Hari ini lima pemuda itu tidak ada jadwal kerja. Mereka hanya kuliah setelah itu pulang ke rumah. Kebetulan hari ini mereka berpisah.
William akan pulang ke rumahnya karena ada keluarga jauh yang datang. Katanya nanti akan menyusul ke rumah Hong jika keluarganya sudah pulang.
Nut dan Tui mengerjakan tugas kuliah, jadi pulangnya mungkin agak sore. Jadi Hong dan Lego pulang sendiri setelah menyelesaikan kelas mereka.
Usai kuliah, dua sahabat itu tidak langsung pulang ke rumah. Mereka ingin pergi ke suatu tempat. Terbiasa suasana ramai berlima, sekarang harus berdua. Jadi mereka tak ingin cepat pulang.
Hingga petang, Nut dan Tui sudah pulang ke rumah Hong. Mereka disambut orang tua Hong seperti perlakuan orang tua mereka sendiri.
Tak lama kemudian, William juga tiba di sana. Sambutan yang didapat William juga sama seperti Nut dan Tui. Orang tua Hong memang sudah menganggap mereka seperti anak kandung.
"Kalian kok cuma bertiga? Hong sama Lego mana?" tanya Mama.
Pertanyaan itu membuat mereka bertiga bingung. Hari ini mereka berpisah saat baru masuk kelas. Jadi setelah itu mereka tidak ada yang tahu kegiatan apa yang dilakukan yang lain
"Tadi kami berpisah setelah sampai kampus, Ma. Setelah itu kita tak ketemu lagi," kata Tui.
"Iya, Ma. Will tadi juga pulang ke rumah mommy dulu, jadi tak sempat nyamperin mereka," tambah William.
"Nut sama Tui ada tugas, Ma. Jadi tadi pagi kami ijin pulang telat," imbuh Nut.
"Astaga, kemana dua perawan mama?"
Nut, Tui, dan William saling pandang. Bukan karena kata 'perawan', tapi mereka juga khawatir pada dua sahabat mereka. Apalagi setelah ingatan tentang Lio terlintas. Mereka khawatir jika dua orang itu berhadapan dengan Lio saat tidak bersama mereka.
"Nut akan coba menghubungi Hong, Ma."
Nut sudah mengeluarkan ponselnya. Namun, belum ponsel itu terbuka dari kata sandinya, suara tawa dua orang yang sangat mereka kenal terdengar dari arah pintu utama.
Mereka kompak menoleh ke sana. Detik selanjutnya mata mereka melotot terkejut. Yang mereka lihat memang dua orang yang mereka nantikan, tapi penampilan dua orang itu kini berbeda.
"Hong, Lego! Kalian mengubah warna rambut?"
Hong dan Lego kompak menoleh pada mama mereka.
Semua orang menatap penampilan baru dua orang itu dengan diam. Banyak kalimat yang terlintas di pikiran, tapi mereka seolah tak bisa mengungkapkannya."Legi bosen warna yang kemarin, Ma. Pengen ganti."
"Tadinya Hong hanya mau antar Lego, tapi tiba-tiba pengen juga. Jadi ikutan."
Mama mendekati dua putranya dengan ekspresi yang sulit ditebak. Hong maupun Lego tak khawatir. Mereka sudah sangat mengenal bagaimana mamanya.
"Kenapa kalian tak mengajak mama juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins (BL)✓END
FanfictionBukankah setiap pertemuan pasti ada perpisahan? Jika pertemuan membuatmu bahagia, lalu kenapa perpisahan terasa sangat menyakitkan? Karena sebuah kejadian di masa lalu, dia sangat takut dengan sebuah pertemuan. Lalu bagaimana jika ia bertemu dengan...