03. Bikin kesal

23 6 0
                                    

Ini hanya cerita fiksi jadi jangan bawa-bawa sampai ke real life para visualisasi di cerita ini ya.

Dan sekali lagi aku ingatkan jika cerita ini aku tulis pas lagi ngerasa happy atau pas lagi halu, jadi kalo ceritanya menurut kalian aneh, aku gak akan maksa untuk kalian baca kok, gapapa. Aku mempersilakan orang yang suka dan berkenan aja untuk baca. Karena, aku gak mau ada orang yang berkomentar secara berlebihan, sekedar krisar aku persilahkan kok. Terimakasih untuk kerja samanya sayang-sayang ku🖤

Chapter 03. Bikin Kesal

🦋🦋🦋🦋🦋

Hari ketiga setelah menikah

      "Na, kamu ini perempuan duduknya bisa sopan tidak?" protes Abay saat melihat kaki kiri Yuna yang naik ke atas kursi, cara duduknya itu seperti bapak-bapak yang sedang makan di warung makan sederhana. Walaupun tidak dipungkiri cara makan seperti itu benar-benar terasa nyaman dan bikin makan jadi lahap.

     Yuna menggeleng kuat-kuat seraya memasukkan makanan ke mulutnya. "Tidak. Yuna lebih nyaman kayak gini, mas."

     Mata Abay masih fokus memandangi Yuna yang duduk di hadapannya. "Tapi, saya risih liatnya."

     Yuna mendongak. "Fokus aja makan mas, ngapain juga liatin Yuna, atau mungkin mas udah mulai suka ya?" tanya perempuan itu dengan senyum meledek, lalu mengedipkan sebelah matanya genit.

     "Hayoo, lagi makan aja bisa-bisanya perhatiin Yuna. Bisa dipastikan sebentar lagi mas Abay bakal jadi suami yang bucin nih."

      
      Abay menghela napasnya pelan. "Apa kata kamu saja lah, Ayuna Maheswari."

      "Iyalah terserah Yuna, masa terserah satpam yang ada di luar."

       "Sabar-sabar nanti rejekinya tambah lancar," gumam Abay seraya mengelus-elus dadanya.

       "Aamiin ...."

       "Yuna, udah bantu doa nih."

       "Iya, terima kasih, Yuna," sahut Abay tersenyum.

       "Lho makasih doang?"

        "Terus, saya harus apa, Yuna?"

         Yuna berdecak, walaupun tampan dan kaya suaminya itu tidak peka dengan kode-kode yang ia tunjukan. "Kasih uang lah, kan udah Yuna bantu doa. Masa gini aja gak paham-paham, mas."

       "Pikirin kamu itu uang terus ya, Yuna." Abay mendesah pelan, lalu melanjutkan kembali memakan pizza yang barusan ia pesan online.

       Yuna menggebrak meja makan dengan tidak santainya, hingga Abay terkejut dan menjatuhkan pizza dari tangannya. "Haruslah. Sekarang apa-apa itu butuh uang, mas.  Eek aja butuh uang, kalo gak ada uang gak bisa eek, itu sih contoh eek ditempat umum. Mas, mau contoh yang lain gak?"

       Mendengar itu, mendadak nafsu makan Abay hilang, ia langsung menatap tajam ke arah Yuna.      
      "Astaga Yuna saya lagi makan lho. Kamu ini benar-benar menyebalkan ya."

      Yuna malah tertawa kecil, tidak merasa bersalah. Baginya, menjahili suami nya itu sangatlah menyenangkan. "Ya itu sih derita mas, kenapa makannya lambat banget melebihi jalannya siput."

Abayyuna: JaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang