Chapter 13 - 15

75 10 0
                                    

Chapter 13

Setelah perayaan rakyat yang meriah, Pontevedra kembali tenang. Namun di dalam kastil, Peter berjuang dengan kehidupannya yang penuh tekanan—seorang pewaris bangsawan yang sebenarnya mendambakan cinta yang sederhana.

Viscount Ferdinand telah meninggal, meninggalkan semua urusan di tangan adiknya, Viscountess Beatrix—termasuk masa depan Peter. Beatrix mengatur pertemuan dengan Teresa, seorang gadis bangsawan. Pertemuan ini berlangsung di aula besar kastil yang dihiasi dekorasi mewah. Harapan keluarga menggantung berat di atas pundak Peter saat ia bersiap bertemu Teresa.

Teresa, gadis bangsawan berambut coklat gelap dan berpenampilan anggun, masuk ke aula dengan penuh percaya diri. Tatapan matanya yang tenang bertemu dengan Peter, menandakan pertemuan formal khas bangsawan.

Viscountess Beatrix: "Peter, pertemuan dengan Teresa ini akan memperkuat hubungan kita dengan keluarganya. Ini demi kejayaan keluarga Wode."

Beban tanggung jawab keluarga terasa berat di hati Peter, yang terbelah antara kewajiban keluarga dan keinginannya sendiri. Saat Peter dan Teresa berbincang dengan sopan, suasana dipenuhi tekanan dari harapan warisan.

Teresa: "Tuan Peter, cerita tentang pencapaianmu sudah sampai ke keluarga kami. Merupakan kehormatan bisa bertemu pewaris Wode."

Percakapan mereka seperti dialog yang sudah diatur, penuh kesopanan yang menyembunyikan perasaan tersembunyi di balik topeng kebangsawanan.

Di tengah formalitas, Teresa melihat tatapan jauh di mata Peter, seolah ada sesuatu yang mengganggunya.

Teresa: "Apakah ada yang mengganggumu, Tuan Peter? Dalam tradisi keluarga kita, kejujuran adalah dasar dari semua aliansi."

Peter, sedikit terkejut oleh ketulusan Teresa, ragu-ragu sebelum menjawab dengan hati-hati.

Peter: "Nona Teresa, harapan keluarga seringkali membayangi keinginan pribadi. Dalam hidup kita, tugas sering kali menutupi apa yang sebenarnya kita inginkan."

Teresa, dengan pandangan mengerti, mengangguk memahami.

Teresa: "Tuan Peter, jalan yang kita lalui memang penuh dengan tanggung jawab. Semoga hubungan kita bisa melanjutkan warisan keluarga kita."

Saat pertemuan ini berlanjut, Peter berjuang dengan keputusan yang ada di depannya. Di tengah tuntutan keluarga, ia harus memilih antara tradisi dan apa yang sebenarnya diinginkan hatinya.

Chapter 14

Di bawah sinar matahari yang lembut di taman Alice, pesta kecil sedang berlangsung untuk merayakan ulang tahun Alice. Peter, dengan senyum di wajahnya, memulai perayaan itu.

Peter: "Alice, hari ini bukan hari biasa. Ini adalah hari di mana matahari bersinar lebih terang untuk merayakan keberadaanmu."

Alice, tersenyum dengan main-main, mengangguk dengan pura-pura terkesan.

Alice: "Oh, Peter, kamu tahu cara membuat seorang wanita merasa istimewa. Apa rencana besarmu untuk pertemuan ini?"

Peter, matanya penuh kasih sayang yang tidak terucap, mengeluarkan sebuah kotak kecil berlapis beludru dari sakunya. Dia menyerahkannya kepada Alice dengan senyuman hangat yang menyamai sinar matahari di sekitar mereka.

Peter: "Untuk seseorang yang menerangi hidupku, ini adalah tanda kecil untuk mengingatkanmu bahwa bahkan di bawah sinar matahari, kamu tetap yang paling bersinar."

Alice, berpura-pura terkejut, menerima pendant itu dengan senyum lebar.

Alice: "Wah, Tuan Peter, saya merasa sangat terhormat. Permata ini seindah pujianmu."

Under a Dimmed Sun - Bahasa Indonesia [R15]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang