Chapter 12. Gara-gara mantan
"Kenapa mukanya ditekuk terus kayak gitu?"
"Merasa bersalah, iya?"
"Haruslah!"
"Maafin saya, Yuna. Saya khilaf," ucap Abay dengan suara yang pelan. Lelaki itu menunduk dengan tangan yang saling memainkan jari. membuat Yuna gemas melihatnya. Abay terlihat seperti anak kecil yang habis ketahuan berbuat nakal, dan dimarahi oleh ibunya.
Yuna menahan senyum diujung bibirnya. "Gak nyangka banget ya ternyata Mas Abay mesum, keliatannya aja polos sok suci, dicium Yuna ogah-ogahan, eh giliran ada kesempatan langsung buasnya kelihatan!" sindirnya.
Abay terdiam dengan pernyataan Yuna barusan.
"Maafin saya. Lagi pula kamu kan istri saya. Sudah sah, kenapa harus marah-marah seperti ini?" Melihat wajah polos Abay membuat Yuna ingin mencium lagi bibirnya itu, eh salah maksudnya menonjok mukanya itu.
"Mas Abay tuh udah bikin Yuna malu, tau gak! Malu banget." Yuna menatap tajam ke arah Abay yang tengah duduk di sofa sementara dirinya, berdiri di hadapan lelaki itu.
"Kenapa harus malu?" tanya Abay seraya menaikkan sebelah alisnya.
"Ya, karena tanda merah itu kelihatan sama mantannya Yuna, Mas. Dia sangkanya Yuna simpanan om-om!"
Kedua bola mata Abay melotot. "Mantan? Dia tadi kesini?"
"Dia kesini temui Yuna, sekalian kasih nasi goreng."
"Jadi, nasi goreng yang tadi kita makan berdua itu, pemberian dari mantan kamu?" tanya lelaki itu, Yuna mengangguk.
Sebelum mereka memulai perdebatan ini, terlebih dulu mereka memakan nasi goreng dari kotak bekal bawaan Albian.
Memilih mengisi perut dulu, sebelum memulai perdebatan, kan tidak lucu disaat marah-marah nanti perutnya malah berbunyi karena cacing didalam perut sudah meronta-ronta, bahkan kayang, dan jungkir balik sebab minta dikasih makan.
"Iya, mantan Yuna yang kasih," jawab Yuna tersenyum kikuk. Sedikit menyesal karena terlalu jujur.
"Kenapa dia bisa tau tempat tinggal kamu yang sekarang?" tanya Abay dengan nada tidak santai. Matanya itu menatap Yuna seperti mengintimidasi.
"Ya, karena Yuna yang kasih tau lah. Masa Mas Abay yang kasih tau, emangnya kalian saling kenal?" Yuna malah terkekeh kecil. Hal itu membuat Abay membuang napasnya gusar.
Terlihat Abay mengepalkan kedua tangannya itu disisi tubuhnya.
Abay menyipitkan matanya kesal. "Kamu sama dia, ngapain aja kemarin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Abayyuna: Jaerose
Teen Fiction"Saya ingin mencintai kamu secara sederhana saja, tanpa mengekang, tanpa melihat masa lalu kamu seperti apa. Menghargai, mempercayai, selalu berusaha untuk memahami, dan memastikan kebahagiaan kamu adalah yang utama bagi saya. Kamu adalah perempuan...