13. Dady? (bonus)

17 5 0
                                    

      "Kamu dari tadi ke mana aja, Abay. Aku capek tunggu tau." Perempuan cantik itu menemui Abay yang berdiri didekat mobilnya. Ia habis dari supermarket.

      Sebelum ke supermarket, perempuan itu menunggu Abay di taman bermain. Cukup lama, hampir enam puluh menit.

      "Maaf tadi aku baru ingat," ucap Abay seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

      "Kebiasaan pelupa banget kamu tuh."

      Mendengar itu Abay terkekeh kecil.

      "Anak aku, mana?"

      "Tuh anaknya," tunjuk perempuan itu pada anak kecil yang sedang asyik memakan cokelat.
      Mata anak kecil laki-laki itu membulat sempurna saat melihat kedatangan Abay.

      "Dady ... Wili kangen banget sama Dady." Anak kecil itu berlari kecil menemui Abay, dan langsung meminta untuk digendong olehnya.

      Abay tersenyum lebar. "Dady juga kangen banget sama Wili," lalu mencium pipi anak kecil itu.

      "Nda, ngeselin banget tau Dad, masa Nda suruh Wiliam untuk jauh-jauh dari Dady. Mulai hari ini katanya," adu anak kecil berwajah tampan dan berkulit putih yang sekitar berusia empat tahunan itu. Namanya, Wiliam Jovan Arkandra.
      Walaupun umurnya masih empat tahun, tapi pertumbuhan anak itu cukup cepat. Ia sudah lancar berbicara, dan juga sudah meminta untuk disekolahkan.

       "Kina, kenapa kamu bilang gitu sih sama Wiliam?" protes Abay pada Kinara, perempuan cantik yang sering menguncir kuda rambutnya itu dengan mengenakan slayer berwarna merah.

      Wiliam yang melihat Dady-nya itu memarahi bundanya tersenyum-senyum kecil, ia merasa mendapatkan pembelaan.

      Kinara menarik sudut mulutnya tipis, sambil melirik ke arah Wiliam yang sedang dalam gendongan Abay. "Aku takut jika dia kaget saat Wiliam memanggil kamu dengan sebutan Dady."

      "Dia belum tau tentang kita, kan?".

      Abay menggelengkan kepalanya, ekspresi nya berubah jadi datar tidak seceria tadi.

       "Aku tidak ingin rumah tangga kalian sampai rengang nanti, Abay," ucapnya dengan nada pelan.

Dan, balasan dari Abay hanya senyum tipis.

      "Apa mungkin Yuna akan marah, nanti?"

      "Apa mungkin Yuna bisa menerima semua ini, nantinya?"

      "Menerima Wiliam di hidup mereka?"

      "Menerima Wiliam memanggil Abay dengan sebutan       

       Dady."

 

🦋🦋🦋🦋🦋

Ada yang penasaran gak Wiliam itu siapanya Abay?

Wiliam Jovan Arkandra, mungkin sebagian pembaca cerita ku tidak akan asing membaca nama itu, seharusnya. Karena, Wiliam dicerita ini sama dengan Wiliam di cerita LetaHero.

Hanya, Wiliam di cerita ini masih bocil, masih gemes gimana gitu. Nggak kayak di lapak sebelah lempeng banget kayak ubin, ahahaa.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya gais.

Ini gambaran Wiliam masih kecil, untuk yang remaja bisa lihat di LetaHero.

Ini gambaran Wiliam masih kecil, untuk yang remaja bisa lihat di LetaHero

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Abayyuna: JaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang