Bel istirahat makan siang baru saja berbunyi beberapa menit yang lalu, semua siswa langsung berhamburan keluar dari kelas untuk menuju kantinberbeda hal nya dengan seorang pemuda yang tak lain adalah eaven yang bergegas menuju kelas ami dan bukan kearah kantin
benak nya masih di penuhi oleh kejadian kemarin yang sangat membuat dirinya muak dengan segala nya, dan sekarang ia hanya butuh ami untuk membuat nya tenang walaupun hanya untuk sesaat
siswa dan siswi berlalu larang di lorong kelas, ada yang menyapa teman nya dan ada yang hanya berjalan jalan saja
di sepanjang jalan banyak yang memperhatikan eaven terkhususnya siswi yang ada di sana, eaven adalah murid yang populer di kalangan para siswi
banyak yang memandang nya dengan tatapan penuh puja, banyak siswi yang berangan angan menjadi kekasih dari sang pemuda yang tak lain adalah eaven
tapi eaven sama sekali tidak pernah melirik siswi siswi tersebut, karena ia hanya akan selalu melirik satu gadis saja yang tak lain dan tak bukan adalah ami
pintu kelas 11 MIPA 4 terbuka menandakan kalau siswa dan siswi di kelas tersebut sudah keluar, manik hitam legam itu menangkap sesosok gadis yang tengah berdiri di ambang pintu dengan postur tubuh tak bersemangat, gadis itu merupakan teman dari ami
Eaven merasa janggal dengan yang wina lakukan, biasanya setahu eaven gadis itu pasti sudah menempel dengan ami di saat jam istirahat seperti ini
jika tidak menempel dengan ami pasti wina dan ami tengah bersiap untuk pergi ke kantin walaupun hanya sekedar membeli makanan ringan saja
tetapi sekarang wina hanya berdiri tak bergeming di depan pintu kelas, eaven memang merasa sedikit aneh tapi jika mengingat kembali tingkah wina, maka rasa aneh eaven lenyap begitu saja
Eaven berdiri tepat di depan wina, yang masih tidak bergeming dari posisi nya seperti nya gadis itu sama sekali tidak menyadari kehadirannya
pandangan wina seperti sedang menatap kedalam kelas, seperti sesuatu telah terjadi
saat eaven hendak menolehkan pandangan sesuai apa yang wina pandang, tetapi suara wina sudah lebih dulu mengalihkan atensi nya dan membuat eaven kembali menatap wina
"jangan liat ven, mata lo bakal perih kalau ngeliat yang sedang gue liat sekarang" ujar wina, entah mengapa eaven seperti mendengar wina berkata dengan nada yang terkesan jengkel
menghiraukan apa yang wina tuturkan eaven menolehkan pandangan nya "memang nya ap--"
perkataan nya terhenti, emosi nya pernah kembali mendidih, buku buku jari nya sudah memulihkan karena terlalu erat ia mengepalkan tangan nya
urat urat di leher nya menonjol begitu saja setelah memandang pemandangan yang sangat membuat darah milik nya mendidih
"udah gue bilang kan jangan liat ke sana" ujar wina sekali lagi sambil menghela nafas di akhir
pemandangan yang eaven dan wina lihat adalah, ami yang sedang duduk di meja nya dengan menopang dagu nya dengan sebelah tangan, menatap kearah jendela dengan seorang pemuda yang sedang memainkan surai wolf cut milik ami dari samping
eaven tidak atu siapa pemuda itu, dan pemuda itu juga bukan dari kelas ami, siapa pemuda itu yang dengan seenak nya memainkan surai gadis nya?
bahkan ami sama sekali tidak bereaksi sama sekali, gadis itu hanya diam, tidak peduli, yang membuat darah eaven semakin mendidih
kini manik hitam legam itu beralih menatap wina dengan tatapan tajam, membuat wina juga beralih menatap nya tidak tersirat ketakutan di mata gadis itu
"siapa? kasih tau gue siapa brengsek yang berani nyentuh surai gadis gue?!" tekan eaven
KAMU SEDANG MEMBACA
VENAMI
Teen FictionEaven seorang pemuda yang sempat kehilangan semangat hidup nya dan merasakan kekosongan dalam dirinya Merasa bahwa dunia tidak lagi berpihak padanya, manik hitam legam yang memancar kekosongan yang mendalam Sampai suatu malam dengan sang bulan seba...