bab 39

5.3K 197 3
                                    

Lingga menatap istrinya yang sedang makan di restoran pilihan Tiara.

"Kenapa sih pa dari tadi lihatin terus?" tanya Salma yang merasa risih karena suaminya sejak tadi matanya terus mengawasi istrinya.

"Kamu sadar nggak sih laki-laki di ujung sana lihatin kamu terus." jawab Lingga sambil menunjuk dengan dagunya kearah laki-laki muda di ujung meja yang sedari awal mereka masuk laki-laki muda itu terus mencuri pandang pada Salma.

Salma menghela nafasnya, suaminya itu benar-benar pencemburu akut.

"Besok-besok kalo pergi jangan cantik-cantik deh ma."

"Papa udah tua tapi cemburunya ngalahin anak muda ya ma." Komentar Tiara yang sedari tadi menatap jengah papanya yang terlihat berlebihan.

"Emang kalo udah tua nggak boleh cemburuan, mama kamu itu masih muda kak wajar dong papa cemburu mama mu ini masih muda cantik nya bukan main lagi." Sahut Lingga dengan matanya mengawasi istrinya.

Seusai beres menyuapi Arga. Ia menarik nafasnya kasar, suaminya itu kalo sudah Cemburu benar-benar tidak melihat tempat dan kondisi.

"Yaudah gantian aja Mas yang duduk di sini." Ucap Salma yang sudah malas melihat suaminya terus menerus menatap nya seperti maling.

"Yaudah sini pindah!" Lingga menyetujui usulan istrinya itu.

"Udah punya anak juga masih aja cemburuan." Gerutu Salma yang masih bisa di dengar oleh Tiara dan Lingga.

"Bang Arga sama papa dulu sini, mama mau makan itu nak." Lingga menenangkan anaknya yang tidak mau mama nya menjauh dari jangkauannya.

"Rewel kan sekarang anaknya. Cemburu mulu sih bapaknya." Gumam salma yang memilih diam menikmati makanannya.

"Ma tapi seriusan deh cowo di ujung sana yang lihatin mama itu ganteng loh!" Seru Tiara membuat Lingga semakin naik darah mendengar anaknya memuji laki-laki itu dengan terang-terangan.

"Kamu ya kak, udah punya tunangan juga masih aja lirik laki-laki lain. Gak boleh kaya gitu siapa sih yang ngajarin begitu?" Sahut Lingga setelah berhasil memindahkan Arga dari baby chair ke pangkuannya.

"Ihh.. Papa tuh kaya nggak pernah diem-diem lirik cewe cantik aja?" Ucap Tiara membuat Salma menatap tajam suaminya.

"Kapan Kak, kamu tau?" Tanya Salma yang matanya menatap tajam suaminya.

"Tuh kan mama aja nggak tau, emang lihai banget mantan duda ini ma." Tiara geleng-geneng kepalanya melihat mama sambungnya juga sama cemburuan.

"Jangan asal ngomong ya kamu kak. Papa nggak pernah sekalipun lirik cewe lain selain mama kamu!"

"Iya, iya. Becanda ma becanda. Lagian papa itu bucin banget ma, mana mungkin dia lirik cewe lain" tutur Tiara yang mendapati tatapan tajam dari kedua orang tuanya.

"Kalian memang pasangan serasi, sama-sama cemburuan." ringis Tiara yang tidak di gubris oleh mama papanya.

****

Lingga sekeluarga sudah berada di kediaman mereka. Salma dan Tiara sedang bermain bersama Arga di ruang keluarga sedangkan Lingga di sibukkan dengan pekerjaan nya di layar laptop.

"Ma, besok papa harus ke bandung pagi-pagi biar malamnya udah bisa pulang lagi ke sini." ucap Lingga membuat Salma langsung menoleh ke suaminya yang duduk di sofa ruang keluarga.

"Papa nggak nginep aja di bandung?" tanya Salma.

"Gak usah lah orang cuma mau mantau kantor cabang di sana aja kok bisa lah langsung pulang juga." jawab Lingga sambil menghampiri istri dan anaknya yang sedang duduk di karpet.

"Nanti malam ngecas ya ma" bisik Lingga membuat Salma mencubit perut suaminya sampai mengaduh kesakitan.

"Sakit loh ma, main cubit-cubit aja ih."Lingga mengaduh kesakitan

"Makanya mulutnya di jaga!"

"Iya, iya mama."

"Besok kamu ke kerja ke kantor kak?" tanya Salma pada Tiara

"Iya." jawab Tiara

"Pa, wisuda ku nanti kita Foto keluarga ya?" tanya Tiara pada papanya yang sedang bermain dengan Arga.

"Iya. Papa udah sewa photografer terbagus dan juga studio foto buat kita foto nanti kak." jawab Lingga yang memang sudah menyiapkan semua itu khusus untuk Tiara.

Tiara tersenyum lebar papa nya itu memang selalu sigap dengan semua yang di butuhkan oleh keluarganya.

"Makasih papa" ucap Tiara yang memeluk papanya.

"Abang Arga juga mau di peluk itu kak." timpal Salma yang melihat Arga merangkak ke arah papa dan kakaknya yang sedang berpelukan.

"Ihhh.. Ini ayahnya kak Tiara." sahut Tiara yang melihat wajah menggemaskan Arga yang mengerlingkan matanya seperti menahan tangis.

"Uuu... Sini-sini bang Arga peluk papa juga." Lingga meraih anaknya dan di dudukan di pangkuannya.

"Ihh... Papa nggak seru banget belum nangis itu Arga nya pa" protes Tiara pada papanya

"Kamu tuh senengnya bikin nangis adiknya." timpal Salma membuat Tiara tersenyum lebar.

"Habis nya Arga lucu sih kalo nangis ma." sahut Tiara membuat Salma dan Lingga gelang-gelang dengan alasan Tiara.

****

"Besok ke bandung di temenin sama Bram apa Citra?" tanya Salma yang duduk di sofa kamarnya. Baru saja ia berhasil menidurkan Arga.

"Udah tidur Arga?" bukan menjawab pertanyaan istrinya Lingga malah memberi pertanyaan lain.

"Udah."

Lingga menyeringai menatap istrinya dengan lembut lalu menarik tubuh Salma agar duduk di pangkuannya.

"Jawab dulu mas besok pergi sama siapa?" tanya Salma yang sudah duduk di pangkuan Lingga.

"Sama Bram mama sayang. Citra itu asisten di kantor aja, beda sama Bram asisten yang selalu ikut kemana mas pergi." papar Lingga membuat Salma menganggukan kepalanya.

"Jadi gimana mau langsung tempur nih?" tanya Lingga yang mencium lembut pipi istrinya.

"Ihh apaan sih mas. Semalam kan udah masa sekarang mau lagi?"

"Besok kita sehariaan loh nggak ketemu ma" bujuk Lingga yang mulai menaikan tangannya ke baru istrinya.

"Besok kamu pergi pagi mas nanti kalo telat gimana udah besok malam lagi aja." balas Salma saat suaminya itu mulai meniup-niup daun telinganya.

"Main sebentar aja ma terus langsung bobo" Lingga mulai menjilati leher istrinya.

Salma menahan untuk tidak mengeluarkan desahannya saat tangan suaminya itu mulai membelai dadanya dari luar kaos yang di pakainya.

"Nolak suami itu dosa loh ma." ucap Lingga yang mulai memasukan tangannya kedalam baju Salma.

"Ahhh... Papaaaaa..." lenguh Salma yang sudah tidak tahan lagi menahan desahan saat tangan satu suaminya mulai membelai bagian senstifnya di bawah.

"Jangan keras-keras nanti anak kita bangun sayang."

"Hmmm...." Salma mengalungkan kedua tangan nya di leher suaminya.

"Udah basah katanya tadi nggak mau" Lingga mulai melepaskan baju Salma dan membaringkannya di sofa agar ia bisa melepaskan pakaiannya lebih leluasa.

"Jangan di lihatin gitu mas..."  dengus Salma saat Lingga menatapnya lamat-lamat istrinya yang sudah tidak tertutupi sehelai benang pun.

"Kenapa? Mama mau langsung coba di atas?"

"Ihh.. Apaan sih mas, jangan di lihatin mulu cepetan!" seru Salma yang membuat Lingga terkekeh

"Tadi bilang nggak mau sekarang mama yang paling semangat" Lingga tersenyum lalu melumat bibir Salma itu sebelum istrinya mengomelinya.

Tanpa basa-basi lagi Lingga pun memulai pergumulan mereka.

Cinta papa sahabat kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang