Empat pemuda yang semalam tidur di kamar yang sama kini sudah keluar. Mereka sudah rapi dan akan memulai kegiatan mereka hari ini.
"Jadi yang kuliah cuma aku sama Lego?" tanya William saat mereka berjalan menuruni tangga.
"Sepertinya begitu. Aku harus ke apartemen menemui kakakku. Nanti sore aku balik ke sini lagi," ucap Tui yang berjalan di depan William.
Mereka sampai di tangga terakhir dan pandangan mereka langsung bertemu dengan sosok wanita paling cantik di rumah itu. Siapa lagi kalo bukan Mama Hongshi.
Mereka bergantian mengecup pipi Mama. Dulu saat masih awal, hanya Hong dan Lego yang melakukannya. Sekarang karena sudah lebih dekat, tiga lainnya mengikuti kebiasaan itu.
Kebiasaan itu juga mereka lakukan pada mommy William. Sampai saat ini orang tua yang mereka kenal memang masih orang tua Hong dan William.
Keluarga Nut dan Tui di luar kota, jadi mungkin kapan-kapan mereka bertemu mereka. Lalu orang tua Lego? Setelah mendengar kisah Lego, mereka memang penasaran, tapi tidak ingin bertemu. Alasannya, mereka takut emosi jika berhadapan langsung. Bagaimanapun melawan orang tua bukanlah hal yang baik.
"Hong masih sakit?" tanya Mama karena hanya melihat empat orang tanpa putranya.
"Demamnya sudah turun, Ma, tapi dia masih tidur. Kami tak ingin mengganggu istirahatnya," jawab Nut yang diangguki semuanya.
"Anak itu, sekalinya sakit bikin khawatir banyak orang. Ya sudah, ayo sarapan! Nanti kalian telat kalo tak segera berangkat."
Kini semuanya berjalan ke meja makan. Mereka duduk memutar seperti biasanya. Para maid yang ada di rumah itu langsung saja menyajikan makanan di atas meja.
"Papa sudah berangkat, Ma?" tanya Lego.
Mama mengangguk. "Iya, papa harus mengganti pekerjaan yang kemarin ditinggalkan saat kalian mengabari Hong sakit."
Semuanya bergantian mengambil makanan. Mereka sudah seperti satu keluarga sebenarnya jika dilihat oleh orang yang baru kenal. Mereka terlihat sangat harmonis satu sama lain.
"Kalian kuliah sampai sore?" tanya Mama di sela menikmati sarapannya.
"Lego sampai sore, Ma. Ada tugas dosen yang harus selesai hari ini. Nanti ngerjain tugas Hong juga!"
"Kenapa kamu tak membangunkan Hong saja, dari pada kmu kerja dobel?"
Lego menggeleng. "Hanya tugas kuliah, tak apa. Nanti juga pasti banyak yang bantu."
"Maaf ya, jadi ngerepotin kamu!"
"Enggak, Ma. Lego seneng melakukannya. Hong kan saudara Lego."
Mama sudah mencubit pipi Lego karena gemas. Setelah itu mama menatap tiga orang lainnya.
"Kalian juga sampai sore?"
"Will selesai sebelum makan siang, Ma. Nanti mau pulang dulu sebentar, ada adiknya mommy datang."
Mama mengangguk. "Hati-hati pulangnya. Salam buat mommy kamu, Will."
William hanya mengangguk untuk menjawab wanita di depannya.
Kini mama menatap Nut dan Tui bergantian. Hanya mereka berdua yang belum menjawab.
"Tui tak ke kampus, Ma. Kakakku datang di apartemen, jadi mau nemenin dia dulu. Setelah selesai nanti Tui balik ke sini lagi."
"Kalo Nut tak ada jadwal, Ma, tapi Nut mau pergi sebentar cari sesuatu. Setelah itu balik ke sini nemenin Hongshi."
Mama tersenyum. Ia senang tiba-tiba memiliki banyak anak. Apalagi semua anaknya tampan dan baik.
"Mama hari ini akan keluar. Ada acara keluarga. Mungkin acaranya sampai malam. Jadi kalo kalian bisa menemani Hong, mama sangat berterima kasih."
"Mama tenang saja, Hong tak akan sendirian!" seru Nut diangguki tiga lainnya.
Usai sarapan, mereka jalan bersama ke luar rumah. Di teras, Mama menatap empat pemuda yang sudah ia anggap seperti anaknya.
"Will, hati-hati kalo basa mobil. Karena hari ini tak ada Hongshi, mama minta tolong kamu buat jaga Lego ya!"
William mengangguk. "Mama tenang saja, Will akan menjaga Lego sebaik mungkin."
"Padahal Lego sudah besar loh, Ma." Lego sudah mengerucutkan bibirnya lucu.
William hampir saja kelepasan ingin mengecup bibir itu seandainya tak ingat dia sedang bersama yang lain.
"Astaga, makin hari kenapa Lego terlihat semakin menggemaskan sih? Rasanya aku jatuh cinta lagi pada pemilik wajah yang sama. Namun kali ini karakter mereka sangat berbeda. Ingat, Will, Lego bukan Lio!"
"Mau besar atau kecil, mama hanya ingin kalian saling menjaga satu sama lain! Lalu jangan lupa saling memberi kabar yang lain, biar seandainya ada masalah bisa langsung ngasih bantuan. Semua paham kan?"
Mama menatap semua satu persatu. Ia tersenyum saat semuanya mengangguk.
William dan Lego masuk ke mobil William. Mereka akan berangkat lebih dulu. Setelah itu, Nut dan Tui menyusul masuk ke salah satu mobil keluarga Hong. Nut akan mengantar Tui ke apartemen lebih dulu sebelum melakukan tujuannya keluar rumah.
Sebelum pergi, mama berpesan pada salah satu maid agar menjaga rumah dan merawat Hongshi. Semua sudah pergi, dan Hong hanya menatap mereka dari jendela kamarnya.
"Tadi bilang mau nemenin, ternyata ikut pergi juga," gumam Hong sebelum menutup tirai jendelanya.
Sebenarnya Hong memang sudah bangun sejak teman-temannya keluar kamar. Ia hanya tak ingin menyusul karena masih malu pada Nut.
Sekarang saat melihat Nut pergi bersama Tui, hatinya merasa kesal. Apalagi saat teringat pesan Nut sebelum ia kembali tidur.
"Istirahatlah. Besok tak perlu kuliah jika kau masih merasa sakit. Aku akan menemanimu."
Kini Hong kembali merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Ia malas keluar kamar, mengingat semua orang pergi.
Hari ini aktivitas lima pemuda yang selalu bersama akan dilakukan tanpa salah satunya. Sebenarnya mereka melakukan aktivitas masing-masing sih, hanya saja jika hari biasanya, setelah selesai aktivitas masing-masing mereka akan berkumpul bersama sebelum kembali ke rumah.
Rasanya berbeda. Cepat sembuh ya, Hongshi. Sembuh dari sakit juga sembuh dari perasaan penuh kupu-kupu itu.
Part yang cukup pendek😩ide sama mood nulisnya agak hambar😭
Nanti kutambah lagi kalo semuanya kembali baik🐰
See you next ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins (BL)✓END
FanfictionBukankah setiap pertemuan pasti ada perpisahan? Jika pertemuan membuatmu bahagia, lalu kenapa perpisahan terasa sangat menyakitkan? Karena sebuah kejadian di masa lalu, dia sangat takut dengan sebuah pertemuan. Lalu bagaimana jika ia bertemu dengan...