bab 25

6.7K 164 2
                                    

Salma menunggu di ruangan milik Bram, yang berada di samping ruangan suaminya. Dia duduk di sana sembari duduk santai. Bram bilang, suaminya tak akan lama lagi selesai meeting dengan tamunya. Dan benar saja, pintu ruangan Bram terbuka dan kepala Bram menyembul dari balik pintu.

"Bu, pak Lingga udah selesai. Beliau menunggu di ruangannya." Seru Bram dari balik pintu. Salma segera menoleh dan menganggukkan kepalanya.

"Baik." Kemudian Salma berdiri dan berjalan keluar dari ruangan Bram menuju ruangan suaminya.

Dia membuka pintu yang bertuliskan 'Founder', kemudian dia masuk ke dalam. Dan dilihatnya sang suami sedang berdiri menyambutnya dengan senyum lebar.

"Ah, mas Lingga. Kenapa nggak ngasih tahu dulu kalau meeting? Harusnya tadi aku berangkat lebih siang lagi. Lumayan bisa tiduran dulu di rumah ." Salma memanyunkan bibirnya seraya memegang pinggangnya.

"Kenapa dipegangin?" Lingga mendekati istrinya.

"Pegel mas pinggangku." Keluh Salma, kemudian dia berjalan menuju sofa yang ada di situ.

"Maafin mas ya, tadi tamunya juga mendadak ke sininya. Sini mas pijitin." Lingga meraih tubuh istrinya untuk lebih dekat padanya. Kemudian dia mengelus pelan pinggang istrinya.

"Anak papa udah makan belum?" Lingga berpindah mengelus pelan perut istrinya yang terlihat sudah menonjol.

"Belum papa, mama nungguin papa yang lama banget." Jawab Salma menirukan suara anak kecil.

"Ayo kita makan." Lingga mendongakkan kepalanya, tersenyum lebar pada istrinya.

"He'em." Salma menganggukkan kepalanya, kemudian mereka berdua makan dengan lahap.

"Mas, habis ini aku mau pulang. Udah pengen tidur." Ucap Salma di sela-sela makan mereka.

"Sama mas, mas juga mau pulang." Lingga menganggukkan kepalanya.

"Apa mas udah nggak ada kerjaan lagi?" Salma mengerutkan dahinya menatap sang suami.

"Ada, tapi cuman sedikit. Bisa lah, dikerjakan di rumah nanti." Lingga mengibaskan satu tangan di depan wajahnya.

"Ya sudah." Jawab Salma pendek.

Tak membutuhkan waktu yang lama, mereka telah selesai makan siang. Kemudian Salma mengajak suaminya untuk segera pulang, karena Dirinya sudah merasakan kantuk dan ingin segera tidur. Pasangan suami istri yang baru beberapa bulan menikah itu terlihat berjalan menaiki lift. Ada beberapa karyawan yang menyapa mereka, lebih tepatnya menyapa Lingga. Kemudian ada salah satu pegawai Lingga yang menyapa mereka.

"Siang pak, ini istrinya ya?" Tanya pria paruh bayah tersebut.

"Oh iya, ini istri saya. Maaf ya kalian nggak tahu istri saya yang sekarang. Karena memang saya nggak ingin banyak orang yang tahu." Lingga terkekeh.

"Enggak papa pak, kok tadi banyak yang bilang istrinya bapak datang ke sini. Kan sebagian karyawan belum mengerti istri bapak, pernikahan bapak kan masih simpang siur kebenarannya di kalangan karyawan bawah. Jadi minta maaf jika memang ada sesuatu yang kurang berkenan dalam pertemuan pertama dengan istri bapak ini." Ucap pria paruh bayah tersebut dengan menundukkan kepalanya.

"Enggak papa, memang karyawan nggak banyak yang tahu tentang pernikahan saya. Saya kurang suka jika keluarga saya terlalu terpublis. Jadi biarlah seperti ini. Yang tau ya tau, yang nggak tau ya biarkan saja." Lingga tersenyum lebar kepada pria di depannya tersebut.

"Udah dulu ya pak, saya mau buru-buru pulang. Istri saya udah pengen cepet-cepet pulang." Sambung Lingga kemudian.

"Oh iya-iya pak, silahkan. Maaf menghentikan jalan bapak barusan." Pegawai tersebut memandang tak enak pada Lingga.

Cinta papa sahabat kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang