Rank #1 romance-comedy (2 November 2024)
21+
Bagasaharja Mustaf tiba-tiba harus menikahi perempuan pilihan ibunya atas nama tanggung jawab.
Kesal? Tentu saja.
Ia bahkan sudah punya gebetan lho!
Tapi ia tidak punya pilihan selain menurutinya. Lagipul...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• Your Vote and Comment •
is My Moodbooster
Kalau ada typo tolong tandai😚
|||
||
|
•••
Ada hal yang selalu ditekankan oleh kakak Aruna sejak ia mencapai usia remaja.
Berdekatan dengan pria asing berbahaya. Berpacaran dengan makhluk bernama laki-laki juga tidak kalah berbahaya.
Semua laki-laki brengsek, serigala dan licik exclude dirinya sebagai kakak Aruna.
Kalau ditanya kenapa oleh Aruna, jawabannya selalu sama.
"Mereka itu makhluk mesum, Aruna. Pikiran mereka kotor. Pokoknya Aruna nggak boleh dekat dengan laki-laki. Nanti, kalau Aruna sudah cukup umur. Kakak yang menilai mereka pantas atau nggak buat kamu."
Aruna selalu menerima ceramah panjang. Apalagi kalau ia bercerita ada teman laki-laki di sekolahnya yang memberikan surat atau pesan teks berisi kalimat gombalan.
"Berani sekali mereka deketin kamu! Pokoknya kalau ada yang begini lagi Aruna lapor ke Kakak, ya!"
Bagi Aruna yang cuma punya kakak satu-satunya, ia menurut.
Maka sampai kuliah, dia tak pernah merasakan yang namanya pacaran. Meski dia tak takut pada makhluk yang kata kakaknya berbahaya itu. Bagaimanapun, kakaknya juga seorang pria.
Kalau Aruna kadang tak terima kakaknya terlalu protektif. Dia pasti akan membela diri.
"Semua pria brengsek kecuali Kakak. Pokoknya kalau Aruna menikah nanti, Kakak harus menilai mereka dulu!"
Selalu begitu.
Mana tau, di masa depan ia malah dinikahkan dengan anak teman orangtua mereka.
Sudah ia katakan 'kan bahwa tak takut apalagi trauma pada pria.
Baginya mereka hanya makhluk yang sama-sama hidup di dunia. Jadi, selama ini ia hanya mengikuti keinginan kakaknya. Menghargai kakaknya yang mau melindungi dirinya.
Hanya saja, karena tak pernah diperlakukan seperti ini—tidak ada yang berani saat kakaknya masih hidup—ia canggung setengah mati.
