"Hong, kau tahu orang yang disukai Nut?"
Saat ini Hong dan Lego berada di kelas. Mereka baru membereskan peralatan belajar setelah kelas mereka selesai.
Lego menatap sosok sahabat di sampingnya. Ia masih penasaran dengan ucapan Nut kemarin yang menyatakan dirinya sedang menyukai seseorang.
"Enggak. Kenapa kau masih mikirin itu?"
Sebenarnya saat ini Hong sangat tidak ingin membicarakan tentang ucapan Nut. Apa daya jika Lego sudah sangat penasaran tentangnya.
"Aku sangat penasaran, Hong. Selama ini Nut kan selalu sama kita. Dia juga jarang bicara kalo bukan hal penting atau ingin menanggapi candaan kita. Ini tiba-tiba dia bisa naksir seseorang. Kira-kira wanita mana yang bisa mengetuk pintu hatinya?"
Lego mengetuk-ngetuk dagu sambil membayangkan seseorang yang disukai sosok sahabatnya.
"Bukan wanita."
Bayangan Lego langsung pudar. Ia seketika menoleh pada Hong yang kini sudah berdiri dan mulai berjalan ke luar kelas. Lego berlari untuk mengejarnya.
"Hong, tunggu!"
Lego berusaha menyamakan langkahnya dengan Hong. Ia butuh penjelasan atas apa yang tadi diucapkan sahabat baik yang sudah menjadi saudaranya itu.
"Hong, kau tahu dari mana kalo yang Nut sukai bukan wanita? Dia bukan William loh. Kita juga sudah pernah dengar kan dulu dia punya kekasih seorang wanita?"
Hong melirik Lego di sampingnya. "Masalahmu sama Will sudah selesai?"
"Ish, jangan mengalihkan topik! Jawab dulu pertanyaanku!"
Hong mengabaikan Lego. Bukan karena ia tak ingin menjawab, hanya saja ia bingung harus menjawab apa. Masa harus mengaku kalo dirinya yang disukai Nut saat ini?
Mereka sampai di parkiran mobil William. Di sana tiga sahabat mereka sudah menunggu. Hong langsung mendekati Nut dan Lego masih mengejarnya.
"Ada apa, Le?" tanya Tui.
Lego akhirnya berhenti di depan Nut dan Hong. Ia hanya menatap William dan Tui sejenak lalu fokus pada dua manusia di depannya.
"Hong tadi bilang kalo orang yang kau sukai bukan seorang wanita. Itu benar?"
Ucapan Lego mengagetkan William dan Tui. Sedangkan Nut sendiri hanya tersenyum sambil melirik orang yang berdiri di sampingnya.
"Itu benar."
Dan jawaban Nut lebih mengagetkan mereka. Astaga, kaget sekali lagi mungkin mereka akan segera pergi ke rumah sakit.
"Nut, sejak kapan kau berubah haluan?" tanya Tui.
Tui kaget tentu saja. Ia yang paling lama kenal Nut, dan selama yang ia kenal, Nut selalu kencan dengan wanita. Kabar ini sungguh mengejutkan.
"Sejak ketemu dia."
Nut masih bisa menjawab dengan tenangnya. Hong sendiri tak peduli. Ia yakin Nut tak akan mengungkapnya sekarang. Sepercaya itu Hong pada Nut.
"Orang seperti apa yang bisa mengubahmu, Nut?" tanya William.
Sama seperti Tui, William juga sangat terkejut. Selama kenal Nut, yang ia tahu sahabatnya itu menyukai wanita. Tidak seperti dirinya yang memang sejak dulu menyukai sesama gender. Ini benar-benar hal baru.
Ekspresi Lego lebih nyata. Ia melotot dengan tangan menutup mulutnya. Rasa penasaran yang tadi hanya sekitar sepuluh persen, rasanya kini langsung meningkat menjadi delapan puluh persen.
"Dia cantik juga manis. Melihatnya setiap hari rasanya tak pernah bosan. Yang ada justru jatuh semakin dalam. Wajah meronanya sangat menggemaskan."
"Nut, cukup!" seru Tui dan William.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins (BL)✓END
FanfictionBukankah setiap pertemuan pasti ada perpisahan? Jika pertemuan membuatmu bahagia, lalu kenapa perpisahan terasa sangat menyakitkan? Karena sebuah kejadian di masa lalu, dia sangat takut dengan sebuah pertemuan. Lalu bagaimana jika ia bertemu dengan...