Semalam Salma dan Lingga pulang tepat waktu. Mereka kembali putranya itu sudah tertidur pulas. Mama Amel dan Gina pun sudah pulang ke rumahnya sejak jam 5 pagi katanya mamanya itu sekalian ingin pergi ke pasar untuk belanja.
Saat ini Lingga akan bersiap berangkat ke kantor sedangkan Istrinya duduk di sofa yang ada di kamarnya menyusui Arga.
"Maaf ya mas aku gak bisa siapin baju kamu soalnya ini Arga gak bisa lepas." Ucap Salma yang melihat Lingga baru saja keluar dari kamar mandi dengan tampilan telanjang dada.
"Iya gak apa-apa, sayang." Balas Lingga sambil membuka lemari bajunya.
"Mas pake celana di kamar mandi sana ah ngapain di situ sih," ucap Salma yang melihat Lingga membuka handuk yang di lilitkan di pinggul nya.
"Kamu tuh kaya gak pernah lihat sama rasain aja." Lingga tersenyum melihat istrinya yang menutup matanya.
"Ya nggak gitu juga mas."
"Udah buka matanya, udah selesai kok pake celananya."
"Sana sarapan dulu, Tiara udah nangkring di meja makan itu pasti." Ucap Salma saat Arga selesai menyusu dan melihat suaminya sudah rapih dengan setelan jas seperti biasanya.
"Ya udah ayo, sini Arga nya biar papa aja yang gendong."
"Gak usah nanti baju mas berantakan lagi. Udah ayo sarapan dulu."
"Enggak apa-apa lah Biar Arga gak kangen sama papa nya nanti."
"Nanti kalo Arga pipis repot lagi mas harus ganti baju."
"Iya juga ya."
****
Siang ini Salma akan menepati janjinya untuk datang ke kantor suaminya, Salma dan Arga sudah Rapih dengan pakaiannya sebelum pergi ke kantor suaminya ia akan mampir ke rumah ayahnya terlebih dahulu menitipkan Arga pada neneknya. Semua perlengkapan Arga sudah Salma siapkan ke dalam tas besar khusus perlengkapan bayi.
Salma berjalan cepat menuju dalam lobby kantor suaminya setelah sesaat yang lalu turun dari mobil yang di kendarai oleh pak Diman—supir pribadinya untuk mengantar ke kantor suaminya. Dia tersenyum saat disapa oleh karyawan suaminya yang berjaga di bagian depan kantor.
Kemudian dia berjalan cepat menuju lift yang sudah dia tahu, untuk menuju ke ruangan suaminya. Sesaat berada di dalam lift, dia sudah tiba di lantai suaminya berada. Di sana dia melihat ada beberapa karyawan yang fokus bekerja, dia tersenyum pada karyawan yang kebetulan melihat dirinya. Dia sudah melihat pintu ruangan suaminya, terlebih dulu dia menyapa mbak Citra, perempuan yang berprofesi sebagai sekertaris suaminya di sana.
"Halo mbak, gimana kabarnya?" Sapa Salma pada perempuan yang siang itu terlihat masih cantik dan rapi.
"Halo bu, baik kabar saya. Bagaimana kabarnya bu Salma?" Citra segera berdiri menyambut istri dari atasannya tersebut.
"Baik, baik sekali mbak. Bapak ada di dalam kan?" Salma menunjuk pintu suaminya dengan satu jempol tangannya.
"Ada bu, gimana adik Arga? Sudah bisa apa saja?" Tanya Citra yang terlihat memang berbasa-basi.
"Lucu banget sekarang mbak, udah bisa miring dia. Udah senyum juga kalau liat orang becandain dia, atau ngobrol sama dia." Jawab Salma dengan kekehan kecilnya.
"Lucunya, udah keliatan mirip siapa belum bu?" Tanya Citra kepo.
"Mirip aku, cuman hidungnya mirip bapaknya. Enggak papa lah, kalau mirip aku hidungnya jadi kecil nanti. Main-main lah ke sana, aku juga nggak ada temannya. Tiara sekarang sibuk kerja. Jadi Cuman berdua saja sama Arga." Salma menepuk pelan lengan karyawan suaminya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta papa sahabat ku
RomanceSalma gadis cantik ber umur 20 tahun yang sehari- harinya hanya menjaga toko kelontong milik ayahnya sendiri. Tiba-tiba di lamar oleh ayah dari sahabatnya sendiri yaitu Lingga pria 43 tahun. Penolakan yang di lakukan Salma tidak membuat Lingga berke...