Rank #1 romance-comedy (2 November 2024)
21+
Bagasaharja Mustaf tiba-tiba harus menikahi perempuan pilihan ibunya atas nama tanggung jawab.
Kesal? Tentu saja.
Ia bahkan sudah punya gebetan lho!
Tapi ia tidak punya pilihan selain menurutinya. Lagipul...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• Your Vote and Comment •
is My Moodbooster
Kalau ada typo tolong tandai😚
|||
||
|
•••
"Rileks, Runa..."
Aruna mengerang tertahan. Bisik seduktif itu berbarengan dengan susupan jari panjang milik Bagas memasuki robe bagian bawahnya. Membuat pahanya kegelian.
Dijambaknya rambut Bagas setiap pria itu menggeser bibirnya dari leher sampai pundak. Tak lama sampai kepala pria itu turun belahan dadanya yang tidak mengenakan apa-apa.
Tadi setelah mereka selesai dari spa dan berciuman dengan panas mereka kembali ke kamar—Bagas menggeretnya dengan tidak sabar—Aruna yang tidak biasa berendam dengan bunga membilas tubuhnya sekali lagi. Ia baru membasuh wajahnya ketika Bagas mendobrak masuk pintu kamar mandi hotel, menggendongnya yang meronta kaget dan langsung menindihnya di atas ranjang.
"Aku tidak bisa menunggu lebih lama, Aruna..."
Sejak cumbuan intens sebelumnya, Aruna tau apa yang diminta suaminya. Ia bahkan berteriak mengiyakannya dengan pasrah.
Tapi bukan berarti ketakutannya menghilang.
Rasa malu, takut, panas jadi satu mengelilingi perasaannya untuk berteriak pada Bagas, kalau bisa berlari sejauh mungkin untuk bersembunyi.
Tubuhnya terasa aneh. Semakin Bagas mengelusnya dengan kedua tangannya yang panjang dan tebal itu. Semakin panas dan menggelitik. Hasratnya sudah diujung batas. Hingga ia bisa-bisanya pasrah saja melihat satu tangan pria itu meremas buah dadanya sedangkan yang satu mengusap bongkahan pantatnya.
Ia tak tau bahwa orang dewasa melakukan hal seperti ini. Untuk memuaskan dahaganya—maksudnya, ia juga tidak polos. Ia tau adegan seperti ini muncul di film biru yang ditonton teman-teman sekolahnya dulu.
Tapi... ini terlalu panas.
"Angh!" Desahan itu lolos saat Bagas menggigit putingnya. Mata Bagas terpejam; begitu menikmati bagian yang belum pernah mengeluarkan air susu itu.
Aruna tak mengerti kenapa Bagas bisa-bisanya mengemuti bagian itu dengan serius. Pipinya merona dengan air mata yang sudah menggenang.
Padahal, wajah Bagas bukan tipikal yang sepertinya akan melakukan hal seperti ini. Ia tak menyangka suaminya bisa berubah begitu... liar.
"Mas angh! K-kamu—apa ini?!" Rengekannya terdengar frustasi melihat kepala Bagas semakin turun. Robenya sudah luluh lantah sedangkan si suami masih terlihat santai bertelanjang dada dengan celana piyama yang ia kenakan.