01. Nekat!

74 9 3
                                    

Hai, ketemu lagi sama Aully di karya aku yang ketiga ini.

Dicerita kali ini aku buat ringan dengan konflik yang samasekali tidak berat, karena, aku ingin santai dalam menulis.

Cerita ini 100% berdasarkan pemikiran dan kehaluan aku. Jadi, jika menurut kalian tidak masuk akal atau kurang cocok dengan selera kalian. Aku tidak akan memaksa untuk kalian menyukai cerita Abayyuna ini dan aku sangat berharap cerita ini lebih banyak peminat bacanya daripada cerita aku lainnya.

Aku juga sangat mengharapkan dukungan kalian. Jadi, sebisa mungkin jangan siders ya. Mohon banget atuh.

Semoga kalian jadi pembaca tetap. Happy reading ❤️❤️

Chapter 01. Nekat

🦋🦋🦋

           Perempuan berkulit putih dengan rambut lurus blonde yang mengenakan bandana hitam itu menghela napas panjang untuk memberanikan diri berbincang pada laki-laki yang kini berdiri di hadapannya. Sudah menghabiskan waktu selama 25 menit sejak lelaki itu datang ke halte. Entah apa yang lelaki itu tunggu.

          Perempuan itu sudah bertekad. Ia maju beberapa langkah lalu menepuk bahu lelaki itu pelan. "Hai ... mas ... mas."

        Lelaki berpakaian formal itu membalikan badannya. "Iya, mba bicara sama saya?" Senyum ramah tamah terlempar ke arah perempuan itu. Dugaannya benar bahwa lelaki yang ada di hadapannya tadi itu benar-benar tampan. Bahkan, melebihi ekspektasi nya. Sungguh ciptaan Tuhan yang sangat menawan.

       "Ya iya atuh  masa bicara sama rumput yang bergoyang. Mas ini kalau bercanda suka minta di sleding." Perempuan itu terkekeh pelan, menutupi rasa gugupnya.

       "Maaf, mbak, jika tidak ada hal penting saya ijin pergi." Lelaki itu melirik jam tangannya, seraya menatap dari kejauhan mobil BMW 320i miliknya yang terparkir di dekat perusahaan tempatnya bekerja.

      "Udah ganteng, soft spoken lagi, yang kayak gini nih cocok di jadiin suami."

      Melihat perempuan itu yang diam saja sambil terus menatap ke arahnya seraya tersenyum-senyum tidak jelas membuat lelaki itu memilih untuk pergi. "Permisi, mbak," pamitnya. Namun, baru dua langkah perempuan itu mencekal pergelangan tangannya.

    "Tunggu, mas!"

     Lelaki itu menoleh ke belakang lalu menghadap pada perempuan tadi. "Iya, kenapa ya mbak, sebelumnya memang kita pernah bertemu?"

      Perempuan itu menggeleng, membuat lelaki itu menaikan sebelah alisnya. Sungguh, laki-laki dihadapannya ini sangat tampan, dan ketampanannya itu nyata sekali. "Tapi, saya mau minta bantuan, mas," cicitnya pelan.

     Lelaki itu menautkan alisnya. "Ada yang perlu saya bantu, mba?"

     "Ada! "Perempuan itu menghela napasnya pelan. "Nikahin saya, Mas! Saya siap menjadi istri mas lahir dan batin," ucap perempuan berbandana hitam itu dengan sungguh-sungguh.

     Hal ini membuat lelaki itu menatapnya dengan mata yang melotot. Sangat-sangat terkejut. Apa perempuan di hadapannya ini, perempuan gila? Ah, tapi jika dilihat-lihat dari penampilannya sangat jauh sekali. Perempuan itu terlihat cantik, normal dan berdandan seperti wanita kota yang berpenampilan kekinian.

    "Kenapa mbak minta bantuan saya? Sebelumnya kita tidak mengenal, bukan? Dan, sekarang dengan lancangnya mbak menawarkan diri mbak kepada saya? Oh, shit  jangan bercanda!" sahutnya, tidak percaya bahwa di kota Metropolitan ini ada jenis manusia seperti perempuan asing itu.

Abayyuna: JaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang