-•☆✿☆•-

Pagi ini langit terlihat begitu cerah dengan lagi biru dan awan-awan indah sebagai pelengkapnya. Mentari pun ikut memancarkan sinar bahagianya.

Di sebuah rumah, nampak sepasang anak manusia tengah berdiri saling berhadapan di depan gerbang. Sang Hawa menatap sendu sang Adam, begitupun sang Adam yang menatap sang hawa dengan raut wajah penuh penyesalan.

"Aku datang untuk mengembalikan busur cellomu," ujar Yeri menyodorkan busur cello itu kepada Haechan, dan hal itu di terima baik oleh Haechan.

Sejenak keheningan melanda pasangan itu. Ada banyak Hala yang ingin terucap, namun hanya menjadi sebuah angan karna tersimpan kuat dalam batin.

"Jadi karena ini, kan kamu membuatku makan bubur pada saat itu?" tanya Yeri lirih, dirinya menatap Haechan dengan mata yang berkaca-kaca.

Haechan merasa tambah bersalah. "Aku minta maaf, ya. Aku dulu pernah berpikir jika kita cukup mencintai seseorang, cinta akan membantu kita mengatasi ketakutan kita. Namun sepertinya itu tidak bisa membantuku."

Yeri tertawa hambar. " Kalau begitu, kamu mungkin tidak cukup mencintaiku," Haechan menggeleng, merasa tak setuju dengan ucapan dari Yeri. "Mari kita cari tahu." lanjut Yeri membuat Haechan menganggukkan kepalanya setuju.

Beberapa menit kemudian, Haechan saat ini tengah di dudukkan disebuah kursi dengan Renjun, Mark, Jaemin, Chenle dan Jisung yang memegangi tangan, kaki dan tubuhnya.

Sedangkan Yeri, dirinya berdiri tak jauh dari Haechan. Di tangannya telah terdapat sebuah toples berukuran sedang yang berisi dengan popcorn yang cukup banyak.

Yeri bertanya pada Haechan apakah dirinya siap dan hal mendapatkan persetujuan dari Haechan.

Mendapat persetujuan dari Haechan, Yeri mulai melakukan tugasnya. Dirinya mengambil beberapa popcorn dalam toples dan kemudian memakannya, menimbulkan suara yang terdengar cukup renyah di telinga, membuat siapapun yang mendengarnya pasti juga menginginkan popcorn itu untuk di makan.

Namun hal itu tidak berlaku untuk Haechan. Dirinya terlihat memberontak tatkala mendengar suara kunyahan popcorn yang sangat menganggu indra pendengarannya, baginya suara kunyahan itu terdengar sangat berisik sehingga membuatnya lepas kendali. Renjun dan Chenle sedikit terhuyung saat Haechan melepaskan pegangan mereka pada tangannya.

7 Bayangan Rumah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang