“baru pulang?” suara pria setengah baya terdengar di dalam telinga eaven, suara yang membuat nya muak, setelah dari pantai eaven langsung mengantar ami dan setelah itu baru pulang ke rumah
Baru sampai rumah, ia sudah di sambut dengan suara anggara yang sedang duduk di sofa di samping rania ibu nya, eaven lebih memilih diam dan tidak menjawab pertanyaan anggarajujur saja ia sangat malas jika harus berdebat dengan pria setengah baya itu, membuat energi yang ia miliki habis terbuang sia sia
“eaven! Ayah sedang berbicara dengan mu!” anggara menaikan nada nya, tapi eaven sama sekali tidak peduli dengan itu hendak berjalan menuju kamarnya namun langkah nya di hentikan oleh sang bunda
“ven duduk dulu ya nak, dan ayah jangan manaikan nada ke eaven” rania berkata lembit dan menoleh menatap kearah suami nya yang malah menatap jengkel kearah eaven
“buat apa saya harus seperti itu? Dengan anak yang bahkan tidak menjawab saat ayah nya sedang berbicara dengan nya” sindir anggara“tsk” eaven berdecak mendengar penuturan ayahnya, baru akan menjawab tapi suara bundanya sudah lebih dulu memotong ucapan nya
kalau saja bunda nya sedang tidak ada di sini mungkin eaven sudah membalas perkataan ayah nya tapi ia menahan hal itu di depan bunda nya
“ayah mau bagaimana pun ayah ga boleh seperti itu, ayah itu contoh buat anak, berilah contoh yang baik” tutur rania dengan lembut, wanita itu mencoba memberikan penjelasan kepada suami nya
Anggara mendengus lalu berdiri dari sofa “terus lah bela anak mu yang bahkan tidak bisa melakukan apa apa” lalu ia berjalan pergi meninggalkan kedua orang di sana dengan amarah
Rania hanya bisa menghela nafas dengan sikap suaminya itu, ia menuntun eaven untuk duduk di sofa di samping nya, ia mengusap punggung eaven dengan lembut “maafin ayah ya ven, ayah ga maksud buat berbicara seperti itu ke eaven”rania bingung kenapa suami nya selalu saja berkata hal hal yang dapat melukai putra nya, apa suami nya tidak berpikir apa yang di rasakan eaven setelah mendengar kata kata yang ia lontarkan?
“gapapa bunda, bundah seharunya ga minta maaf ke eaven, bunda ga salah” jelas eavenRania tersenyum mendengar itu, putra nya ini memang mudah mengerti “oh ya bagaimana sekolah nya sayang?”
“biasa aja bun, ga ada yang spesial” jawab eaven seadanya saha“gitu, terus ami ami itu gimana?” Tanya rania yang membuat eaven terkejut bagaimana sang bunda bisa tau hal itu, padahal ia tidak pernah bilang ke siapa pun tentang ami
sial, bagaimana kalau bunda nya ternyata tidak menyukai ami? walaupun secara jelas Ami dan bunda nya tidak pernah bertemu satu sama lain tapi ada kemungkinan kan?
atau bunda nya akan menyuruh dirinya menjauhi ami karena akan merasa kalau ami mengganggu kehidupan sekolah nya
tidak eaven tidak mau hal itu terjadi, tidak sampai kapan pun itu
“bunda tau?”“tentu bunda tau, kan kamu sering banget nelpon sama ami ami itu kan? Terus kamu juga kadang kadang ketawa sama senyum senyum sendiri,ya bunda pikir itu pasti karena cewek” rania berkata sambil terkekeh kecil
Eaven mengacak ngacak rambut nya mendengar penjelasan sang bunda “eaven kira bunda ga bakal tau”"bunda ga akan suruh eaven jauhin ami kan?" sambung nya
rania terdiam sebelum tersenyum lembut kepada putra nya, bisa ia lihat walaupun wajah eaven datar sekarang tapi rania bisa tau dari manik hitam legam itu tersirat rasa cemas jikalau ia menyuruh eaven menjauh dari ami
"eaven putra ku, buat apa bunda nyuruh kamu jauhin ami sayang, tentu bunda ga bakal larang kamu buat deket deket sama ami kok"
manik hitam legam yang sebelum nya tersirat kecemasan berubah menjadi berbinar "bener ya bunda?"
KAMU SEDANG MEMBACA
VENAMI
Teen FictionEaven seorang pemuda yang sempat kehilangan semangat hidup nya dan merasakan kekosongan dalam dirinya Merasa bahwa dunia tidak lagi berpihak padanya, manik hitam legam yang memancar kekosongan yang mendalam Sampai suatu malam dengan sang bulan seba...