"cukup.. saya muak kak."
"bhima, jangan aneh aneh."
tak lama kemudian..
terlihat semua orang berlari larian kembali, seperti ada masalah. javi pun langsung bertanya ke salah satu perawat.
"eh eh! ini kenapa?!" tanya javi.
"r-ruang yang ditempatin anak pak arya.. kebakaran!" jawab perawat tersebut, membuat javi kaget.
dan bhima tak sengaja mendengar kalimat tersebut dari salah satu perawat..
"k.. kebakaran?"
BRAK!
bhima membuka secara kasar pintu yang berada didepan nya, lalu ia berlari kearah kamar teman temannya.
benar.. terbakar.
bhima masuk tanpa orang yang menjaga, ia mencari tombol darurat saat kebakaran.
ketemu, tekan..
"BANGSAT! RUSAK ANJING!"
BRAK!
BRAK!"b-bhima!! t-tolong!!" teriak seseorang samar samar, bhima mendengar itu.. selina hadiwijaya?
bhima pun pergi ke sumber suara, ia menggendong belakang selina dengan cepat lalu pergi keluar.
selina terbatuk batuk karena asap, "u-uhk! uhk!"
...
...
wiuu!!
"pemadam! tolong padamkan api ini cepat!"
wushh...
srr..--
akhirnya padam.
namun nyawa orang orang disana, dinyatakan meninggal.
selina menangis. dan bhima? ia sedih, namun ia susah untuk menangis.
sudah cukup.. odo, selena.
sekarang? rere,agatha, dan adela.
"bertahan selina. sekarang, cuma lo cewe di pelita raya."
"gue gabisa.. gue gabisa.. gue takut bhim.." ucap selina dengan suara yang bergetar.
"shshsh.. tugas gua ngejaga selena, selesai. sekarang adik nya yang gua jaga." jawab bhima.
selina kembali menangis.
bhima kembali menenangkan selina, ia sungguh membenci hari itu.. andai saja ia bisa memutar waktu, ia pasti akan menjaga odo, selena, dan teman temannya.
bhima pergi meninggalkan selina di ruangan sana, ia pun menyelidiki kamar yang teman temannya tempati awalnya.
"kok bisa ya? .." tanya bhima, ia sempat bingung.. kenapa tombol darurat itu tidak bekerja seperti biasa? apakah rumah sakit itu berhantu, atau..
"sabotase." pikir bhima.
"kalau bunuh ga dosa, gua udah bunuh lo ya adnan. dan kalau menyakiti cewe itu gaada di peraturan pelita manju, udah gua tenggelamin lo di laut, alana senia." ucap bhima penuh dendam.
bhima pun menangis, menghilangkan semua rasa lelah nya dihari itu.
bhima akhirnya memutuskan untuk pergi keluar kamar tersebut dan pergi ke ruangan tadi.
tap
tap
tap
tapkriek..
"kak javi?" panggil bhima, javi sontak berlari kearah bhima dan memegang pundak bhima.
"bhima, makasih udah jagain selina sepenuhnya! makasih udah selametin dia! walaupun.. kakak nya sudah tiada." ucap javi.
"tapi.. agatha, rere dan adela.. sudah tak terselamatkan." balas bhima, itu membuat javi sedih dan ingin mengungkapkan sesuatu.
"bhima, saya benci ngomong jujur begini. tapi, sebelum kamu tau kalau agatha sudah tiada.. sebenarnya perawat yang menjaga agatha baru saja memberitahukan ke saya tadi. kalau agatha memang benar benar tiada karena bekas suntikkan yang tidak dikenali dan juga sepertinya disangka setrum yang sangat kuat," jelas javi. "lalu adela, perawat itu juga bilang kalau adela dinyatakan tiada kemarin karena racun yang berbahaya itu. tapi karna ia anak nya sehat, ia masih bisa bertahan dalam jangka waktu yang dekat, itu alasan mengapa adela mencari cari rere." sambung nya membuat air mata bhima terjatuh.
"murid pelita raya.. tinggal saya, selina, raka, arshaka sama adnan, kak. aku capek sama dunia kalau begini." gumam bhima.
bhima pun melihat kearah selina, ah.. ternyata sudah tertidur. matanya keliatan bengkak, sungguh anak yang malang..
"semangat, saya tau ini cobaan buat kamu. mungkin dosa kamu kebanyakan atau apa, tapi semangat ya? jangan pantang menyerah." ucap javi.
"makasih kak javi, saya titip selina disini dulu ya. mau balik asrama." izin bhima lalu pergi keluar rumah sakit, ia melangkah ke parkiran motor.
'tragedi mengerikan .. kau harus bisa melepaskan itu, bhima bening adimurti.' batin bhima.
"gua udah mulai tenang, tapi hati gua ga ikhlas. gimana nanti gua nyampein ke raka sama arshaka??"
pikiran bhima mulai rusak, ia terlalu cemas untuk memberitahukan bahwa beberapa siswa siswi dirganraya telah.. tiada.
nguengg..
srkk..
'gua bakal nginep sama kamar siapa ya? hft, gua bakal bicara sama karis dulu.' batin bhima.
ia pun pergi ke asrama lalu melangkah kearah kamar karis.
toktoktok!
"ris?" panggil bhima.
BRAK!
"woilah njing! lo bikin gua panik bangsat!" balas karis sembari memukul pundak bhima.
"ck." decak bhima, pandangan ia terhalang karena melihat kai disana.
"mata lo bengkak, kenapa nih?" tanya kai.
"mata gua.. ayo ikut gua ke rooftop kalian berdua, gua pengen bicara jujur." jawab bhima tanpa menjawab pertanyaan kai sesungguhnya.
tap
tap
tap..kriek..
...
"jadi apa?" tanya karis.
"maaf janji gua sebelumnya, gua gabisa bawa selena sama odo dengan keadaan selamat." jawab bhima dengan suara menahan tangis kembali.
"apasih bhim, candaan lo ga lucu."
"bangsat! cukup jawaban itu ditelinga gua, males bet anjing dengernya!" kesal bhima.
bhima menjelaskan semuanya, dari tragedi selena hingga kamar rumah sakit tersebut.
karis tak percaya apa barusan berita yang ia dengar..
sedangkan kai? ia keliatan sedih, ia juga tak sangka dengan berita tersebut yang keluar dari mulut bhima.
"pelita raya.. tinggal gua, selina, adnan, arshaka, sama raka." ucap bhima.
- yah jujur saja, kalau beberapa teman ku tiada didepan mata ku sendiri, aku akan lebih sedih dari pada keluarga ku yang tiada didepan mata ku. like, my friends more important then my family. - Bhima Bening.
KAMU SEDANG MEMBACA
DirganRaya School - bakwan fightback.
Mystery / Thrillermenghilang.. meyelidiki.. lenyap. siapa dalang dibalik semua ini.. apakah makhluk halus? who know's? sudah beberapa hari semenjak sekolah pelita raya dan dirgantara digabungkan hingga dinamakan DirganRaya. dan juga .. semua murid dirganraya di peri...