Chapter 5

374 53 0
                                    

Setelah selesai urusannya dengan anak kecil yang Ia tabrak tadi, Gio langsung pulang kerumahnya. Sebelumnya Gio terlebih dahulu mengantarkan anak kecil itu dan juga Shani pulang kerumah mereka. Cukup melelahkan bagi Gio mengurus semua masalah yang menimpanya pada malam ini. Ia tak menyangka kalau masalah ini terjadi padanya, dan karena masalah ini dia juga hampir menjadi tahanan polisi karena telah melakukan penabrakan pada orang lain.

Mungkin malam ini adalah malam keberuntung bagi Gio, pasalnya jika dosennya itu tak datang  tepat waktu, maka kemungkinan saat ini dia tak bisa pulang kerumahnya dan akan menetap di jeruji besi penjara. Walaupun keduanya sering bertengkar, tapi malam ini mereka mencoba untuk akur dan bekerja sama demi menyelamatkan Gio dari pidana karena kelalaiannya sendiri.

Setelah lega dengan semuanya, mereka berdua memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing. Awalnya Shani memang menolak untuk diantarkan pulang oleh Gio, namun karena ingin membalas kebaikan Shani yang telah membantunya, Gio tetap kekeh memaksa agar Shani mau pulang bersamanya. Ya berhubung malam semakin larut dan kebetulan juga supir pribadi Shani sudah terlebih kembali kerumahnya, maka mau tak mau Shani menerima tawaran Gio dan akhirnya mereka berdua pun pulang bersama.

Sesampainya dirumah,Gio langsung dibukakan pintu pagar oleh satpam rumah nya yang bernama Jaka. Setelah masuk kedalam pekarangan rumahnya, kebetulan dia mendapati kedua orang tua nya baru saja turun dari mobil dan hendak masuk kerumah mereka.

"Loh papa sama mama habis dari mana?" tanya Gio usai keluar dari mobilnya.

"Ah Ini kita tadi rencananya pengen makan diluar, terus ga sengaja ketemu sama teman SMA papa. Jadinya kita makan bersama deh di restauran,sekalian silahturahmi juga" jawab Naila, mamanya Gio, lalu dibalas Gio dengan ber oh ria.

"Yaudah ma, kalau gitu papa kekamar duluan ya. Papa mau langsung istirahat" sahut Arsalan dengan ekspresi wajah yang tampak kusut.

"Iya pa" jawab Naila.

Tanpa berbicara lagi, Arsalan langsung masuk kerumahnya terlebih dahulu tanpa menunggu istri dan anaknya.

"Papa kenapa ma?" tanya Gio yang sadar dengan sikap papa nya itu.

Kemudian Naila mengusap pundak anaknya sambil tersenyum,lalu berkata,"Kita bicara didalam aja ya nak" ajaknya dan langsung dianggukan oleh Gio.

***

"Ma, ada apasih sama papa? Kok kelihatannya kayak murung gitu" tanya Gio kembali usai duduk disofa ruang tamu rumah mereka.

Naila menghela napasnya panjang, kemudian menjawab,"Jadi gini Gio, tadi itu papa sama mama memang ga sengaja ketemu sama teman SMA papa kamu,terus akhirnya kita memutuskan untuk makan malam bersama teman papa kamu dan istrinya. Selain makan bersama, kita juga sempat mengobrol-ngobrol tentang kabar keluarga kita masing-masing, ya sembari melepas rindu juga karena kan papa kamu emang sudah lama ga ketemu dengan temannya itu. Tapi ada pembahasan yang membuat papa kamu jadi kepikiran"

"Pembahasan apa?" tanya Gio penasaran.

"Pembahasan tentang— perjodohan kamu dengan anaknya teman papa kamu" jawab Naila tampak ragu.

"Perjodohan? Maksudnya?" tanya Gio lagi.

"Iya nak, jadi gini. Dulu papa kamu dan temannya itu sangat dekat, bahkan mereka sudah saling menganggap seperti saudara"

Flashback on

#Kantor polisi

"Pak saya beneran ga melakukan itu pak, saya difitnah" bantah seorang remaja pada seorang petugas kepolisian.

"Maaf saudara Arsalan, kali ini anda tidak bisa beralasan lagi. Karena dari semua bukti menjelaskan kalau anda benar-benar telah melakukan pencurian itu" balas polisi itu remaja tadi yang tak lain adalah Arsalan.

𝐀𝐜𝐜𝐢𝐝𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥 𝐥𝐨𝐯𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang