Chapter 39
Hari itu dimulai dengan angin musim gugur yang sejuk, hari itu merupakan hari kepergian Tuan Richaud dan Edward menuju ibu kota. Langit, yang dipenuhi dengan warna oranye hangat dan biru lembut, membawa janji hari yang cerah. Halaman, dihiasi dengan daun-daun musim gugur yang berwarna-warni, mencerminkan perubahan musim.
Ketika waktu keberangkatan mendekat, para anggota keluarga berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal. Nyonya Mohn, berdiri dengan anggun, mengharapkan perjalanan yang aman untuk suami dan anak sulungnya. Udara dipenuhi dengan campuran antisipasi dan nuansa formalitas yang halus.
Alice, berdiri di belakang, mengamati pemandangan dengan campuran rasa ingin tahu. Para pelayan, berbaris dengan formasi hormat, menyampaikan ucapan selamat tinggal dan membungkuk saat sosok-sosok yang akan pergi bersiap untuk meninggalkan tempat.
Tuan Richaud, mengenakan pakaian kebangsawanan, memancarkan kewibawaan saat ia menaiki kudanya. Edward, yang juga berpenampilan rapi, menunjukkan rasa tanggung jawab. Keluarga menyaksikan saat kedua sosok tersebut berkuda melewati gerbang mansion, siluet mereka perlahan-lahan menyatu dengan jalan yang berkelok-kelok.
Nyonya Mohn kembali ke dalam mansion. Suasana berubah, menandakan kembalinya rutinitas, meskipun dengan kesadaran akan perubahan yang menanti di ibu kota.
...
Pintu perpustakaan berderit terbuka, menampilkan kedatangan Alice ke ruangan tersebut. Aroma kertas tua dan kayu yang dipoles menyambutnya saat ia melangkah masuk. Cahaya matahari menerobos melalui jendela tinggi, menerangi rak-rak oak gelap yang dipenuhi dengan buku yang berisi pengetahuan berusia berabad-abad.
Albert, dikelilingi oleh tumpukan kertas yang kini memenuhi meja di dekat jendela tinggi, mengangkat kepala dengan ekspresi tegas. Tanggung jawab mengelola urusan keluarga terasa berat di bahunya karena ketidakhadiran ayah dan saudara laki-lakinya. Mata hijaunya menatap tajam ke arah Alice, seolah menembus suasana tenang di perpustakaan.
Albert: "Kamu terlambat, Alice."
Alice, dengan ekspresi campuran permohonan maaf dan tekad, menjawab, "Maaf, Tuan Albert. Saya akan segera mengejar ketertinggalan."
Rak-rak tinggi, dipenuhi dengan volume pengetahuan, menyaksikan peralihan saat Albert, dengan rambut pirangnya yang sedikit berantakan, tenggelam dalam tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh ketidakhadiran kerabatnya. Udara bergetar dengan ketegangan tanggung jawab, dan desiran lembut kertas menjadi soundtrack baru dari suasana ruangan.
Albert dengan cermat mengatur jadwal pertemuan, mengelola administratif wilayah, pertanian, dan usaha pertambangan yang merupakan bagian dari bisnis wangsa Mohn. Beban mengelola aset keluarga yang luas dan memastikan kemakmurannya menjadi tanggung jawab utama di bahunya. Albert, dengan alis berkerut dan tekad yang fokus, mengarahkan warisan Mohn melalui tantangan pemerintahan penuh.
Ruangan bergetar dengan energi tanggung jawab saat Albert secara metodis mengatur urusan keluarga, setiap tindakannya merupakan bukti beban yang ia tanggung sebagai patriark yang menggantikan ayah dan saudara laki-lakinya.
Albert, merasakan berat tanggung jawabnya saat ini, merasakan gelombang tugas yang mengancam untuk menenggelamkannya. Dalam momen kerentanannya, ia mengarahkan Alice, asistennya, untuk membantu berbagai aspek dari beban kerja yang menuntut.
Albert: "Alice, ambil buku-buku besar itu dari rak. Kita perlu memeriksa akun-akun."
Alice, yang selalu patuh, segera mematuhi, mengambil buku-buku besar dengan anggukan.
Albert: "Dan ambil peta operasi pertambangan kita. Kita perlu merencanakan kunjungan yang akan datang."
Alice, dengan buku-buku besar di tangannya, bergegas untuk mengambil peta, menyadari urgensi dalam suara Albert.
![](https://img.wattpad.com/cover/376447551-288-k46788.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Under a Dimmed Sun - Bahasa Indonesia [R15]
RomanceKisah ini menceritakan tentang cinta terlarang antara putri seorang pedagang dan pewaris tidak sah dari bangsawan wangsa Wode yang terhormat. Keduanya diam-diam sering bertemu. Namun, seiring dengan waktu, perasaan mereka satu sama lain berkembang...