Chapter 0
Di tengah panas terik musim panas, keluarga Alice melintasi jalan berbatu dengan kereta penuh barang. Pemandangan itu tampak mencolok di tengah pemandangan kuno. Matahari sangat terik, menyinari mereka tanpa ampun, saat mereka menuju kota Pontevedra, sebuah kota tua yang penuh sejarah dan rahasia. Kereta yang mereka bawa berderit-derit, membawa barang-barang yang menjadi sumber penghidupan mereka, sementara guncangan kereta seolah menggambarkan ketidakpastian hidup mereka yang selalu berpindah-pindah.
Saat kereta berjalan, Alice memandang jauh ke cakrawala, berpikir tentang kota-kota yang telah mereka lewati dan apa yang akan menanti mereka di Pontevedra. Ayahnya, dengan tangan yang kuat dan sudah terbiasa, mengendalikan kuda dengan lihai. Kakak laki-lakinya, yang selalu serius, membantu menjaga barang-barang mereka.
Alice memiliki rambut pirang yang bergelombang, berkilauan di bawah sinar matahari dan membingkai wajahnya dengan cantik. Matanya berwarna biru seperti es, menyimpan rahasia yang membuatnya tampak menarik. Dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi tapi juga tidak pendek, Alice terlihat anggun dan menawan.
Ayahnya adalah seorang pedagang yang sudah berpengalaman, yang terbiasa mengendalikan kuda dengan baik. Kakaknya yang pendiam selalu siap menjaga barang-barang mereka dengan baik.
Sementara itu, di dalam kastil Wode, Peter, seorang keturunan tidak sah dari keluarga bangsawan wangsa Wode, berbaring di atas kasur mewah. Matanya penuh kesedihan, memandang kosong ke arah depan, karena dia sedang menghadapi tanggung jawab baru yang sangat berat. Selama bertahun-tahun, dia belajar bersama para pendeta, dan sekarang setelah saudara tirinya meninggal, dia harus menjadi pewaris Viscount Ferdinand. Meski dia adalah keturunan bangsawan, sebutan 'anak haram' selalu mengikuti hidupnya, membuat segala usahanya tampak sia-sia. Sekarang, sebagai pewaris, dia harus menanggung beban harapan keluarga.
Nasib Alice dan Peter perlahan saling bertautan, meski mereka belum saling bertemu. Hati Alice yang bebas bertabrakan dengan beban tanggung jawab Peter. Di kota Pontevedra yang ramai, di mana cinta sering berbisik di antara jalan-jalan berbatu, muncul godaan yang sulit dihindari.
Saat kereta keluarga Alice mendekati kota itu, ketegangan antara dua dunia ini semakin besar. Di tengah aturan keras masyarakat feodal, cinta yang mulai tumbuh antara Alice dan Peter harus berjuang di bawah pengawasan ketat, dan kisah mereka adalah tentang romansa, hasrat dewasa, dan akhirnya, patah hati yang tak terhindarkan.
Chapter 1
Aula besar di Kastil Wode dipenuhi dengan suara pesta besar, merayakan kembalinya pewaris tunggal keluarga Wode. Ruang makan penuh dengan bangsawan yang memakai pakaian mewah, dan suasana dipenuhi dengan kegembiraan.
Saat pesta berlangsung, John si Pedagang sedang berbicara dengan Lady Beatrix, seorang Viscountess sementara. John menawarkan barang-barang berharga dari Flanders dan Inggris, seperti bulu, wol, dan rempah-rempah yang harum. Di tengah semua pembicaraan penting ini, Alice, yang tidak sengaja ikut terjebak dalam lingkungan bangsawan, berkeliaran di taman kastil, melihat-lihat dengan takjub.
Alice kehilangan ibunya sejak kecil, jadi dia tumbuh tanpa sosok ibu. Dia menjalani hidup bersama ayah dan kakak laki-lakinya. Karena tidak terbiasa dengan kehidupan di istana, Alice sangat tertarik pada taman kastil, tempat yang indah dengan mawar-mawar yang mekar.
Di sudut taman, di bawah pohon besar, Alice melihat seorang pria yang sedang tidur. Karena tidak tahu aturan atau tata krama bangsawan, Alice mendekati pria itu dan menyibakkan daun-daun kering dari rambutnya yang acak-acakan.
Pria ini tampak seperti seseorang dari daerah Mediterania. Bulu mata panjang, alis tebal, hidung mancung dan rambutnya yang berwarna cokelat gelap bergelombang membingkai wajahnya dengan indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under a Dimmed Sun - Bahasa Indonesia [R15]
RomanceKisah ini menceritakan tentang cinta terlarang antara putri seorang pedagang dan pewaris tidak sah dari bangsawan wangsa Wode yang terhormat. Keduanya diam-diam sering bertemu. Namun, seiring dengan waktu, perasaan mereka satu sama lain berkembang...