2 • First Step

19.5K 727 26
                                    

°°°Vote and Comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°
Vote and Comment

|||

||

***

Waktu Bagas masuk ke kamar sebelah, istrinya itu tertidur, sesuai dengan apa kata Mami. Ia mendekat lalu berjongkok samping tempat tidur. Wajahnya mendekat dan menatap lekat wajah yang terlelap itu.

Ada garis air mata di wajahnya yang masih belepotan makeup.

Tanpa ragu ia mengangkat tubuh itu. Aruna agak mengerang sebelum mengubur wajahnya di dada Bagas; mencari kenyamanan.

Bagas memerah ke telinga.

Ia mendesis. Berusaha menghembuskan napas dengan tenang, menetralkan debaran di dadanya.

Bagas kan laki-laki dewasa. Ada seorang wanita cantik, di pelukannya, terlebih istrinya sendiri!

Kalau dipikir-pikir, Bagas sudah halal untuk melakukan apapun yang ada di kepalanya pada gadis itu.

"Kamu harus tanggung jawab nanti." bisiknya di telinga gadis itu.

.

.

.

Bagas lupa kamarnya baru dipakai perang tadi. Ia masih berdiri dengan Aruna masih di pelukannya. Memandang bingung pada ranjang yang sudah tak berbentuk. Kusut. Bantal dan guling tadi sudah terburai isinya.

Aruna tidak akan nyaman tidur di ranjang itu.

Sambil tetap membawa istrinya di pelukan, Bagas keluar. Mencari seseorang, siapapun deh buat dimintai tolong merapikan ranjangnya terlebih dahulu.

Bibi yang lewat membawa air minum terkejut. Sebelumnya, nyonya besar memintanya membawakan air untuk diletakkan di kamar sebelah kamar pengantin; tempat sebelumnya Aruna tertidur.

"Bi, boleh minta tolong untuk merapikan spreinya?" Bagas berkata dengan suara pelan. Ia khawatir Aruna terbangun.

Bibi, yang baru melihat anak majikannya membawa-bawa perempuan di pelukannya masih membeku. Ia cuma mematung memandangi Bagas.

"... Bibi?" Kening Bagas mengerut. Ia mulai kesemutan karena menggendong Aruna sejak tadi. Tubuhnya juga lelah, ingin mandi dan tidur.

"Ah baik, Tuan Muda. Saya rapikan sekarang." Dengan sigap bibi masuk, meletakkan segelas air yang tadi ia bawa di atas nakas samping tempat tidur. Lalu segera menyingkirkan bantal dan guling yang terburai kemana-mana itu. Dalam hati bingung, apa yang telah terjadi dengan kamar pengantin yang seharusnya penuh keromantisan itu.

Tidak lama sampai semua itu beres. Bantal dan guling yang rusak tadi juga sudah diganti dengan yang baru.

Bagas yang tadi menunggu sambil duduk di sofa dengan masih memangku Aruna segera berdiri, dengan hati-hati ia tidurkan Aruna di ranjang yang sudah bersih dan rapi.

Husband MaterialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang