bab 9

12.4K 297 0
                                    

Salma sudah menerima Lingga seutuhnya. Apalagi yang bisa di lakukan nya selain pasrah dan menerima takdir dengan ikhlas. Mungkin Lingga adalah jodoh nya.

"Mas gak sabar, pengen cepet punya anak dari kamu," ucap Lingga saat Salma sedang merapikan dasi yang di kenakan nya.

"Kamu belum siap punya anak?" Lingga bertanya, menangkup kedua pipi istrinya melamun.

"Aku nggak tau." Salma menggelengkan kepalanya kemudian menatap mata Lingga yang tersenyum lebar, sehingga bisa melihat wajah tampan Suaminya.

"Ya udah engga apa-apa, aku gak maksa. Asal kamu bahagia aja sayang," Lingga melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Salma.

"Nggak usah takut sayang. Mas bakalan ninggalin kamu," Lingga di sela pelukan dengan istrinya.

"Tapi. Kemarin sama tadi malam .... Keluar di dalam kan?" lirih Salma

Lingga terdiam sejenak, keduanya saling berpandangan penuh tanya. "Iya sih, tapi semoga aku gak sehebat itu bisa buat kamu hamil dalam dua kali investasi." Lingga tertawa keras.

"Kalo jadi, ya siapa tau benih kecebong super ..."

"Kalo jadi, ya nggak apa-apa. Berarti itu rezekinya, sayang" Lingga tertawa lagi.

"Udah ah, kamu gak berangkat-berangkat ke kantor kalo peluk aku terus," Salma mendorong tubuh yang terus menempel.

"Males ke kantor, mending kita di kamar aja seharian, mandangin wajah cantik istri ku."

"Aku kan perempuan wajar lah cantik. Katanya mau punya anak lagi tapi males-malasan pergi kerja sih,"

"Aku bosnya, sayang kalo kamu lupa! Gak perlu pergi ke kantor suruh aja bram bawain semua kerjaan kesini,"

"Sombong,"

"Jangan manyun sayang. Sebenernya mas Pengen lagi tapi hari ini ada meeting gak bisa di wakilkan,"  Salma memukul lengan Lingga

"Astaga! Pokoknya malam ini aku gak mau lagi! Pegel-pegel gak hilang-hilang. " sungut istrinya yang sudah jalan keluar kamar.

"Tenang aja nanti mas pijitin sayang," ucap Lingga saat sedang menutuni tangga bersama istrinya

"Nggak, nggak ada pijit pijit ujung-ujungnya minta bayaran."

"Ada apa sih ribut pagi-pagi gini!" seru Tiara yang sudah duduk di kursi maja makan sedang makan sarapannya.

"Ini nih papah kamu nyebelin banget," sahut Salma kesal pada suaminya.

"Haduh, pasutri ini sudah saling bucin Bukannya sayang-sayangan malah ribut mulu tiap pagi,"

***

Hari ke hari terlewatkan begitu saja, hingga tak terasa telah berganti bulan. Lingga dan Salma semakin dekat, Salma yang perhatian pada suaminya begitu pun sebaliknya. Rumah tangga mereka terlihat sangat harmonis, Tiara yang melihat itu pun merasa bahagia melihat kemesraan orang tuanya yang terkadang di buat kesal melihat kebucinan papahnya.

"Pah, laper? Ayo makan yang di tempat biasanya aja!" ajak Tiara yang sudah kelaparan karena mereka sudah hampir berkeliling supermaket tetapi mama tirinya itu masih tetap belum selesai berbelanja bulanan.

"Sabar! Nanti mama ngambek lagi kalo di buru-buruin belanja nya, udah papah bilang bukan dari sebelumnya gak usah ikut karena pasti lama mama kalo belanja begini" ujar Lingga yang tidak mau jika istrinya itu ngambek dan berujung dirinya tidak dapat jatah.

"Dasar bucin!" ucap Tiara kemudian papah dan anak itu pun berjalan mencari istrinya.

"Kamu Salma kan?" sapa laki-laki berperawakan tinggi serta berkulit putih berdiri di hadapannya

"Iya, kak Rangga kan?" tanya Salma balik, wah ternyata laki-laki di hadapannya itu memeluk Salma dengan erat. Sekuat tenaga Salma melepaskan pelukan dari kakak kelasnya waktu semasa sekolah.

"Maaf aku terlalu senang bisa ketemu kamu lagi" ucap Rangga tersenyum lebar.

Lingga menarik tubuh Salma Lalu merangkul pinggang istrinya. "Ini siapa?" tanya pria itu pada istrinya. "Seneng ya habis di peluk sama cinta pertama!" bisik Lingga di telinga istrinya.

Salma mencubit pelan perut suaminya, bisa-bisanya Suaminya ngomong seperti itu. Memeng benar Rangga itu cinta pertama nya tapi itu sudah lama sekali perasaan Salma sudah tidak seperti dulu lagi.

"Loh ada Tiara juga ternyata? Wah kalian dari zaman sekolah sampe sekarang masih Bareng-bareng terus ya?" ucap Rangga saat Tiara baru saja datang dan berdiri disebelah Salma. Posisi berdiri Tiara di sebelah kiri Salma dan Lingga disebelah kanan Salma .

"Jangan tergoda sama yang lebih muda, inget udah ada papah!" bisik Tiara di telinga mama tirinya membuat Salma menginjak pelan kaki anak sambungnya.

"Oh iya, kak Rangga lagi belanja juga ya? Sama siapa?" tanya Tiara dengan ramah membuat papahnya kesal.

"Ini papah kamu, Salma ?" tanya Rangga sambil tersenyum kearah Lingga. Lingga diam saja biar istrinya sendiri yang menjawab walaupun ia tau Salma sejak tadi menatapnya untuk memberi bantuan untuk menjawab pertanyaan dari lawan bicaranya.

"Bukan, ini suami aku." jawab Salma yang membuat Lingga  tersenyum lebar mendengar jawaban pengakuan dari istrinya.

"Ohh, maaf, maaf. Aku gak tau. Kalo begitu aku pamit dulu ya Salma. " pamit Rangga pada Salma yang di balas anggukan kepala oleh Salma.

Cup

Lingga mengecup singkat pipi istrinya, "Jangan mau kalo peluk-peluk sama laki laki lain selain mas," ucap Lingga membuat Tiara pergi berjalan menjauhi pasutri bucin itu.

"Aku aja gak tau kalo dia mau peluk aku, lagian aku juga gak balas pelukan dia dan berusaha lepas Dari pelukan nya," ucap Salma yang menjadi kesal karena tuduhan dari Suaminya.

"Nih kamu bawa ke kasir, aku udah gak mood belanja lagi!" seru Salma yang membuat Lingga melongo yang seharusnya marah kan dia tapi kenapa malah Istrinya yang marah.

"Sayang, jalan nya pelan aja gak usah cepet-cepet " ucap Lingga yang ter tinggal oleh istrinya yang berjalan lebih cepat di depan nya.

Sepulang dari supermaket Lingga dan Salma diam, mereka berdua tidak mau memulai pembicaraan. Saat makan malam pun sama mereka tidak ada perbincangan, Tiara yang melihat situasi tidak mengenakan ini pun memilih untuk pergi ke kamarnya dari pada duduk di ruang keluarga tapi hanya diam-diaman.

"Mau ke Mana?" tanya Lingga menarik lengan Istrinya yang akan pergi.

"Kamar, ngantuk. Udah jam sembilan mau tidur," ucap Salma yang masih kesal dengan Suaminya.

"Ya udah, sana tidur duluan. Mas mau ke ruang kerja." ucap Lingga yang melepaskan lengan Istrinya.

"Mas gak mau tidur?" tanya Salma

"Nanti, kamu duluan aja tidur nya."

Salma mengangguk lalu berjalan menuju kamarnya. Suaminya itu masi

"Iya nanti nyusul, tidur duluan aja."

***

"Maksud kamu apaan sih mas diemin aku terus gak mau tidur di kamar?" tanya salma yang mengunjungi ruang kerja suaminya.

"Kamu cemburu?" salma terus bertanya pada suaminya yang memilih tetap diam dan tidak memperdulikan kehadiran istrinya.

"Kerjaan aku banyak salma. Tolong jangan ganggu aku dulu." ucap Lingga yang melihat istrinya duduk di pangkuannya.

"Sepenting itu kerjaan kamu sampai harus diemin istri gitu." Salma berdiri tepat di depan kursi kerja suaminya.

"Bukan, gitu sayang." ucap Lingga setelah istrinya pergi dari hadapannya dan membanting pintu ruang kerjanya cukup keras.

Cinta papa sahabat kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang