Pukul 8 pagi. Salma dan Lingga baru saja bangun tidur. Mereka berdua bangun kesiangan, karena Lingga lah penyebab semuanya, tadi setelah subuh Lingga meminta jatah lagi padahal tadi malam mereka sudah melakukannya Salma masuk ke kamar mandi di ikuti oleh Lingga.
"Kali ini janji cuma mandi " ucap Lingga saat melihat tatapan mematikan dari istrinya.
"Tadi subuh juga ngomongnya janji mas cuma peluk doang ujung-ujungnya begitu lagi," gerutu Salma yang sudah tidak percaya lagi dengan janji Lingga jika soal nafsu suaminya.
"Harus nya gak perlu mandi lagi, gara-gara mas jadi harus mandi lagi. Kayanya mulai nanti malam aku tidur di kamar Tiara aja,"
"Iya, iya maaf. Gak usah sampe begitu juga sayang. Mas nggak begitu lagi,"
Lingga yang berdiri di bawah shower mandi sedangkan tiara sedang berendam di bathub.
"Mas udah selesai kan mandinya? Sana keluar ngapain sih malah liatin aku terus," Salma melihat suaminya yang menatapnya tanpa berkedip.
"Jangan lama-lama berendam nya nanti masuk angin. Kasian dedek bayi nya kedinginnan." Lingga keluar dari kamar mandi Salma tersenyum saat suaminya menyebut dedek bayi.
"Dedek bayi," batin Salma mengelus perutnya sedikit agak buncit. pikirannya masih saja mengganggu nya tentang tubuhnya yang kini gemuk.
Lingga tersenyum melihat Salma yang baru saja keluar dari kamar mandi terlihat lebih segar.
"Jadi pergi sama Tiara? "
Salma berfikir sejenak, lalu menatap Lingga dari kaca meja rias lalu menjawab dari anggukkan kepalanya. Lingga tersenyum lebar berjalan kearah Salma sedang duduk di depan meja rias.
"Ayo serapan, dedek bagi pasti udah lapar," ajak Lingga sambil mengelus perut yang agak buncit istrinya.
Baru saja Salma duduk di sofa keluarga setelah selesai sarapan, Tiara yang duduk di sampingnya terus menatapnya membuat Salma merasa risih.
" Kenapa sih Tiara? Jangan liatin orang makan kaya gitu" ucap Salma sedang memakan donat sisa kemarin Lingga belikan untuknya.
"Nggak apa-apa, cuma terharu aja liat papa bisa bahagia sama mama. Sekarang wajah papa keliatan bahagia banget baru kali Ini aku bisa lihat senyum lebar papa saat sama mama,"
"Sejak meninggal opa dan oma waktu aku masih kelas satu sd. Papa pernah bilang kalo papa akan selalu buat aku bahagia karena cuma aku yang papa punya di dunia ini dan papa menepati janji nya selama ini aku gak pernah sama sekali merasa kurang kasih sayang sampe detik ini,"
"Aku selalu menolak semua perempuan yang deketin papa karena aku tau mereka cuma sayang sama uang papa bukan sama papa Apalagi aku."
Tiara mengungkapkan isi hatinya yang ikut bahagia melihat papa nya bahagia bersama sahabatnya yang kini menjadi ibu sambungnya.
"Jangan nangis, aku bahagia sal liat lo bisa sama papa kaya sekarang dan bikin Papa bahagia terus ya,"
Salma mengangguk, air matanya menetes dia memeluk Tiara dengan sesenggukan Lingga tersenyum melihat kedekatan istri dan putrinya yang begitu dekat. Lingga pun ikut memeluk keduanya sambil menciumi puncak rambut istrinya dan putrinya bergantian.
"Papa akan selalu buat kalian bahagia,"ucap Lingga di sela berpelukan.
"Jangan nangis nanti dede bayinya ikut sedih karena mamanya nangis" tambah Lingga tersenyum pada kedua perempuan yang ia sayangi dengan sepenuh hatinya.
"Kakak Tiara nih bikin mama nangis terharu," ucap Salma meniru suara anak kecil mereka pun tertawa.
"Adik bayi, sehat-sehat ya di sana. Kakak Tiara udah gak sabar pengen gendong adik bayi," ucap Tiara di depan perut salma lalu mengusapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta papa sahabat ku
RomansaSalma gadis cantik ber umur 20 tahun yang sehari- harinya hanya menjaga toko kelontong milik ayahnya sendiri. Tiba-tiba di lamar oleh ayah dari sahabatnya sendiri yaitu Lingga pria 43 tahun. Penolakan yang di lakukan Salma tidak membuat Lingga berke...