Lepas

115 12 2
                                    

Hari itu setelah P'Kang pulang dari rumah Hong, William ikut pamit. Ia ingin pulang untuk memberi kabar orang tuanya. Bagaimanapun ia tak bisa mengambil keputusan sendiri untuk masa depannya.

Nut dan Tui pun pulang ke apartemen mereka. Karena orang tua mereka di luar kota, mereka hanya akan menghubungi dengan video call saja. Mereka akan menjelaskan keseluruhan detailnya agar orang tua mereka memahami dengan jelas.

Lima di antaranya tiga langsung memberi kabar pada orang tuanya, lain halnya dengan dua yang lain. Hong dan Lego justru keluar rumah untuk ke taman kota. Mereka ingin bercerita pada teman-temannya.

"Kau akan benar-benar jadi artis?" tanya Keen setelah mendengar cerita Lego.

"Aku maupun Hong dan yang lain belum memutuskan. Lagi pula mama masih di luar kota, jadi kami akan menunggu mereka pulang sebelum memutuskan." Lego bicara sambil merebahkan tubuhnya agar bisa menatap langit sore.

Hong hanya duduk di sebelah Lego tanpa ingin menjelaskan apapun. Toh ia atau Lego yang cerita tak ada bedanya.

"Menurutku, kalian bisa mencobanya. Siapa tahu ini jalan asal kalian meraih mimpi. Lagipula itu agensi resmi kan? Bukan abal-abal seperti yang sering datang ke sini?" P'Gun menatap dua orang yang sudah ia anggap adiknya itu dengan tatapan serius.

Tanpa kata, Hong langsung mengulurkan kertas kecil yang merupakan kartu nama milik P'Kang. P'Gun mengambil dan langsung membacanya. Ia cukup terkejut karena nama yang tertulis di sana adalah nama orang yang cukup terkenal di industri musik.

"Kalian harus menerimanya sih ini. Dia orang yang suka mencari bakat untuk dijadikan artis. Sulit loh mendapat perhatiannya," ujar P'Off.

Hong masih diam. Kini Lego bangun dan menatap dua orang kakaknya.

"Menurut Phi, kami bisa berhasil?"

"Tentu saja. Siapa yang meragukan kalian?"

"Kami bahkan tak pernah latihan. Kami hanya melakukannya asal-asalan."

"Lego, setiap kalian ke sini itu sudah seperti latihan. Apa kau tak yakin dengan kemampuanmu sendiri?"

Lego tak menjawab. Sebenarnya ia bukan ragu dengan kemampuannya atau para sahabatnya, hanya saja kehidupan yang terlalu rumit yang membuatnya kurang percaya diri.

Tiba-tiba, Hong menarik tangan Lego dan berjalan ke area yang biasa mereka gunakan untuk menampilkan tarian atau ingin bernyanyi. Melihat itu, beberapa teman mereka mengikutinya.

Nut yang baru saja tiba heran melihat Hong menarik tangan Lego. Ia pun mengikuti tanpa tahu alasannya.

Para pengunjung yang melihat kedatangan mereka langsung saja berkumpul memutari area. P'Off pun langsung mendekatkan sound sistem yang biasa mereka pakai dan bersiap menghidupkannya. Meski tanpa bertanya dulu, mereka pasti akan langsung bergerak mengikuti musik apapun yang diputar.


Mereka terlihat menampilkan dance yang sudah mereka hafal. Setiap gerakan mereka terlihat sinkron satu sama lain.

Para penonton yang melihat tak melepas kesempatan untuk merekam mereka. Semakin lama, tempat itu semakin ramai. Banyak teriakan terdengar untuk menyoraki mereka yang tampil di tengah.

"Hong terlihat agak murung," ucap P'Gun pada P'Off.

"Bukan hanya Hong, Lego maupun Nut juga terlihat seperti menahan beban," balas P'Off.

The Twins (BL)✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang