bab 29

6.1K 153 2
                                    

Tiara sejak awal masuk kedalam tirai dimana Salma sedang menyusui putra kecilnya Tiara tidak henti-henti memandangi wajah adik nya.

"Kenapa Ti, kamu gak rela ya punya adik lagi?" tanya salma saat melihat sudut mata Tiara meneteskan air mata.

"Apaan sih aku tuh terharu, mama. Akhirnya aku punya adik mama tuh aneh masa aku gak seneng punya adik seganteng dan menggemaskan ini." jawab Tiara dengan nada pelan karena melihat adiknya sudah tertidur di pangkuan mamanya.

"Ya, siapa tau kamu berubah pikiran." Salma tersenyum menepuk-nepuk perlahan lengan putranya agar tetap terlelap tidurnya.

Dengan perlahan Salma menidurkan anaknya ke dalam box bayi.

"Ti, tolong panggil dulu papa mu." suruh Salma pada anak sambungnya.

"Kenapa?" tanya Tiara yang menyernyitkan dahinya.

"Eh gak usah deh kamu sini aja temenin adik ya. Mama kebelet nih." jawab Salma yang memang merasa kebelet ingin buang air kecil.

"Oke." jawab Tiara.

"Loh mau kemana kok gak panggil mas sayang" ucap Lingga saat melihat Salma berjalan menuju kamar mandi yang tidak jauh dari sofa Lingga duduki bersama Devan.

"Mau ke toilet mas. Udah deh jangan lebay. Aku udah bisa kok jalan." balas Salma yang membuka pintu toilet yang ada di ruang rawat inapnya.

"Ya tetep aja kamu harus hati-hati pelan aja jalannya jang cepet-cepet. Arga sama Tiara?" tanya Lingga yang sudah berdiri di dekat Salma.

"Iya mas, udah kamu lanjut ngobrol aja aku bisa kok sendiri ke toiletnya."

"Iya, mas tungguin disini," jawab Lingg ysng menunggu istrinya di depan pintu toilet yang sudah di tutup istrinya.

"Jadi nama adik siapa ma, pa?" tanya Tiara kini mereka berempat sedang duduk di sofa.

"Argantara aldiansyah pratama. Di panggilnya Arga." jawab Lingga menatap istrinya yang sedari tadi matanya terus mengawasi putranya yang tertidur di box bayi.

"Kamu istirahat aja, sayang. Mumpung abang Arga masih tidur nanti malam pasti kamu banyak pasti begadang ngurusin bang Arga." ucap Lingga pda istrinya.

"Aku gak ngantuk mas. Lagian kalo masalah begadang mas udah biasa buat aku dari dulu juga suka begadang, yakan Ti?" Salma berucap tetapi matanya masih mengawasi putra kecilnya.

"Iya, mama kan suka banget tuh nonton drakor sampe pagi." sahut Tiara

"Ya beda lah sayang sama dulu, sekarang kamu ngurusin Arga pasti capek ngurus anak."

"Mas tenang aja deh kamu tuh yang harusnya tidur istirahat muka kamu udah kaya zombi, kelopak mata kamu udah hitam banget."

"Ya udah deh kalo gitu aku sama Devan pulang dulu ya pa. Nanti besok kalo aku senggang kesini lagi deh." ucap Tiara yang merasa kedua orangtuanya membutuhkan waktu untuk beristirahat .

"Ya udah, hati-hati di jalannya. Devan jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya." kata Lingga saat Tiara dan Devan berpamitan.

Lingga tersenyum saat merasakan pijatan pelan di bahunya oleh istrinya.

"Bahu kamu sampe keras begini kamu pasti kecapeaan ini dua hari gak tidur-tidur loh habis ini kamu istirahat dulu." kata Salma yang masih memijat bahu suaminya.

"Udah gak usah lama-lama mijitnya. Kamu juga pasti capek habis lahiran udah sana rebahan lagi." balas Lingga yang menarik kedua tangan istrinya lalu membalikan badannya menghadap istrinya.

Lingga memapah Salma berjalan ke tempat tidur yang ada di ruang rawat inap.

"Ayo barengan mas."

"Kamu tiduran di sini aja, biar mas tidur di sofa." Lingga menolak ajakan istrinya.

"Ranjangnya luas mas, muat kok buat kita berdua. Mas gak kangen tidur di peluk aku?"

"Ya kangen, tapi itu nanti aja kalo udah pulang ke rumah, nggak enak kalo di sini takutnya di lihat sama suster atau dokter nanti."

"Iya juga sih. Tapi seriusan mas mau tidur di sofa?" tanya Salma yang merasa kasihan pada suaminya, pasti suaminya itu merasa tidak nyaman tidur di sofa.

"Iya, nggak apa-apa. Lagian mas itu udah bisa tidur di mana aja." balas Lingga yang membantu Istrinya merebahkan tubuhnya di ranjang rumah sakit.

"Udah sana bobo mas, sebelum Arga kebangun lagi." ucap Salma

Lingga mencium kening istrinya sejenak saat akan pergi menuju sofa yang masih bisa memantau istri dan putranya dari sana.

***

Keesokan harinya mama dan ayah Salma datang menjenguk kembali Salma dan cucu mereka dengan riang.

"Aduhh... Aduhhhh cucu nenek udah ganteng." Ucap mama Amel yang gemas melihat cucunya yang sesang di gendong menantunya.

"Mama itu di rantang isinya apa? Aku laper loh ini udah berkali-kali nyusuin anak ku." keluh Salma yang memang benar-benar merasa lapar.

"Ayah buka in itu masakan mama buat Salma dia udah lapar mau makan, mama mau gendong cucu mama dulu." mama Amel menyuruh suaminya membukakan dan menyiapkan makanan karena mama Amel sudah merasa kangen pada cucunya.

Lingga dengan telaten dan perlahan mengalihkan putranya yang baru lahir kemarin pada mama mertuanya untuk menggendong cucunya.

"Jadi gimana kalian udah diskusiin nama buat cucu mama?" tanya mama Amel sambil menimang-nimang cucunya.

"Udah ma." jawab Lingga

"Siapa nama nya?"

"Argantara aldiansyah pratama. Di panggilnya Arga ma" Lingga memberi tahu nama putra pertamanya.

"Nama yang bagus. Arga cucu nenek paling ganteng."

"Ya jelas cucu paling ganteng dia kan cucu pertama mama." timpal Salma yang duduk di ranjangnya.

"Mama tuh seneng banget Sal akhirnya punya cucu. Nanti kalo kamu mau jalan-jalan berduan sama Lingga titipin Arga sama mama ya." ucap mama Amel yang mengusap lembut pipi mulus cucu nya.

"Iya ma, nanti kalo Arga pulang mama sama ayah nginap di rumah kita ya" Lingga tersenyum melihat istrinya lahap memakan masakan mama nya.

"Iya. Tenang aja mama pasti nginep di rumah kalian bantu momong Arga sampai acara akikahan Arga supaya kalian gak terlalu cape."

"Iya makasih ya ma. Maaf merepotkan." ucap Lingga merasa tidak enak pada mama mertuanya.

"Udah ah kaya sama siapa aja."

"Ma kok ini sayur-sayuran semua ini mama kan tau aku gak suka sayuran ma." protes Salma pada mamanya yang ask menimang-nimang cucunya.

"Itu bagus buat ibu menyusui, makanya mama buatin buat kamu. Dari dulu kamu itu harus banget di paksa biar mau makan sayuran,"

"Arga gimana tadi malam rewel gak?" tanya mama Amel

"Kebangun terus mungkin ma tiap dua jam sekali." keluh Salma yang semalaman bergadang bersama Lingga.

"Ya memang begitu kalo punya anak bayi, di nikmatin aja, nanti kalo anak mu udah besar dikit baru bisa tidur nyenyak. Nanti kalo mama nginep di rumah mu, kamu bisa istirahat paginya biar mama yang momong Arga."

"Iya ma. Makasih ya ma."

"Udah ah kamu dari tadi makasih, makasih mulu kaya sama orang lain aja. Mama itu orang tua kamu, walaupun kamu sudah menjadi ibu kamu tetap anak mama."

Salma tersenyum haru memiliki orang tua seperti mama dan ayahnya yang selalu mendukung apa keinginannya. Mereka tidak pernah menuntut anak-anaknya dari segi apapun.

Cinta papa sahabat kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang