"Jadi kalian kenapa?" tanya Nut dengan menatap dua orang yang telah merusak moment seriusnya dengan Hong.
Lego duduk di samping Hong, sedangkan William berdiri di sampingnya. Hong di posisi tengah antara Nut dan Lego.
Hong ikut menatap Lego saat Nut melontarkan pertanyaan untuk dua orang itu. Ia bisa membaca ekspresi Lego yang seperti orang bingung.
"Will hanya menyatakan cinta atau memaksamu mengakuinya?"
Nut dan William kompak menatap Hong dengan pikiran berbeda.
Nut berpikir, dari mana Hong tahu tentang William dan Lego? Bukankah sejak tadi Hong bersamanya?
William berpikir, Hong yang terlalu pandai menebak, apa Lego yang terlalu mudah ditebak? Tapi, kenapa Hong bisa tahu dua kemungkinan itu?
Lego menatap orang yang sudah ia anggap kakaknya. Ia ingin menceritakan semua, tapi ada rasa takut yang menghalanginya.
"Kau mau saran kan?" tanya Hong karena ia tahu Lego tak ingin bercerita.
Lego hanya mengangguk untuk menjawabnya.
Hong menatap William dan Lego bergantian sebelum kembali bicara.
"Kau tak yakin pada Will karena hubungan Will di masa lalu. Jadi menurutku, coba saja mengenal Will lebih dalam. Baru setelah itu kau bisa memutuskan untuk melanjutkan perasaanmu atau menghentikannya sebelum semakin dalam!"
"Hong, aku...."
Hong mengangkat tangannya saat Will baru bicara. Ia kini bersandar pada Nut dengan nyamannya.
"Aku pusing. Utarakan saja pendapatmu pada Nut!"
Hong kini benar-benar memejamkan mata. Mungkin pusing itu benar-benar terasa.
Nut menatap William dengan ekspresi seolah ingin melindungi adiknya dari penjahat. William menghela napas panjang. Ia memilih duduk di lantai dengan kepala ia taruh di meja. Tatapannya menatap Nut dan Lego bergantian.
"Aku tadi hanya bertanya pada Lego. Aku juga tak memaksanya."
"Lalu kenapa Lego sampai ketakutan seperti itu?"
William menatap wajah Lego. Memang benar, ada ekspresi takut di wajah itu.
"Le, kau takut padaku?"
Hong membuka matanya. Ia sedikit tertarik untuk melihat lagi wajah sahabat mungilnya. Sedikit bergeser untuk menyamankan sandarannya pada pemuda tampan di belakangnya.
Nut dengan tenang melingkarkan tangannya di perut Hong tanpa disadari dua orang lainnya. Ia tersenyum, hatinya merasa senang melihat pemuda manis yang berhasil merebut hatinya di posisi nyaman seperti sekarang.
"Le," panggil Hong hingga Lego menoleh padanya.
William ikut menatap Hong.
"Kau habis dicium Will?"
Lego, William, dan Nut langsung melotot karena kaget dengan pertanyaan tiba-tiba Hong. Wajah Lego memerah. Tak bisa disembunyikan lagi, ia benar-benar malu sekarang.
"Hong, kau ....!"
William sudah menutup wajahnya dengan tangan. Ia sungguh tak habis pikir. Bagaimana bisa sahabatnya satu ini bicara blak-blakan tentang hal seperti itu?
"Aku hanya tanya, Will. Bibir Lego sedikit bengkak. Kupikir kau menciumnya terlalu kasar!"
Wajah Lego benar-benar merah sekarang. Ia sangat malu hingga rasanya ingin mengubur William di perut bumi yang paling dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins (BL)✓END
FanfictionBukankah setiap pertemuan pasti ada perpisahan? Jika pertemuan membuatmu bahagia, lalu kenapa perpisahan terasa sangat menyakitkan? Karena sebuah kejadian di masa lalu, dia sangat takut dengan sebuah pertemuan. Lalu bagaimana jika ia bertemu dengan...