CHAPTER 11: MIMISAN

46 4 1
                                    

Sesuai janji yang mereka buat semalam, kini eaven berdiri di  teras depan rumah ami dengan kaos hitam polos dengan celana pendek selutut lengkap dengan sepatu hitam yang selaras dengan baju yang kini ia pakai, memainkan ponsel sambil menunggu gadis nya selesai bersiap siap

Ia tidak masalah jika harus menunggu ami dalam jangka waktu yang lama, karena ia tau perempuan itu butuh waktu lama untuk bersiap siap, dari memilih pakaian yang akan di pakai, lalu make up belum lagi menata rambut, memang lama dan sangat membosankan untuk menunggu, tapi eaven sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu
 
Lagipula gadis nya lama karena berdandan untuk nya bukan untuk orang lain, jadi kenapa ia harus marah atau merasa keberatan karena menunggu lama?
 
Sekitar sepuluh menit ia menunggu di teras depan rumah sang pujaan hati, suara pintu terbuka dan memperlihatkan seorag gadis yang tak lain adalah ami, ia memakai sebuah dress sederhana berwarna baby blue dengan di padukan dengan sepatu putih, ia juga memakai pita rambut yang berwarna putih untuk menghiasi rambut wolf cut milik nya yang malah terkesan sangat cantik karena biasanya jika rambut nya terurai bukan nya terlihat cantik malah terkesan tampan
 
Dengan memakai make up natural yang semakin menanambah kesan cantik dan feminim yang  sangat jarang ia tunjukkan, tapi kali ini ami tampil dengan kesan femini, ami berdiri di depan eaven dengan menggendong tas selempang kecil yang berwarna putih juga
 
Manik hitam legam milik eaven tertegum memandangi indah nya ciptaan tuhan yang sedang berada  didepannya, sungguh eaven tidak bisa memalingkan pandanngan nya dari ami, gadis itu terlihat sangat cantik dengan balutan dress baby blue yang sangat cocok dengan nya
 
Pemuda itu tak bisa berkata apa apa sungguh pemadangan di depanya sangat indah dari apapun yang pernah ia lihat sebelum nya, ami yang menyadari eaven hanya terdiam saja tanapa berkata apa apa memiringkan kepala nya binggung

“ven?” panggil ami, taka da jawaban dari sang empu yang di panggil nama nya, eaven masih terdiam sambil memandangi ami
 
“eaven? Yuhuu…hello?” panggil ami sekali lagi, tak ada jawaban dari eaven

“ASTAGA VEN…..lo mimisan” panik dan khawatir ami saat melihat cairan merah keluar dari hidung eaven, teriakan dan perkataan ami seakan membawanya kembali ke masa kini
  
Eaven dengan tampang bodoh nya mengusap darah yang mengalir dari hidung nya menggunakan ibu jari nya dan memandang darah itu “bener gue mimisan”
  
“tck! Lo kayak orang bego aja sekarang, diem jangan gerak biar gue bersihin” omel ami, ia mengambil tisu yang ada di dalam tas selenpang milik nya dan dengan perlahan menggunakan itu untuk mengusap darah yang keluar dari hidung eaven
  
Ami terus mengelap darah yang mengalir sambil sesekali menggerutu, sedangkan oknum yang tidak sadar dirinya mimisan hanya diam terpaku, eaven bisa mencium aroma mint dari tubuh ami, bahkan dengan jarak yang sedekat ini ia bisa melihat dengan jelas wajah cantik ratu semestanya
  
“lo sakit? Kok bisa mimisan gini sih? Tumben loh lo kayak gini, kalau sakit jangan di paksa kita bisa pergi lain waktu”

Mendengar itu eaven langsung saja membantah “ga, gue gapapa, gue ga sakit, kita jadi pergi sekarang”
  
“tapi lo mimisan ven, nanti kalau kenapa kenapa gimana? Lagian tumben banget lo mimisan, biasanya ga pernah”

Terlihat eaven gelagapan mendengar perkataan ami “cuaca panas” singkatnya, ami mengkerutkan dahi nya mendengar jawaban eaven sementara eaven panas dingin melihat raut wajah ami, bisa saja ia langsung ketahuan berbohong di sini tapi tak di sangka ami malah mengangguk
 
“oh ya bener juga, gue juga sering dengar banyak orang mimisan karena cuaca yang panas kayak hari ini, apalagi lo di luar rumah nunggu gue tadi” ami manggut manggut
  
Eaven menghela nafas lega ami percaya dengan apa yang ia katakan tadi, tidak mungkin kan ia berkata kalau alasan nya mimisan tadi karena melihat ami yang sangat cantik nya kebangetan hari ini, dan hal itu di luar kemampuan eaven untuk menghandel nya
  
Jika ia menjawab hal seperti  itu bisa ia tebak ami akan langsung mengejek nya di saat itu juga, dan akan membuat nya sangat malu, hampir saja rencana nge date nya (hanya rencana eaven saja) batal karena mimisan sialan itu tadi, sudah lah eaven tidak mau mengingat hal itu lagi
 
“kita bisa berangkat sekarang?” Tanya ami

VENAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang