CHAPTER 9 : SENJA

52 6 0
                                    


Tes…tes…

Air mata ami terjatuh mendengar cerita eaven, alasan pemuda itu terlihat sangat berantakan malam itu, ami tidak menyangka kalau ternyata eaven mengalami hal seperti itu, hal yang sama tapi berbeda dangan yang ia alami, jika eaven di tuntut untuk menjadi sempurna seperti kakaknya, maka ami di tuntut untuk menjadi sempuran dan selalu menjadi nomer satu layaknya boneka
 
Eaven yang menyadari ami menangis menjadi gelagapan sendiri “hey hey, kenapa nangis hm?gue ada salah kata ya?” Tanya nya sambil menghapus air mata ami yang mengalir di pipi gadis itu
  
“gue cuman ga nyangka ternyata itu alasan lo begitu berantakan malam itu, gue ga nyangka ada seorang ayah yang bahkan tega menghajar putra nya sendiri, hanya karena tidak bisa seperti kakaknya” balas ami, ia juga tidak sadar kalau papanya bahkan tega mengangkat tangan bahkan kepada seorang  anak perempuan yang biasanya adalah harta berharga bagi seorang ayah

mungkin bagi krist tidak seperti itu, bukan kah seharusnya anak perempuan adalah harta berharga bagi seorang ayah? sepertinya itu tidak berlaku bagi ami
   
Perut eaven terasa seperti banyak kupu kupu yang terbang dari sana, melihat gadis yang merupakan pujaan hatinya bahkan sampai menangis hanya karena dirinya, membuat hatinya menghangat, ia merenguh tubuh ami untuk masuk kedalam dekapannya, dagu nya yang ia sandarkan di pucuk kepala ami dengan  tangan yang setia mengelus surai sang gadis
 
lihat bahkan ami sangat mengkhawatirkan dirinya,  eaven Sekali terjatuh dalam pesona ami sekar paramitta

“bukan masalah bagi gue, gue udah biasa dengan hal itu, jadi ratu semesta nya eaven berhenti nangis oke?” bujuknya, mau bagaimana pun melihat ami menangis terasa seperti ribuan pedang menacap dari segala sisi tubuh nya, sakit itu yang  bisa di gambarkan dengan kata kata
 
bukan kah eaven pernah berkata, ami dan air mata sama sekali tidak cocok

Ami mengangguk mendengar itu, ia melepas dekapan eaven padanya dan tersenyum manis, lalu menepuk pelan pucuk kepala eaven “terimakasih sudah mau bertahan selama ini”
  
eh?” eaven yang mendengar kalimat yang ami lontarkan terpaku diam, terkejut, tidak ada yang pernah berkata seperti itu seumur hidup nya, tidak ada yang pernah berkata terimakasih karena dia sudah bertahan dari semua nya dan bisa sampai sekarang
  
Kekehan kecil terdengar dari ami “gue bilang, terimakasih sudah mau bertahan sampai sekarang eaven, eaven cowok kuat selama ini, gue ga tau apa yang lo alami tapi terimakasih sudah bertahan eaven ku!”
  
Eaven ku?ami baru saja mengatakan itu kan?eaven tidak salah dengar kan?ami baru saja berkata eaven ku bukan? Ya kan? Ah seperti nya eaven semakin jatuh dengan gadis yang bernama ami sekar paramita, seringai terbit di wajah tampan eaven
  
“ami, ami, lo semakin buat gue gila sayang” ujar eaven sambil mengelus pipi ami dan menatap gadis itu seperti mangsa nya

“ya, eaven hanya milik ami, begitu sebalik nya ami hanya milik eaven selamanya, hanya milik ku” sambungnya sambil mengusap pelan bibir bawah ami
 
Sedangkan ami sudah berkeringat dingin melihat eaven yang sudah seperti predator, sepertinya ia salah memilih kalimat, tapi tanpa sadar ia berkata eaven ku tadi!pasti itu yang membuat pemuda ini seperti sekarang, betapa bodohnya dirinya
   
“jangan takut sayang, gue ga bakal apa apa in lo, tapi kalau lo mau…”eaven menjeda kalimat nya dan berbisik tepat di telinga ami dengan deep voice milik nya “gue siap kapan aja”
   
Bulu kuduk ami merinding seketika mendengar apa yang eaven katakan, dengan rona merah yang menjalar di pipinya, ami menonjok perut eaven tapi tentu tidak berasa apa apa bagi sang pemuda
  
ouch…sakit babe” lirih nya tapi yang membuat ami kesal adalah eaven berkata lirih masih dengan seringai milik nya
   
“jangan banyak drama, kalau mau akting kesakitan buang seringai lo itu dulu bodoh”

Kali ini pemuda itu malah terkekeh kecil “iya siap salah, nona dari kerajaan teater” ledek nya yang membuat ami hanya tersenyum paksa, rasanya ingin melempar eaven ke dalam lautan dalam sangat besar
  
Ami menghela nafas kasar, sabar, sabar ia harus sabar menghadapi makhluk modelan eaven seperti ini, harus sabar “lain kali jangan kayak gitu, beruntung kelas lagi sepi kalau enggak gimana? Berabe nanti masalah nya”
  
Eaven mengangkat bahu tidak peduli dengan hal itu “buat apa gue peduli? Biarkan mereka tau kalau gadis yang bernama ami ini hanya milik eaven dan baik siapa yang memiliki nyali untuk menjadi orang ketiga di antara kita pasti akan menerima konsekuensinya dari gue”
  
“kayak kita pacaran aja” sindir ami

VENAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang