CHAPTER 7 : HER FAMILY

66 7 1
                                    


Seorang gadis terlihat tengah meregangkan tubuh nya setelah lelah berjam jam duduk di meja belajar dan mengerjakan tugas yang di berikan guru dan juga sekalian mencicil pelajaran untuk kedepannya, ya gadis itu adalah ami

Dengan kacamata minus yang masih bertengger di hidung nya ia melirik kearah jam yang sudah menunjukan pukul 22:00 ternyata sudah cukup lama ia belajar, setelah di antar pulang oleh eaven ia langsung membersihkan diri dan langsung belajar, tidak lupa untuk makan terlebih dahulu

Ia menguap kecil sambil meregangkan jari jarinya yang pegal karena menulis sedari tadi “capek juga ya ternyata kalau harus ngejar angka kayak gini” monolognya

Maniknya menatap atap kamarnya dengan pikiran kosong “huh…sampai kapan gue harus ngejar angka kayak gini?” ami terus membiarkan pikirannya kosong

Belajar memang sebuah kewajiban untuk seorang siswa agar nilai yang mereka dapatkan akan bagus dan tidak menurun atau anjlok, tapi jika sudah seperti ini terlalu berlebihan dalam belajar juga sama sekali tidak bagus untuk kesehatan baik fisik maupun mental

Ami terus fokus dengan buku buku dan juga kertas di tangan nya dengan cekatan menggoreskan segaris hitam dari pulpen yang berada di tangan nya yang lain

Cklek

Sampai suara pintu kamar nya yang di buka mengalih kan atensi gadis itu, ia menoleh kearah pintu kamar nya yang terbuka, menampakan remaja yang berjalan masuk kedalam kamarnya, ami mengulas senyum memandang remaja laki laki yang perlahan berjalan masuk kedalam kamarnnya

“kok jam segini belum tidur?adek mau begadang ya?” Tanya ami ke remaja itu yang tak lain adalah adik nya yang bernama ravin yang berjalan mendekati dirinya dan berdiri tepat di depannya

Ravin hanya terdiam sambil menatap ami dengan tatapan yang dalam, yang membuat ami khawatir dengan adik satu satu nya ini

“kok diem aja?ada masalah?mau cerita sama kakak?” Tanya ami sekali lagi dengan jemari nya yang menyentuh pipi ravin lembut, ami ini memang type gadis yang sangat physical touch karena menurutnya itulah cara menyalurkan kasih sayang nya

Ravin menggeleng pelan, ia menurunkan tangan ami yang ada di pipi nya dan berbalik ia yang menyentuh pipi kakak nya “kakak ga apa apa? Adek ga sengaja denger papa marahin kakak kemarin malam”     

Perkataan yang ravin lotarkan seketika membuat Senyuman yang ami perlihatkan perlahan menghilang tapi dengan cepat ia menerbitkan kembali senyuman nya

“kakak ga apa apa kok, papa cuman marah dikit ke kakak, makasi ya udah khawatir sama kakak, ravin memang yang terbaik ya” ujar ami sambil mengusap lembut surai ravin

Seakan tidak puas dengan jawaban sang kakak ravin kembali bertanya “bener kakak ga apa apa?soal nya…aku denger papa bilang ‘kamu memang anak yang tidak  berguna sama sekali ’ sama adek denger suara tamparan keras dari ruangan papa malam itu”

Seketika ami berhenti mengusap surai ravin, senyuman ami luntur seketika juga, ia menggigit bibir dalam nya dengan keras, ia tidak menyangka kalau ravin mendegar itu, ia mengira ravin sudah tertidur malam itu sehingga tidak akan mendengar apa pun tapi ternyata dirinya salah

Dan kenapa juga ia tidak menyadari itu? Kenapa ia tidak kepikiran kalau seadainya saat itu ravin belum tidur dan mendengar semua ya, ami menjawab pertayaan ravin dengan ragu ragu

“ah haha kok ravin belum tidur jam segitu?kayak nya ravin mimpi deh engga ada tuh suara tamparan sama sekali, papa juga ga bilang gitu kok haha” tawa kikuk ami

Ravin kesal dibuat nya, ia menangkup kedua pipi kakaknya lalu mengusap nya pelan menggunakan ibu jarinya “kakak! Adek lagi ga mimpi tau! Adek denger sendiri kemarin malam  suara tamparan nya keras banget dari kamar papa, dan papa juga menyebut nyebut  kakak tau! Adek ga mimpi sama sekali, kenapa kakak ga mau jujur sama adek, kakak gapapa kan”

VENAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang