8

177 20 14
                                    

08.09

KRINGGG!!!!

"ah bangsat. rapat lagi." gumam karis.

karis melihat sekeliling, apakah ada teman sekamar nya? huftt, untung tidak.

karis bersiap siap, karena jam 9 mereka harus mengadakan rapat.

2 menit kemudian, karis selesai berganti kaus dan apapun itu menjadi lebih rapi, ia pun keluar dari asrama dan menuju ke sekolah.

tap
tap
tap

kriek...

"mat pagi.. btw gabisa ya jangan pagi pagi gini rapat nya? gua capek." ucap karis dengan lesu.

"alay." ejek bhima.

"idih, kenapa si lo? semenjak gua datang disini, lo kaya ga mercayain gua?"

"sesuai perkataan jeje, lo itu beban."

"yaelah, ngapain percaya dia? mata aja gaada, apalagi mulut jujur." ceplos karis.

"heh, di osis, tidak ada yang namanya pengejekan, pembullyan, dan hal lain sebagainya." tegur rere.

"udah woi! duduk!" kesal agatha.

karis pun duduk.

"oke? jadi kalian setuju Karis di kelompok mana nih?" tanya rere, karis bingung tentang pengelompokan yang dibilang rere.

"ehm.. mungkin kelompok 2??"

agatha tersenyum, "boleh boleh, makasih saran nya del!" ucapnya.

agatha berdiri dan memberikan selembar kertas ke karis, "ini semua hal yang gaboleh lo lakuin selama di rencana ini, paham?"

karis sedikit kaget dengan kertas tersebut. . .

"eh! lo yang bener aja?! 50 PERATURAN?!"

"ya iya lah! gini, pertama. lo jangan bilang ini kesiapa siapa, apalagi sombong sombongin diri, jijik gue," ucap agatha.

"kedua, lo gaboleh bilang kasus ini ke pak matthias sama pak yoo untuk sementara."

"dah itu aja yang paling penting." sambung agatha.

karis mendecih, "yayaya! serah dah." ucapnya.

"oke? apa yang mau disampai in hari ini, re?"

"nomor karis ntar di tambahin sementara ya digrup osis. dan karis, kamu bisa ga mata matain apa gitu bareng agatha? dan bantu ngungkap in kasus ini, mungkin iq kita ga secukup itu ya, soalnya ada manusia 0 iq disini." saat kata kata bagian terakhir, rere menunjuk ke arah Bhima.

"ih anjeng lo ya re!"

"hust! gaboleh kasar sama cewe." tegur raka sembari menutup mulut bhima.

"ck."

"ehem! mungkin aku bisa, aku biasa juga jadi mata mata. hehe.." jawab karis.

"siap, makasih buat kerjasama nya karisma setya putra."

"lin, si adnan lo taruh dimana anjir?" tanya karis.

"gausah anjir anjir gitu ke gue, ingat peringkat bro! dan adnan... gue sementara kunci dia di 1 ruangan, lo gaboleh tau." jelas selina.

"gua ya yang bantu disini, masa main rahasia rahasiaan gitu!" kesal karis.

"udah udah! selina, karis diem!" kesal rere mendengar

rere tersenyum dan menatap karis, "oke, kamu mau ga jadi anggota rencana ini??" tanya nya.

"boleh aja."

DirganRaya School - bakwan fightback.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang